Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kebajikan demi Memberi Bantuan


“Kehidupan saya sungguh sangat sulit. Karena kondisi kesehatan saya, banyak hal yang tidak bisa saya lakukan. Saya ingin berterima kasih pada kalian. Berkat beras kalian, keluarga saya bisa bertahan hidup,” ujar Evermore Kunhonga, seorang warga.

Orang-orang yang kelaparan sungguh menderita. Kondisi mereka sungguh memilukan. Meski hidup di dunia yang sama, tetapi kita dapat menikmati makanan yang lezat. Jadi, kita hendaklah bersyukur. Kepada siapa kita hendaknya bersyukur? Kita hendaknya bersyukur kepada semua orang, semua sumber daya alam, dan bumi.

Sungguh, kita bisa menikmati aneka makanan berkat perpaduan berbagai sebab dan kondisi. Tanaman pangan bisa bertumbuh berkat adanya sinar matahari, udara, tanah, dan air hujan. Selain itu, juga berkat adanya petani yang giat menggarap sawah, menabur benih, dan bersungguh hati menyiangi rumput. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh panen berlimpah dan kita pun bisa makan kenyang.

Kita menikmati hasil dari kerja keras para petani. Tentu saja, cuaca yang bersahabat juga sangat penting. Jadi, kita hendaklah ingat bahwa kebutuhan kita tidak terpenuhi begitu saja. Berkat kerja keras banyak orang dan perpaduan berbagai sebab dan kondisi, barulah kebutuhan kita bisa terpenuhi dan kita bisa hidup tenteram dan nyaman saat ini.


Saya sering berkata bahwa jika ada kertas yang baru terpakai satu sisi, kita masih bisa memanfaatkan sisi lainnya untuk menulis dengan pensil, pulpen, dan mopit. Saya sangat menghargai kertas. Mengapa saya begitu menghargai kertas? Karena saya tahu bahwa kertas terbuat dari bubur kertas dan bubur kertas terbuat dari pohon. Pohon berasal dari hutan yang bermanfaat untuk konservasi air dan tanah di pegunungan. Jika kita boros dalam penggunaan kertas, kertas akan habis dengan cepat sehingga semakin banyak pohon yang ditebang untuk menghasilkan bubur kertas.

Kini populasi dunia sangatlah besar. Jika kita tidak bersungguh-sungguh mewariskan pandangan, pemikiran, dan edukasi untuk mengasihi sumber daya alam, berapa lama lagi Bumi ini dapat menyediakan sumber daya alam untuk kebutuhan manusia? Jika kita terus mengikis berkah tanpa menghargai dan kembali menciptakan berkah, kita tak akan lagi dipenuhi berkah di kehidupan mendatang. Tanpa berkah, kita akan hidup kekurangan.

Sebagai umat Buddha, kita harus memahami hukum sebab akibat. Pandemi Covid-19 entah akan berlangsung berapa lama. Penyebab pandemi ini adalah pola makan manusia. Hingga kini, semua orang masih harus mengenakan masker. Sesungguhnya, virus penyakit ini semula sudah ada dalam tubuh hewan. Manusialah yang mengusik hewan dengan mengonsumsi daging mereka.


Untuk bertahan hidup, manusia perlu makan. Namun, alam telah menyediakan beragam tanaman pangan bagi manusia, perlukah manusia menyembelih hewan demi mengonsumsi dagingnya? Tidak perlu. Kita bisa melihat bumi yang hijau. Pohon, rumput, dan sayuran bisa dijadikan sebagai obat. Saat lapar, juga ada tanaman pangan yang bisa mengenyangkan perut kita.

Kita bisa melihat orang-orang yang kelaparan dan kekurangan. Di seluruh dunia, sebelas orang meninggal karena kelaparan setiap menit. Berapa banyak orang yang meninggal karena kelaparan setiap hari? Saya sering berkata bahwa kita hendaknya makan 80 persen kenyang dan menyisihkan 20 persen untuk menolong sesama. Dengan sedikit berhemat, kita dapat menolong orang lain. Jadi, menghargai berkah sangatlah penting. Dengan mengulurkan tangan, kita bisa menolong orang yang membutuhkan.

Beberapa hari lalu, saya melihat keindahan Taiwan di tengah pandemi. Ada banyak orang yang menyambut seruan kita untuk mendukung pembelian vaksin dengan berdonasi sesuai kerelaan masing-masing. Saya sungguh sangat bersyukur. Tanpa dukungan orang-orang, bagaimana Tzu Chi bisa seperti sekarang? Karena itu, saya bersyukur setiap hari.


Saat ini, kita harus membeli vaksin Covid-19. Sesungguhnya, saya tidak pernah bertanya apakah kita memiliki dana. Saya hanya berpikir untuk menolong orang yang membutuhkan. Saat bencana terjadi, kita segera menghimpun kekuatan orang-orang untuk memberikan bantuan.

Saya yakin bahwa setiap orang memiliki cinta kasih. Asalkan kita menyerukannya, orang-orang pasti akan bersumbangsih semampu mereka. Yang terpenting ialah menyisihkan uang ke dalam celengan bambu setiap hari. Ini berarti membangkitkan niat baik setiap hari. Dengan niat baik ini, kita bisa menciptakan berkah bagi diri sendiri dan orang lain. Uang yang terhimpun di dalam celengan juga dapat digunakan untuk menolong sesama.

Melihat hal seperti ini, saya merasa sedikit lebih lega. Kita telah menginspirasi cinta kasih orang-orang dan menghimpun sedikit demi sedikit kekuatan. Saya merasa lebih lega dan tenang karena setiap orang menciptakan berkah.

Alam menopang kehidupan semua makhluk
Bersyukur kepada berbagai sektor dan menghargai sumber daya alam
Mengkhawatirkan orang-orang yang menderita akibat pandemi dan kelaparan
Menghimpun cinta kasih dan kebajikan demi menolong korban bencana

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Oktober 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 15 Oktober 2021
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -