Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Niat Baik dan Cinta Kasih Bodhisatwa
Kita bisa melihat bahwa dunia ini penuh dengan bencana. Entah kapan pandemi COVID-19 akan berlalu. Berapa lama lagi kondisi seperti ini berlangsung? Semua ini membuat orang merasa tidak berdaya. Orang-orang terus bertikai demi ketenaran, kekayaan, dan lain-lain.
Saat masyarakat tidak tenteram dan penyebaran wabah tidak terkendali, harta kekayaan sebanyak apa pun tidak ada gunanya. Kita bisa melihat pergolakan dan kekerasan di tengah masyarakat serta penyebaran wabah yang tidak terkendali.
Sesungguhnya, apa makna hidup manusia? Sungguh, di dunia ini terdapat banyak orang yang mengalami kesulitan dan penderitaan. Buddha mengajari kita untuk membangkitkan cinta kasih berkesadaran. Setiap orang hendaknya tersadarkan dan mengerahkan cinta kasih universal. Hati Buddha, dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan.
Saat setiap orang kembali pada hakikat kebuddhaan, bukankah setiap orang merupakan Buddha dan dunia akan damai? Karena itulah, kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Tanpa menapaki jalan ini, kita selamanya tidak akan bisa meninggalkan pantai kerisauan dan menjangkau pantai kesadaran.
Di antara kedua pantai tersebut, kita harus membentangkan jalan. Kita harus mewujudkan cinta kasih lewat tindakan nyata. Jangan berpikir bahwa membina cinta kasih di dalam hati sudah cukup. Bagaimana wujud cinta kasih kita? Kita harus menuangkannya ke dalam tindakan nyata, baru bisa menginspirasi masyarakat untuk bekerja sama dengan harmonis. Masyarakat yang bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong akan sangat damai. Dengan demikian, tidak akan terjadi pergolakan dan hati orang-orang tidak akan dipenuhi keluh kesah.
Diskriminasi ras pernah terjadi di banyak negara dan bisa memicu terjadinya kekerasan. Terlebih, akibat pandemi kali ini, banyak sektor industri dan bisnis yang terhenti. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, hidup dalam kondisi sulit, dan merasa tidak tenang sehingga mudah terpancing emosi. Namun, sesungguhnya, masalah seperti ini hendaknya diredam dengan bijaksana dalam keseharian.
Saat pergolakan sudah terjadi, akan lebih sulit untuk meredamnya dan bisa menimbulkan krisis. Jadi, semua orang hendaknya berbagi berkah. Setiap orang bersumbangsih dengan cinta kasih, barulah masyarakat bisa harmonis. Intinya, menggalakkan vegetarisme sangatlah penting.
Kita melihat anak-anak yang menggemaskan. Anak-anak yang masih kecil menganggap hewan sebagai teman. Boneka babi juga diperlakukan seperti teman sekelas mereka.
“Jika Peppa Pig dibawa pergi, teman di kelas kami akan berkurang satu. Jadi, saya mengajak ibu saya untuk bervegetaris bersama dan ibu saya mau,” kata Wen Kai-nuo, Murid SD Tzu Chi Tainan.
“Demi mempertahankan Peppa Pig, saya berjanji pada guru untuk bervegetaris tiga kali dalam sehari. Bervegetaris juga baik untuk kesehatan. Jika kita makan daging, hewan akan dibunuh. Itu tidak baik,” tutur Luo Jun-wei, Murid SD Tzu Chi Tainan.
“Demi mempertahankan Peppa Pig, mereka berusaha untuk bervegetaris. Karena anak-anak bervegetaris, keluarga mereka perlahan-lahan mengikuti. Kini sebagian keluarga murid sudah bervegetaris,” kata Cai Yi-jing, Guru Sekolah Tzu Chi Tainan.
Dengan penuh cinta kasih, anak-anak memperlakukan boneka itu seperti hewan asli hingga akhirnya benar-benar bervegetaris. Sifat hakiki manusia sangatlah murni serta bisa mengasihi semua orang dan hewan. Saat melihat suatu benda berbentuk hewan, kita akan teringat hewan yang asli. Karena itu, kita juga mengasihinya. Demikianlah metode pendidikan kita.
Ini adalah SD Tzu Chi Tainan. Dengan metode pendidikan seperti ini, kita bisa melihat anak-anak yang murni tanpa noda di sekolah kita. Mereka semua memiliki hati Buddha dan Bodhisatwa. Mereka sangat murni dan tanpa noda. Untuk meneladan Buddha, kita harus kembali pada sifat hakiki yang murni, seperti anak-anak yang polos. Jika bisa demikian, dunia akan tenteram.
Bodhisatwa sekalian, yang paling bernilai dalam kehidupan adalah cinta kasih yang damai. Kita harus tulus berdoa bagi ketenteraman dunia. Kita harus membina cinta kasih terhadap semua orang dan hewan agar dunia bisa tenteram. Orang zaman dahulu berkata, jika ingin tahu dunia tenteram atau tidak, dengarkanlah suara di pejagalan. Pejagalan adalah tempat untuk menjagal babi dan hewan-hewan lainnya. Jika di pejagalan tidak terdengar rintihan hewan, berarti dunia sudah tenteram.
Jika manusia tidak mengonsumsi daging, tidak akan ada hewan yang diternakkan dan dijagal. Intinya, bencana datang dari mulut manusia. Murid-murid kita juga bervegetaris.
Kakak. Kamu begitu tinggi dan kuat, apakah mengonsumsi banyak makanan setiap hari?
“Ya, saya makan berkali-kali setiap hari,” jawab Guo Nian-en
Murid Sekolah Tzu Chi Tainan
Namun, katanya Sekolah Tzu Chi menyediakan makanan vegetaris. Apakah kamu juga bervegetaris?
“Ya,” jawabnya.
Namun, kamu adalah seorang atlet,apakah staminamu tidak menurun?
“Tidak apa-apa. Saya bisa lebih sering makan untuk mempertahankan stamina saya,” jawab Guo Nian-en.
Mengapa kamu tiba-tiba bervegetaris?
“Ada dua penyebab saya bervegetaris. Pertama, melihat banyak hewan dibunuh, saya merasa tidak tega. Kedua, demi bersiap-siap menghadapi ujian nasional, Saya merasa bahwa jika saya tidak bisa mengendalikan mulut saya, saya pasti akan sulit untuk berfokus pada pelajaran,” jawabnya.
Bagaimana kamu mengendalikan diri untuk tidak mengonsumsi daging?
“Saat ingin mengonsumsi daging, saya mengingat kembali tekad awal saya. Dengan begitu, saya tidak ingin makan daging lagi,” pungkas Guo Nian-en, Murid Sekolah Tzu Chi Tainan.
Saya baru mewawancarai seorang kakak kelas. Dia adalah seorang vegetarian. Apakah kamu juga seorang vegetarian?
“Ya, saya juga seorang vegetarian,” jawab Lin Wen-de, Murid Sekolah Tzu Chi Tainan.
Dia bervegetaris karena ujian nasional. Apakah kamu juga sama?
“Tidak, saya sudah bervegetaris sejak kelas 1 SMP,” jawab Lin Wen-de.
Mengapa kamu bervegetaris?
“Karena tidak ingin melukai hewan,” jawab Lin Wen-de.
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menjadi seorang vegetarian?
“Awalnya, nenek saya tidak setuju. Beliau berkata bahwa saya akan kekurangan gizi atau tidak bisa tumbuh tinggi. Namun, saat kelas 1 SMP, tinggi badan saya baru 143 cm. Sampai sekarang, tinggi badan saya sudah bertambah 30 cm. Jadi, tidak ada dampak negatif bagi kesehatan saya,” pungkas Lin Wen-de, Murid Sekolah Tzu Chi Tainan
Bukankah tubuh mereka juga sangat kuat dan sehat meski bervegetaris? Mereka juga meraih medali emas dan penghargaan dalam pertandingan olahraga. Itu membutuhkan stamina yang tinggi. Mereka merupakan contoh terbaik manfaat pola makan vegetaris. Jadi, kita harus menggalakkan vegetarisme. Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih Bodhisatwa sekalian.
Demi ketenteraman dunia, kita harus berbagi pelajaran besar dengan orang-orang dan membangkitkan niat baik mereka. Terima kasih atas himpunan cinta kasih para Bodhisatwa. Terima kasih. Kita harus lebih bersungguh hati setiap waktu.
Pergolakan
masyarakat mendatangkan banyak penderitaan
Bekerja sama
dengan harmonis dan membangkitkan cinta kasih berkesadaran
Tekun menghapus
noda batin dengan kebijaksanaan dan air Dharma
Berbagi berkah dan cinta kasih untuk mewujudkan keharmonisan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 7 Juni 2020