Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Niat Baik dan Menciptakan Berkah.
Di tengah kondisi iklim dan cuaca saat ini, dapat tetap hidup tenteram dan bahagia adalah keberuntungan terbesar. Kita sering berkata bahwa kita harus menggenggam waktu saat berada dalam kondisi tenteram ini. Kita juga sering membahas tentang kekeruhan kalpa yang disebabkan oleh empat kekeruhan lainnya, yaitu kekeruhan usia, makhluk hidup, noda batin, dan pandangan. Empat kekeruhan ini terhimpun di masa kekeruhan kalpa saat ini.
Istllah "kalpa" juga sering kita bahas. Kalpa adalah satuan waktu yang sangat panjang. Kalpa adalah satuan waktu yang sangat panjang. Dalam rentang waktu yang sangat panjang ini, dunia mengalami fase pembentukan, kelangsungan, kerusakan, dan kehancuran.
Mengenai pembentukan dan kelangsungan, pembentukan ialah dari yang sebelumnya tidak ada, lambat laun alam terbentuk. Perlahan-lahan, muncul makhluk hidup, tumbuhan, dan segala sesuatu yang bernyawa ataupun tidak. Ini disebut pembentukan. Empat musim silih berganti. Begitu pula, kehidupan ada yang berusia panjang dan pendek. Fase timbul dan tenggelam berlangsung alami. Begitu pula dengan makhluk hidup lain.
Buddha menjelaskan tentang empat jenis kelahiran. Semua makhluk lahir dari empat jenis kelahiran, yaitu telur, rahim, kelembapan, dan kelahiran spontan. Manusia adalah makhluk yang lahir dari rahim. Manusia juga merupakan makhluk hidup seperti hewan. Namun, manusia paling menakutkan. Manusia dapat melukai makhluk yang hidup ataupun tidak.
Lihatlah gunung, sungai, dan alam, bukankah semuanya dirusak oleh manusia sehingga semuanya menjadi tidak selaras? Jika air dan tanah bisa berada dalam keselarasan, keharmonisan akan tercapai. Saat hujan turun, tanah bisa menyerapnya. Saat matahari bersinar, uap air akan naik membentuk awan. Empat musim akan berjalan sebagaimana mestinya. Hujan akan turun tepat pada waktunya. Tanah pun akan menyerap dan menampung air hujan. Inilah keselarasan.
Semua unsur saling mendukung. Inilah keselarasan. Namun, umat manusia malah merusaknya. Manusia telah merusak tanah, gunung, dan sungai. Manusia juga telah menebangi pohon. Manusia mencari emas, timah, besi, dll sehingga terus mengeksploitasi gunung dan alam. Lihatlah, manusia terus merusak alam. Meski pohon tidak memiliki perasaan, tetapi pohon juga dapat bertumbuh. Manusia yang berperasaan malah merusak pohon yang tak berperasaan.
Manusia bahkan melukai dan membunuh makhluk hidup lain, terutama pada saat mewabahnya virus penyakit. Virus ini mulanya tidak menjangkiti manusia. Begitu virus penyakit mewabah, orang-orang merasa panik dan ketakutan. Baik pembunuhan hewan yang terlihat maupun infeksi virus yang tak terlihat, semua terjadi di zaman ini, dan semuanya bermula dari pikiran manusia.
Hewan terus dikembangbiakkan secara berlebihan. Akibatnya, pencemaran semakin meningkat, baik secara batin maupun fisik. Yang ditakutkan ialah pencemaran perilaku. Ini membuat kita sangat khawatir karena dapat mengancam kehidupan. Inilah yang terjadi pada era saat ini.
Buddha terus mengingatkan kita bahwa kehidupan sangatlah rentan dan singkat, hanya sebatas tarikan napas. Sungguh, kehidupan begitu rentan. Kehidupan hanya sesingkat tarikan napas. Inilah yang harus senantiasa kita ingat. Kita harus mengingatkan diri atas ketidakkekalan. Mengingat ketidakkekalan, kita harus tekun dan bersemangat. Kehidupan manusia tidak kekal dan terbatas. Waktu kita sangatlah singkat.
Meski tadi dibahas bahwa satuan "kalpa" amat panjang, tetapi jika kekeruhan kalpa ini semakin panjang, kehidupan kita pun semakin terancam. Jadi, kehidupan sangatlah singkat. Kekeruhan batin manusia memicu bertambahnya karma kolektif semua makhluk. Jika pikiran semua makhluk semakin menyimpang, pencemaran akan semakin besar dan karma buruk yang tercipta semakin banyak.
Saat itu, bencana besar pasti akan terjadi. Jadi, di masa kekeruhan kalpa ini, akibat akumulasi karma buruk semua makhluk, Tiga Bencana Besar dan Kecil akan terjadi. Dalam setiap kalpa, pasti terjadi bencana. Kini kita tengah menghadapi Tiga Bencana Kecil, yaitu peperangan, wabah penyakit, dan kelaparan. Begitulah kehidupan kita. Karena itu, saya sering mengingatkan bahwa kita harus menyucikan hati manusia. Ini adalah tekad dalam kehidupan saya.
Saya berharap orang-orang dapat menghimpun niat baik demi menghimpun berkah. Dengan demikian, barulah kita dapat melenyapkan bencana. Jadi, sebersit niat baik yang timbul dapat melenyapkan ribuan bencana. Kita membutuhkan niat baik banyak orang. Jadi, kita tetap harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan terus membangkitkan niat baik.
Kini kita berada pada era kekeruhan dan kekacauan. Semua makhluk memiliki kekeruhan yang tebal. Karena itu, bencana datang silih berganti. Kita hendaknya senantiasa bersungguh hati.
Kekeruhan
kalpa memicu terjadinya bencana
Tekad
tak goyah dalam menyucikan hati manusia
Tekun
dan bersemangat dalam kehidupan yang rentan
Sebersit
niat baik menghalau ribuan bencana
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 3 Februari 2020