Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kekuatan untuk Melindungi Makhluk Hidup

“Sejak kecil, saat ada masalah saya selalu bertanya pada dewa atau minum abu kertas kuning. Saat ada sedikit masalah, saya langsung bertanya. Saya sering meminum abu sisa bakaran kertas kuning yang dicampur dengan air. Saat hari besar di kuil, saya akan mencari orang untuk berdana dupa. Sepanjang jalan penuh dengan asap yang terus mengepul. Saat itu saya mengira itu menandakan kelimpahan dan semua orang kebagian berkahnya. Saat mengerjakan semakin banyak hal, keinginan kita juga semakin bertambah. Hingga pada suatu tahap, saya merasa selalu disetir dan terbelenggu oleh orang lain. Jadi, batin saya selalu mengejar dan mengejar. Saya merasa ada yang tidak beres,” Qiu Yi-quan mengisahkan masa lalunya.

“Saya bergabung dengan Tzu Chi berkat ajakan dari kelompok pengusaha. Saya juga sering menyaksikan Da Ai TV. Master ada membahas bahwa kita harus memiliki keyakinan dan pikiran benar. Ada Kata Renungan Jing Si yang berbunyi bahwa saat manusia tidak dapat mengambil keputusan, itu adalah masa-masa berbahaya. Saya merenungkan bahwa sering kali saya tak bisa mengambil keputusan sendiri. Saya selalu mengandalkan ramalan dan sejenisnya untuk menentukan kehidupan saya. Saat membayangkannya saat ini, saya merasa itu sungguh berbahaya,” pungkasnya.

Setiap orang tentu memiliki harapan. Manusia terus mengejar harapan. Batin ini terikat pada berbagai hal tersebut. Keterikatan ini membuat batin tidak tenang. Batin tidak memiliki pijakan yang mantap. Dengan begitu, harapan malah sulit tercapai. Dengan harapan yang sulit tercapai, bagaimana manusia bisa merasa puas?


Kita tidak perlu berharap agar seluruh keinginan kita terpuaskan. Kita juga tidak perlu membuat ikrar khusus. Kita hanya perlu memiliki sebuah arah. Saat memiliki arah yang benar, kita hanya perlu maju melangkah sepenuh hati dengan pikiran yang tenang.

Kita harus menggenggam waktu dan memanfaatkan setiap detik yang ada. Jangan bersikap perhitungan atau terlalu banyak berpikir. Hal yang benar, lakukan saja. Dengan pandangan yang sederhana ini, kita mengambil langkah nyata di satu arah yang pasti. Kita maju melangkah di arah tersebut. Inilah yang sering saya katakan. Lalu, sudahkah kita senantiasa maju melangkah sesuai arah itu?

Setelah mendengar ajaran, saat ditanya, "Apakah sudah paham?" kita menjawab sudah. "Sudahkah berjalan sesuai arah ini?"

"Saya sedang memikirkannya."

"Sudahkah menemukan jawaban?"

"Hampir."

"Kapan baru akan benar-benar melangkah di arah ini?"

"Saya rasa saya perlu memikirkannya lagi."

Alasannya sangat banyak. Waktu tidak menunggu kita. Yang harus dilakukan haruslah segera kita lakukan. Kita terlalu banyak berpikir. Hal-hal di dunia bagaikan waktu yang terus mendesak kita. Jika sekarang kita tidak melakukan atau memilih hal yang harus dilakukan, kesempatan akan berlalu. Jadi, kita harus menggenggam waktu yang ada.

Berpikirlah dengan sederhana. Terimalah yang harus kita lakukan, dan lakukan saja. Saat menerima suatu tanggung jawab, kita harus mengukur kemampuan kita sendiri dan percaya pada diri sendiri. Selain mengandalkan kekuatan sendiri, kita juga harus menggalang dan menerima dukungan kekuatan dari orang lain.


Saat orang lain mengajukan sebuah arah yang benar yang sama dengan arah yang kita tuju, maka dengan kesatuan tekad dan arah ini, kekuatan yang terhimpun akan lebih stabil. Inilah yang kita lakukan saat ini.

Saat ini adalah waktu bagi pelajaran besar. Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk menyosialisasikan vegetarisme dan membangkitkan cinta kasih hakiki setiap orang. Kita harus mewujudkan sikap mengasihi dan menghormati kehidupan. Hidup dalam kecukupan dan memiliki tubuh yang sehat serta batin yang damai, kita hendaknya bervegetaris dengan senang hati. Saat ini kita harus menyerukan hal ini. Ini adalah wujud ketulusan cinta kasih yang tertinggi. Ini juga berarti menghentikan pembunuhan dan menghentikan nafsu keinginan.

Nafsu keinginan harus dihentikan untuk dapat menghentikan pembunuhan. Pembunuhan makhluk hidup terjadi untuk memenuhi nafsu makan manusia. Jika dapat memahami hukum sebab akibat dan prinsip kebenaran, kita tidak akan menyakiti makhluk hidup. Batin kita akan sepenuhnya murni bagai kristal dan bebas dari rintangan noda.

Kini kita semua tahu bahwa diri sendiri memiliki cinta kasih, tetapi saat diajak untuk bervegetaris, kita beralasan bahwa kita tidak terbiasa. Ini berarti masih ada noda dalam batin kita. Ini seperti sebuah kristal yang jernih, tetapi kristal ini masih memiliki sedikit noda. Saat kristal ini terlihat memiliki noda atau cacat, ia bukanlah kristal yang sangat bernilai. Jadi, kita harus menjadi orang yang bernilai dan bertekad untuk mencapai kebuddhaan.


Di hati kita harus ada Buddha. Setiap orang hendaknya menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan mengembangkan cinta kasih di dunia untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk. Kita harus bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengasihi dan melindungi semua makhluk. Sekarang, di masa merebaknya wabah kali ini, adalah saatnya bagi semua orang untuk mengembangkan cinta kasih berkesadaran demi meredam wabah.

Wabah adalah penyakit. Akar dari penyakit manusia adalah noda batin. Kita semua harus memiliki cinta kasih berkesadaran. Jadi, kita semua harus tulus. Ketulusan yang sesungguhnya harus disertai dengan tindakan nyata. Segala yang harus dilakukan telah kita lakukan, kecuali satu hal, yaitu melindungi dan mengasihi semua makhluk. Sekaranglah saatnya bagi kita untuk menyebarkan semangat ini kepada semua orang, dimulai dari bervegetaris.

Menurut para ahli, wabah ini perlahan akan mereda. Namun, yang harus dikhawatirkan adalah gelombang kedua yang mengikuti. Gelombang kedua ini tidak akan lebih ringan. Singkat kata, wabah kali ini adalah peringatan bagi kita. Jadi, kita harus bersungguh hati untuk menyebarkan pola hidup vegetaris dan mendorong orang-orang mengendalikan nafsu makan. Dengan demikian, barulah kita bisa meredam wabah.

Kemelekatan membuat keinginan tak berkesudahan
Menenangkan hati dan menetapkan arah untuk menjalankan praktik
Menjaga kejernihan batin bagai kristal dan memutus nafsu keinginan
Menyosialisasikan vegetarisme demi melindungi makhluk hidup

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 15 Juni 2020
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -