Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kekuatan untuk Menjalankan Ikrar


“Berhubung dampak gempa begitu serius, untuk membantu, kami tentu harus turut berbuat baik,”
kata Yan Mei-hua donatur Tzu Chi.

“Dia adalah donatur Tzu Chi. Dia menyarankan untuk membuat kue talas guna dijual dalam bazar. Karena itu, kami pun membuatnya Bersama,” kata Ibu Xie Sukarelawan SMP Lide.

“Setelah menyadari dan menghargai berkah, kita harus bisa kembali menciptakan berkah. Inilah yang dilakukan oleh Tzu Chi. Saya berharap murid-murid juga dapat mempelajari semangat cinta kasih agung Tzu Chi,” kata Xie Rui-kai Kepala SMP Lide.

“Yang punya uang bersumbangsih dengan uang, sedangkan kami membentuk sebuah tim konsumsi. Kami semua telah berusia 70-an tahun. Kami berusaha melakukan apa yang bisa kami lakukan,” kata Cai Mei-juan relawan Tzu Chi.

“Ibu-ibu pun dapat mengerahkan potensi. Ini berkat adanya kesatuan hati. Saya sangat gembira semua orang berniat untuk membantu,” kata Wu Kang Gui-fang relawan Tzu Chi.

Dalam menjalankan Tzu Chi, kita membangkitkan kebajikan dan menghimpun cinta kasih. Ini disebut menciptakan berkah bagi dunia. Kita menginspirasi orang-orang untuk membangkitkan cinta kasih dan memupuk berkah. Dengan memupuk berkah, kita dapat mengurangi bencana. Tentu saja, karena karma kolektif semua makhluk, era sekarang penuh dengan krisis, bukan hanya di Taiwan, melainkan di seluruh dunia. Ada banyak cendekiawan yang terus mengingatkan akan hal ini.

Perlu diketahui bahwa segala materi di alam semesta mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur; pikiran mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap; tubuh kita mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati. Inilah yang disebut empat fase dari tiga fenomena, yakni materi, tubuh, dan pikiran. Dalam mempelajari Dharma, kita harus teguh pada arah tujuan kita dan menggenggam jalinan jodoh. Banyak hal yang terwujud berkat adanya jalinan jodoh. Jadi, kalian semua memiliki jalinan jodoh dengan saya untuk menyebarkan Dharma di dunia.


Saya sungguh bersyukur di setiap ladang pelatihan Tzu Chi, kalian selalu mengikuti jalan saya. Mengenai jalan saya, saya merasa bahwa kita harus melatih diri. Lalu, bagaimana hendaknya kita melatih diri? Kita hendaknya menghimpun semua orang untuk bersama-sama bersumbangsih bagi dunia agar orang-orang dapat hidup aman dan tenteram. Usia kehidupan kita terbatas. Jika pikiran kita menyimpang, kita akan menciptakan karma buruk. Ini adalah hukum sebab akibat.

Saya sering berkata bahwa kita tidak boleh percaya pada takhayul. Namun, kita harus percaya pada hukum sebab akibat. Dengan adanya benih sebab dan kondisi, barulah ada buah dan akibat. Jadi, di antara benih dan buah, terdapat kondisi atau jalinan jodoh. Kita memiliki jalinan jodoh karena adanya benih sebab. Dengan adanya benih sebab dan jalinan jodoh, barulah kita bisa melakukan hal yang sama dengan kesatuan hati.

Di dunia yang begitu luas ini, sesungguhnya ada berapa banyak insan Tzu Chi? Tidaklah banyak. Dibandingkan dengan populasi dunia, jumlah insan Tzu Chi sungguh tidak seberapa. Jadi, dibandingkan dengan orang yang merusak dunia ini, orang yang menciptakan berkah bagi dunia sangatlah sedikit. Saat kita berusaha untuk menciptakan berkah bersama, karma buruk yang diciptakan orang-orang sangatlah banyak. Jadi, yang kita bimbing belum cukup.

Berkah yang kita ciptakan masih kalah jauh dari kekeruhan di dunia ini. Makin banyak orang yang kita bimbing, kekeruhan di dunia ini akan makin berkurang. Jika kita dapat membimbing semua orang, dunia ini akan sangat cemerlang. Sesungguhnya, manusia sangatlah kecil. Namun, demi kepentingan pribadi, manusia telah menciptakan karma buruk besar. Bukankah merusak Bumi merupakan karma buruk yang sangat besar?


Saudara sekalian, mari kita menggenggam waktu dan jalinan jodoh. Tzu Chi telah berdiri puluhan tahun. Makin awal kita bergabung dengan Tzu Chi, makin awal pula kita dapat menolong sesama. Setiap tetes sumbangsih kita dahulu telah menjadi kekuatan besar sekarang. Karena itu, kita harus bersungguh hati.

Saya hanya menunjukkan kebenaran pada kalian. Kalian dapat mengerahkan kekuatan yang lebih besar dari saya dan berbagi kebenaran dengan lebih jelas karena telah menyaksikan banyak kisah nyata. Dalam membabarkan Dharma, Buddha selalu menggunakan berbagai perumpamaan.

Saat berinteraksi dengan orang lain, kalian juga berbagi tentang orang-orang yang berubah menjadi lebih baik ataupun keluarga yang semula tidak harmonis menjadi sangat harmonis. Kalian mungkin juga berbagi tentang diri sendiri yang dahulu sering berselisih dengan pasangan, tetapi kini bisa berinteraksi dan bekerja sama dengan harmonis. Seluruh anggota keluarga mewariskan cinta kasih dalam keluarga dan membimbing satu sama lain. Dengan demikian, kalian telah menciptakan berkah bagi dunia.

Dengan bersukacita saat bertemu setiap hari, kita juga menciptakan berkah. Jadi, ada banyak kisah tentang orang yang bisa mengubah keburukan menjadi kebaikan dan mengubah bencana menjadi berkah. Berkah bagaikan lapisan pelindung yang dapat melindungi makanan dari lalat dan nyamuk. Jadi, jangan biarkan orang-orang tercemar oleh tabiat buruk. Untuk itu, kita harus bersungguh hati.

Menyebarkan Dharma berarti menunjukkan jalan yang benar, yaitu Jalan Bodhisatwa. Umat manusia membutuhkan pertolongan Bodhisatwa. Di kehidupan sekarang, kita memiliki jalinan jodoh untuk menjadi Bodhisatwa. Untuk menjadi Bodhisatwa, kita tidak perlu menunggu hingga melatih diri dalam jangka waktu tertentu. Kini, kalian semua tengah bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Demikianlah hendaknya kita menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Inilah satu-satunya cara untuk menjadi Bodhisatwa dunia. Apakah kalian mengerti? (Mengerti) Ini disebut melatih diri.


Ladang pelatihan kita sangatlah sederhana dan kita semua memiliki kesatuan hati. Dengan menyatukan kedua tangan seperti ini dan meletakkannya di atas mulut, ini berarti "bersatu". Setiap orang hendaknya menyebarkan Dharma. Menjalankan praktik Bodhisatwa berarti menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus menggandeng orang-orang di jalan ini.

Saya sering berkata bahwa kita harus membimbing relawan muda dan menjaga relawan lansia. Apakah yang harus kita jaga? Tekad pelatihan. Kita juga harus sungguh-sungguh menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Kita semua memiliki hakikat kebuddhaan dan jiwa kebijaksanaan. Hanya saja, kita diliputi ketidaktahuan dan lengah. Kini, kita hendaknya mengimbau orang-orang untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan terus menapaki Jalan Bodhisatwa.

Kita hendaknya segera menginspirasi orang-orang yang belum terinspirasi dan menggandeng yang telah terinspirasi untuk menapaki Jalan Bodhisatwa bersama dari kehidupan ke kehidupan. Gandenglah tangan mereka dengan erat sekarang agar di kehidupan mendatang, kalian tetap dapat bergandengan tangan. Intinya, saya berharap kita dapat menggenggam waktu untuk mengimbau orang dan menggunakan praktik nyata untuk membimbing orang. Demikianlah kita menapaki Jalan Bodhisatwa tanpa henti. 

Memupuk berkah dan kebajikan demi mengurangi bencana
Menghimpun kekuatan untuk menjalankan ikrar agung
Mewariskan cinta kasih dalam keluarga dan membimbing sesama
Terus-menerus mengimbau dan membimbing orang

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 31 Mei 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 02 Juni 2024
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -