Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kekuatan lewat Kemajuan Teknologi


Setiap negara telah melaporkan kondisi iklim yang tidak biasa. Bukan hanya tidak biasa, melainkan sangat parah. Senin kemarin, staf-staf dari Kantor Urusan Luar Negeri Divisi Kerohanian kita mengadakan rapat mingguan seperti biasa bersama relawan Tzu Chi di luar Taiwan. Ketika mendengar para relawan melaporkan tentang tempat-tempat yang dilanda bencana, hati saya sangat pilu.

Meski relawan kita menenangkan hati saya dengan melaporkan bahwa mereka baik-baik saja, baru kemudian melaporkan tentang situasi bencana, saya tetap merasa sedih. Bagaimana mereka harus mencurahkan perhatian kepada korban bencana? Seberapa jauh mereka dari lokasi bencana? Kondisi jalan seperti apa yang akan mereka tempuh, apakah jalan pegunungan ataukah jalan yang rata? Saya hendak mengetahui detailnya agar saya dapat memberikan pesan dan saran kepada relawan kita.

Jagalah keselamatan diri sendiri terlebih dahulu, barulah kita dapat menolong orang yang menderita. Tetaplah memperhatikan keselamatan, apakah jalannya aman, dan apakah jembatannya masih bisa dilewati. Intinya, tetaplah meningkatkan kewaspadaan. Sungguh banyak pesan yang hendak saya sampaikan. Saya sungguh sangat bersyukur kepada semua insan Tzu Chi di berbagai negara.

Di mana pun terjadi bencana, para relawan selalu bergerak cepat untuk memberikan bantuan. Saya sungguh sangat bersyukur. Mereka tidak tega melihat orang menderita. Namun, ketika mendengar bahwa relawan kita jauh dari lokasi bencana ataupun tidak ada relawan Tzu Chi di dekat daerah bencana, hati saya menjadi sangat berat karena tahu masih banyak korban bencana yang menderita.


Tanpa para Bodhisatwa, para korban bencana tidak dapat menerima bantuan. Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Semua makhluk yang menderita membutuhkan Bodhisatwa. Karena itu, saya berpesan kepada insan Tzu Chi di negara mana pun untuk bersungguh hati menggalang Bodhisatwa dunia. Dengan demikian, kita tidak hanya dapat mengembangkan nilai kehidupan kita, tetapi juga dapat membimbing orang-orang yang tersesat untuk menyelami ajaran Buddha dan memahami prinsip kebenaran.

Jalan untuk mencapai kebuddhaan tidak lepas dari praktik Bodhisatwa. Semoga semua orang di seluruh dunia dapat mengenal ajaran Buddha. Karena adanya penderitaanlahkita dapat membimbing lebih banyak orang untuk turut membebaskan sesama dari penderitaan dan dapat mendengar tentang prinsip kebenaran. Karena itu, saya sering berkata bahwa Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Jika tidak ada bencana atau penderitaan di dunia, tidak akan ada Bodhisatwa.

Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita dan tersesat. Jadi, Bodhisatwa harus berada di dunia untuk membimbing setiap orang membangkitkan cinta kasih serta menjangkau mereka yang menderita, bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara Berlengan dan Bermata Seribu yang menyelamatkan orang-orang yang menderita di dunia.


Hendaklah kita bersungguh hati untuk memahami hal ini dan memperluas wawasan selagi masih muda, selagi penglihatan dan pendengaran masih baik, dan selagi tubuh masih sehat. Dengan menapaki Jalan Bodhisatwa, kita dapat mengembangkan nilai kehidupan kita. Hendaklah kita lebih bersungguh hati.

Setiap hari, saya menggenggam setiap kesempatan untuk terus mengimbau semua orang karena saya tahu bahwa setiap kali saya memberikan ceramah, insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat mendengarkan saya secara daring. Setiap kali saya mendengar relawan di luar Taiwan berbagi pengalaman mereka, topik mereka tidak terlepas dari ajaran saya dan apa yang hendak saya lakukan serta bagaimana mereka mempraktikkannya. Mendengar mereka berkata demikian, saya merasa tenang dan juga merasa tidak ada penyesalan pada kehidupan kali ini.

Saya tetap akan terus menyemangati semua orang untuk bersumbangsih. Mungkin kalian tidak melihat apa yang saya lihat. Namun, saya telah melihatnya. Perhatikanlah dan arahkanlah pandangan kalian ke tempat yang dipenuhi penderitaan untuk saling menyemangati serta menolong orang yang menderita.

Hendaklah kita membabarkan Dharma dan mendorong semua orang untuk membangkitkan niat baik. Hendaklah kita juga memandang ke seluruh dunia. Setiap insan Tzu Chi merupakan Bodhisatwa dunia.


Saat bencana terjadi di suatu tempat, mereka pun bergegas untuk saling menyapa dan bertanya satu sama lain apakah semuanya aman dan baik-baik saja, apakah membutuhkan sumber daya manusia, materi, ataupun dana. Mereka pun segera melaporkannya ke kantor pusat. Demikianlah, insan Tzu Chi terus mengerahkan kekuatan untuk menjangkau seluruh dunia.

Hendaklah kita memahami penderitaan di dunia. Ketika mendengar tentang orang yang menderita, kita harus segera menyampaikan informasi tersebut agar informasi tersebut dapat segera diteruskan kepada yang lainnya. Ketika semua orang menyatukan kekuatan, terbentuklah kekuatan besar.

Setiap insan Tzu Chi bagaikan kunang-kunang yang bersinar. Setiap ekor kunang-kunang ini memiliki mitra. Kawanan kunang-kunang ini saling menginspirasi dan menunjukkan jalan. Kita yang saling memperhatikan, membimbing, menginspirasi, dan menunjukkan jalan. Dengan demikian, langit pun akan penuh dengan kunang-kunang yang bersinar, yang menunjukkan arah yang benar dan mengubah dunia yang penuh kegelapan ini menjadi dunia yang cemerlang dan indah. Kita semua bisa melakukannya. Janganlah kita meremehkan kekuatan kecil yang kita miliki.

Insan Tzu Chi di seluruh dunia terhubung berkat kemajuan teknologi
Menghimpun kekuatan untuk menyebarkan cinta kasih
Ketika satu mata melihat, ribuan mata ikut memandang
Mendengar dan menjangkau mereka yang menderita di dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 23 Desember 2021
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -