Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kekuatan untuk Memberi Manfaat bagi Semua Makhluk


Dunia tidaklah kekal. Dalam segala hal yang kita lakukan, kita harus selalu mengingat ketidakkekalan ini. Di dunia ini, Buddha mengingatkan kita dalam hal waktu, kita harus waspada dan menggenggam saat ini.

Buddha berkata bahwa kehidupan amatlah singkat. Kehidupan hanya sebatas tarikan napas. Saat bisa menarik dan mengembuskan napas, kita bernapas secara alami tanpa menyadari apakah kita sedang menarik ataukah mengembuskan napas.

Kita tidak menyadari napas kita. Ini karena kita berada dalam kondisi sehat. Jika untuk menarik dan mengembuskan napas saja kita harus berusaha, kita akan sangat menderita. Jadi, dalam kehidupan yang nyaman seperti ini, kita kerap tidak menyadari bahwa waktu terus berlalu. Dalam hal napas, kita juga tidak terlalu bersungguh hati. Begitulah kita yang dalam kondisi sehat.

Lihatlah negara-negara yang warganya kelaparan. Mereka kelaparan hingga sakit akibat kekurangan gizi. Mereka sungguh hidup kekurangan. Selain hidup di bawah garis kemiskinan, mereka juga mengalami kekurangan yang parah.

Berada dalam kemiskinan ekstrem, mereka sangat kekurangan. Kondisi mereka sungguh ekstrem. Dalam kondisi kemiskinan ekstrem itu, bayangkan, mereka sungguh menderita. Banyak orang yang hidup dalam kemiskinan di dunia. Sepersepuluh dari populasi manusia di dunia berada dalam kemiskinan ekstrem. Berapa banyak pula orang yang dapat membantu?


Relawan Tzu Chi menyumbangkan uang dan tenaga tanpa takut bekerja keras. Selama bisa sampai ke tempat itu, mereka bersedia untuk bersumbangsih. Namun, seberapa signifikan jumlah orang-orang ini jika dibandingkan dengan jumlah orang yang menderita? Jumlahnya jauh lebih kecil dari jumlah orang yang menderita.

Jumlah insan Tzu Chi baru beberapa ribu. Beberapa juta orang ini harus membantu ratusan juta, bahkan miliaran orang. Perbedaan jumlah ini terlalu jauh. Apakah kita merasa bagaikan semut kecil yang mendaki Gunung Sumeru tanpa membawa pengaruh apa-apa, lalu merasa tidak perlu berjuang lagi? Apakah begitu? Tidak.

Kita harus lebih berusaha. Meski semut sangat kecil, meski cahaya kunang-kunang sangat lemah, tetapi kondisinya akan berbeda jika semuanya berkumpul. Gotong royong sekelompok semut dapat memindahkan potongan atau remahan biskuit besar. Seekor semut mungkin tidak bisa memindahkannya, dibutuhkan puluhan ekor semut untuk itu. Artinya, janganlah meremehkan kekuatan kecil. Kita semua harus bertekad.

Meski kekuatan kita sekarang tidak besar, dengan adanya banyak orang, kekuatan kita akan makin besar. Saat ada banyak orang yang saling mendukung, gema suara yang dihasilkan juga akan lebih kuat.


Lihatlah, suara para relawan yang mementaskan adaptasi Sutra begitu lantang dan serempak. Kita melihat gerak tangan dan tubuh setiap orang. Dari sisi kiri dan kanan, mereka menyatu dengan begitu rapi dan teratur. Kerapian dan keselarasan gerakan mereka terlihat begitu agung.

Keagungan ini tidak bisa diwujudkan hanya oleh satu orang. Keagungan itu membutuhkan keharmonisan dari seluruh orang yang hadir. Inilah ladang pelatihan yang agung. Jadi, saya berharap kita dapat bertekad untuk terus menggalang Bodhisatwa dan menyucikan hati manusia.

Di dalam organisasi besar seperti ini, kita hendaknya banyak mendengar dan melihat. Segala yang kita dengar dan lihat ini dapat kita ceritakan kembali kepada para donatur kita. Katakan kepada mereka, "Mari, jika ada nomor ponsel yang bisa dihubungi, izinkan saya teruskan pesan LINE kepada Anda yang berisi informasi terkini tentang Tzu Chi, seperti di negara mana terjadi bencana dan apa saja yang telah insan Tzu Chi lakukan."

Untuk mengajak orang berbuat baik dan menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus berbagi Dharma kepada mereka. Jadi, manusialah yang dapat menyebarkan kebenaran. Buddha datang ke dunia juga untuk menyebarkan kebenaran. Beliau hendak menunjukkan jalan yang benar kepada semua makhluk. Inilah yang terjadi lebih dari 2.500 tahun yang lalu.

Kini, kita hidup di masa lebih dari 2.500 tahun kemudian. Saya hanya berfokus pada misi tanpa beban keluarga. Namun, saya memiliki keluarga besar Tzu Chi sedunia. Jadi, saya harus sangat bersungguh hati.


Saya harus bersungguh hati membabarkan ajaran Buddha, melihat lebih jauh, dan memperhatikan segala yang berlaku di dunia. Saya harus segera mengatakan kepada insan Tzu Chi untuk membuka dan memperluas wawasan. Semoga apa yang saya lihat juga dapat kalian lihat; apa yang saya pikirkan dan ingin lakukan, dapat kalian wujudkan dengan satu hati dan sepenuh kekuatan.

Tetes-tetes kekuatan yang terhimpun akan menjadi besar dan dapat membantu orang-orang yang menderita di dunia. Jangan mengira kekuatan kecil diri sendiri tidak berguna. Kekuatan kecil dari masing-masing individu adalah bagian dari himpunan kekuatan besar.

Jadi, jangan meremehkan kekuatan kecil dalam diri sendiri. Janganlah meremehkan diri sendiri. Jangan pula meremehkan sekeping koin atau selembar uang. Marilah kita bersumbangsih sesuai kemampuan kita. Dengan mengerahkan segenap hati dan kekuatan, inilah yang disebut pahala.

Saya sungguh berterima kasih atas kesungguhan hati dan cinta kasih kalian semua. Kiranya kita dapat menggunakan hati yang tulus untuk berdoa semoga dunia bebas dari bencana.

Ketidakkekalan, penderitaan, dan kekosongan adalah kebenaran di dunia
Kehidupan bersifat sementara dan hanya sebatas tarikan napas
Kunang-kunang juga bisa memancarkan cahaya terang saat berkelompok
Sepenuh hati menyebarkan kebenaran demi kedamaian dunia       
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 23 Januari 2022
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -