Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kekuatan Kecil untuk Menyelamatkan Dunia


“Sebelumnya, saya adalah orang yang pemalu dan pendiam. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya perlahan-lahan memiliki keberanian. Saya dan ayah saya menggalakkan praktik celengan beras di desa-desa. Melihat orang-orang yang mengalami kesulitan, saya merasa bahwa diri sendiri sangat beruntung. Jadi, saya menyadari berkah, menghargai berkah, dan kembali menciptakan berkah,”
kata Su Xin-an relawan Tzu Chi Myanmar.

“Saya telah bersungguh hati menjalankan Tzu Chi selama 9 tahun. Saya sangat bersyukur kepada Kakek Guru dan bersyukur atas bantuan Tzu Chi yang telah memperbaiki taraf kehidupan warga Myanmar,” kata Su Xin-an.

Misi Tzu Chi ialah bersumbangsih di tengah masyarakat. Tujuan utama kita ialah melenyapkan penderitaan di dunia. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Karena melihat orang yang menderita, kita pun mulai menjalankan Tzu Chi. Tzu Chi berawal di sudut sebuah pasar dengan mengimbau orang-orang menyisihkan 50 sen yang merupakan kekuatan yang sangat kecil.

Kita sering mendengar relawan berkata, "Saya bersedia." Perlu diketahui bahwa "saya bersedia" mengandung makna yang sangat dalam dan kekuatan yang sangat besar. Jika hanya satu orang yang bersedia, hal yang bisa dilakukan terbatas. Kita membutuhkan kesediaan banyak orang. Meski kekuatan setiap orang sangat kecil, tetapi dengan adanya banyak orang, kekuatan kecil ini akan terus terakumulasi hingga membentuk kekuatan besar yang dapat menolong banyak orang. Bukankah ini yang dilakukan oleh para insan Tzu Chi?


Bodhisatwa sekalian, setelah dilantik hari ini, kalian harus membimbing dan menolong orang-orang. Saya berharap kalian dapat lebih sering bersumbangsih. Banyak orang yang berkata, "Setelah pensiun, saya akan bergabung dengan Tzu Chi." Itu akan terlambat karena selalu ada ketidakkekalan dan perubahan. Kita hendaknya menggenggam momen sekarang untuk melakukan hal yang benar. Dengan bersumbangsih, kita akan memperoleh pencapaian. Baik sumbangsih besar maupun kecil, semuanya bagaikan tetesan air. Setiap tetes air ini tidak akan hilang. Semuanya tersimpan dalam jiwa kebijaksanaan dan berkah kita. Ini karena kita menciptakan berkah.

Saat bersumbangsih, kita tidak mengharapkan balasan. Kita tidak melekat pada pemberian kita dan tidak mengharapkan balasan. Ini berarti kita memiliki hati yang murni. Kita menciptakan berkah tanpa mengharapkan balasan. Bodhisatwa sekalian, mari kita lebih sering bertutur kata baik, berbuat baik, dan menapaki jalan yang baik. Demikianlah hendaknya kita mengembangkan nilai kehidupan.

Saya berharap kalian dapat lebih sering menyebarkan Dharma dan terus-menerus mempraktikkan kebajikan. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita tidak takut akan jauhnya jarak yang harus ditempuh.


“Saat kuliah, saya bergabung dengan Tzu Ching. Saya juga pergi ke Griya Jing Si untuk membantu. Saat itu, saya melihat Kakek Guru dari jauh. Melihat tubuh Kakek Guru yang kurus, saya membangkitkan ikrar untuk membantu Kakek Guru memikul bakul beras bagi dunia. Hari ini, saya akhirnya bisa dilantik menjadi murid Kakek Guru,”
kata Zhao Shu-yu relawan Tzu Chi.

“Kakek Guru, anak-anak Anda telah kembali. Hati anak-anak kami tidak pernah berubah. Kami akan menjaga mazhab Tzu Chi, memikul bakul beras bagi dunia, dan mengikuti langkah Kakek Guru dari kehidupan ke kehidupan. Kakek Guru, mohon jangan khawatir.”

Ada banyak misi Tzu Chi yang dipikul oleh kalian. Salah satunya ialah memikul bakul beras bagi dunia. Berhubung populasi dunia sangat banyak, dibutuhkan banyak orang untuk menggantikan saya memikul bakul beras bagi dunia. Untuk itu, kita harus mewariskan Dharma. Jika ajaran Tzu Chi tidak diwariskan, tidak akan ada orang yang memikul bakul beras. Karena itu, saya berharap kalian dapat membangun tekad dan ikrar.

Sebelum mendirikan Tzu Chi, saya bertekad untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Lalu, saya bertemu dengan guru saya. Jalinan jodoh ini meneguhkan tekad dan ikrar saya. Guru saya mengajari saya untuk menjadikan tekad beliau sebagai tekad sendiri. Saya selalu menjalankan ajaran beliau untuk berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Selama 50 hingga 60 tahun ini, tidak pernah sekejap pun saya berhenti untuk berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk.

Hari ini, saya sangat gembira karena jumlah orang yang akan berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk serta memikul bakul beras bagi dunia kembali bertambah. Setiap orang di hadapan saya memiliki semangat misi seperti ini. Saya yakin bahwa dunia ini akan dipenuhi berkah. Energi berkah ini dapat menghalau bencana.


Bodhisatwa sekalian, bangkitkanlah pikiran baik. Dengan bersiteguh menuju arah yang baik, kita akan selamanya merasa tenang, damai, dan bahagia. Sebagai praktisi Buddhis, inilah Dharma menakjubkan yang ingin kita pelajari. Sungguh, kita harus mendengar Dharma setiap hari agar keharuman Dharma meresap ke dalam hati kita. Dengan demikian, saat orang lain mendekati kita, mereka akan mencium keharuman Dharma yang membuat mereka merasakan kebajikan dan keindahan. Inilah pelatihan diri yang sesungguhnya. Setiap orang bisa melakukannya.

Ceramah saya dan kisah keteladanan para relawan kita dapat kalian dengar setiap waktu. Inilah yang disebut mendengar Dharma atau menghirup keharuman Dharma. Setelah mendengar dan memahami Dharma, kita harus membimbing orang-orang. Kalian harus mencari kesempatan untuk mendengar ceramah saya dan kisah para relawan. Kita harus mendengarkan kata-kata baik karena semua itu adalah Dharma. Saat mendengar gosip atau kabar angin, kita harus bertanya pada diri sendiri, "Apakah saya juga menyebarkan gosip atau kabar angin?" Janganlah kita berbuat demikian.

Kita harus menjalin jodoh baik dengan orang-orang. Di kehidupan lampau, jika saya tidak menjalin jodoh baik, kini kalian tidak akan begitu mengasihi dan mendukung saya serta melakukan begitu banyak hal demi saya. Saya mendoakan kalian dengan tulus. Semoga kalian dapat membina berkah di dunia dan menumbuhkan kebijaksanaan dalam ajaran Buddha. Dalam membina berkah dan kebijaksanaan, kita harus menggenggam waktu dan senantiasa lebih bersungguh hati.

Mengemban misi untuk melenyapkan penderitaan dan membawa kebahagiaan
Himpunan kekuatan kecil banyak orang membawa pencapaian besar
Bersama-sama mewarisi tekad Guru untuk memikul bakul beras bagi dunia
Menyelamatkan dunia dengan menyebarkan keharuman Dharma

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 14 Desember 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 16 Desember 2024
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -