Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Niat Baik untuk Mengurangi Bencana
Bencana di dunia ini sungguh banyak. Saya terus mengkhawatirkan beberapa negara yang masih tak terjangkau oleh kita, seperti India, Bangladesh, dan Nepal. Beberapa tempat itu masih dilanda bencana. Selain itu, Bangladesh juga menghadapi ribuan pengungsi Rohingya dari Myanmar. Mereka menanggung beban yang berat. Entah apa yang harus dilakukan.
Para pengungsi Rohingya tidak memiliki tempat untuk menetap. Mereka seperti tidak diterima di mana pun. Penderitaan yang mereka rasakan sungguh besar. Selain itu, sudah sebulan berlalu sejak Badai Harvey menerjang Houston, AS. Pascabadai ini, relawan Tzu Chi terjun ke lokasi bencana dalam jangka waktu yang panjang untuk menjangkau komunitas-komunitas di sana demi mencari tahu bantuan yang diperlukan oleh para korban bencana.
Secara berulang kali, relawan kita mengunjungi para warga ilegal di sana. Mereka tidak memiliki identitas dan telah kehilangan pekerjaan mereka. Rumah-rumah mereka yang merupakan rumah sewaan yang sangat sederhana juga rusak akibat terjangan badai. Penderitaan mereka sulit diungkapkan dengan kata-kata. Orang-orang dari Vietnam yang menjalani hidup dengan sulit juga terkena dampak bencana.
Bayangkanlah,
kita semua adalah manusia. Mereka yang sudah hidup kesulitan kini kembali
dilanda bencana. Kita hendaknya berpikir dari posisi mereka. Dengan sangat
cermat dan teliti, relawan Tzu Chi mengunjungi keluarga-keluarga yang dilanda
bencana untuk melakukan pendataan. Mereka sungguh bekerja keras. Mereka
melakukan survei dengan bersusah payah.
Setiap hari mereka harus melakukan perjalanan sejauh ratusan kilometer. Wilayah AS sangat besar. Karena itu, selama sebulan ini, mereka sangat bekerja keras. Hingga kini penyaluran bantuan masih terus berlanjut. Relawan kita menyalurkan bantuan secara bergilir. Mereka yang kembali ke rumah akan berangkat lagi ke Miami yang terkena dampak Badai Irma. Kerusakan yang ditimbulkan juga sangat besar. Karena kekurangan tenaga manusia, beberapa relawan sudah meninggalkan Houston untuk pulang ke rumah. Setelah beristirahat satu atau dua hari, mereka akan kembali berangkat ke Miami di Florida dan sekitarnya.
Relawan Tzu Chi adalah Bodhisatwa dunia. Upaya melenyapkan penderitaan semua makhluk adalah ladang pelatihan diri mereka. terus menjangkau orang yang menderita.
Meksiko juga membutuhkan bantuan bencana. Hingga kini, guncangan gempa di Meksiko yang pertama kali pada tanggal 8 September lalu sudah berlalu lebih dari 20 hari. Guncangan gempa kedua sudah berlalu satu minggu. Pada hari Sabtu lalu, ada sebuah gempa susulan yang berkekuatan 6,1 skala Richter. Relawan Tzu Chi di Meksiko sangat sedikit. Lokasi tempat tinggal mereka berjarak 400 kilometer dari lokasi bencana. Dengan jumlah relawan yang begitu sedikit, bagaimana cara kita menyalurkan bantuan? Tenaga yang kita miliki sungguh kecil.
Kini, relawan
Tzu Chi dari 3 wilayah di Amerika Serikat telah tiba di Mexico City. Mereka
tiba di lokasi bencana yang dilanda gempa yang kedua kali. Setelah tiba, mereka
segera mencari tempat penginapan. Inilah laporan yang mereka kirimkan pada
pukul 4 pagi tadi. Setelah ini, relawan Tzu Chi AS akan mengalokasikan beberapa
tenaga manusia ke Meksiko.
Dalam keseharian, kita harus membangkitkan cinta kasih orang-orang agar pada saat dibutuhkan, mereka dapat bergerak untuk membantu. Intinya, kita harus mawas diri, berhati tulus, dan tetap waspada meski berada dalam kondisi tenteram. Kini setiap orang harus berhati tulus, mawas diri, dan tetap waspada meski berada dalam kondisi tenteram.
Kita harus membangkitkan kebajikan dan bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Saat ada orang memiliki waktu luang, mereka juga dapat turut mendedikasikan diri. Bagi orang yang tinggal di tempat yang jauh, mereka dapat berusaha menginspirasi sesama dan menginspirasi hati manusia. Dengan adanya cinta kasih, orang-orang akan bersedia menjangkau sesama yang menderita. Inilah kekuatan yang sesungguhnya. Dengan hati penuh cinta kasih, kita dapat menciptakan berkah bagi dunia.
Cinta kasih
merupakan kekuatan terbesar untuk mengurangi bencana. Kini kita sungguh
membutuhkan semua orang di dunia untuk membangkitkan kebajikan. Tak
peduli seberapa besar kebajikan yang dibangkitkan, asalkan bersedia
bersumbangsih dengan cinta kasih, maka ia akan mendatangkan kekuatan. Kita
harus membangkitkan niat untuk bersumbangsih sesuai kemampuan dan perasaan
tidak tega terhadap sesama. Niat ini dapat menciptakan berkah dan mengurangi
bencana.
Kita harus berterima kasih kepada semua orang yang telah menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Meski hanya sedikit, tetapi ia merupakan doa untuk diri sendiri. Himpunan kekuatan kecil dari banyak orang menciptakan kekuatan yang besar. Karena itu, kita menjaga pikiran dengan baik. Sebersit niat baik dan gema doa dari banyak orang dapat menciptakan kekuatan yang besar. Untuk menyelamatkan dunia, semua agama dapat membantu.
Agama hanyalah sebuah nama, yang terpenting adalah niat di dalam hati setiap orang. Kita harus mengarah pada kebajikan. pendidikan seumur hidup. Agama juga mengajarkan pendidikan seumur hidup. Agama mengajarkan semua umatnya untuk bersumbangsih bagi sesama. Semua agama mengajarkan umatnya untuk berhati tulus dan membangun tekad. Semua agama patut kita hormati. Selama agama itu mengajarkan kebenaran, maka patut kita hormati.
Selain membangkitkan rasa hormat, setiap orang juga hendaknya memiliki kebajikan. Saat semua kebajikan terhimpun, maka akan terbentuk sebuah kekuatan yang paling tulus. Dengan demikian, maka gema doa kita akan dapat terdengar oleh para makhluk pelindung Dharma. Hanya ini satu-satunya hal yang dapat kita lakukan sekarang.
Menjalankan praktik Bodhisatwa untuk
menjangkau semua makhluk yang menderita
Memberikan bantuan kepada korban bencana
tanpa beristirahat
Membangkitkan
niat baik dan menghimpun cinta kasih universal
Semoga gema doa yang tulus dapat terdengar
oleh para Makhluk Pelindung Dharma
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 September 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 27 September 2017