Ceramah Master Cheng Yen: Menghirup Keharuman Dharma dan Membimbing Semua Makhluk


“Setelah mendengarkan ceramah Master yang senantiasa menganjurkan vegetarisme, Kakak Luo Yuan-hua membangun tekad dan ikrar untuk membuat hidangan vegetaris yang lezat dan menggalang relawan yang sungguh banyak,”
kata Huang Wen-he relawan Tzu Chi.

“Karena berada di kegiatan bedah buku yang sama, kami semua membangun ikrar yang sama untuk membuat hidangan vegetaris. Saat ini, grup obrolan kami memiliki lebih dari 400 anggota dan kami selalu menggalakkan vegetarisme,” kata Luo Yuan-hua relawan Tzu Chi.

“Saya pergi ke Miaoli untuk melanjutkan pendidikan. Berhubung kampus saya dekat dengan pelabuhan perikanan, sangat tidak mudah untuk bervegetaris di sana. Jadi, saya membawa beberapa hidangan vegetaris siap saji dan membagikannya kepada seluruh teman sekelas. Awalnya, tingkat penerimaan mereka tidak tinggi, tetapi sekarang, bahkan para anggota fakultas pun menyukainya. Setiap hari Rabu dan Kamis, semuanya akan mengadakan makan bersama dan kami membuat hidangan vegetaris untuk semua orang. Saat ini, total seluruh murid ada 40 orang dan 12 dari mereka telah bervegetaris. Enam anggota fakultas juga telah bervegetaris,” kata Chen Qi-qian relawan Tzu Chi.


Bervegetaris dan menggalakkan vegetarisme adalah salah satu cara untuk tekun dan bersemangat melatih diri. Dahulu, saya sering mengingatkan semuanya untuk terus tekun dan bersemangat dengan mempraktikkan jalan kebajikan dan menerapkan ajaran kebajikan. Hendaklah kita menjauhkan diri dari kejahatan dan mempraktikkan kebajikan. Dibutuhkan ketekunan dan semangat untuk mempraktikkan seluruh ajaran bajik dalam tindakan nyata. Saya sungguh berharap semuanya dapat bervegetaris.

Hal yang saya khawatirkan saat ini ialah ketidakselarasan empat unsur alam. Ini adalah karma buruk kolektif semua makhluk. Oleh karena itu, saya harus menggenggam waktu saat ini untuk membuat seruan kepada semua orang. Tidak sulit bagi setiap orang untuk melatih diri dan pikiran masing-masing. Namun, mengajak seluruh anggota keluarga menyelami Dharma dan bervegetaris adalah hal yang sulit. Walau sulit, kita tetap harus mengingatkan hal itu. Jika mereka bersedia, itu adalah pahala; jika mereka tidak bersedia, kita tetap harus mendoakan mereka dengan tulus.

Bagi diri kita sendiri, kita harus bisa menaklukkan diri sendiri. Kita harus bersedia melakukannya. Jika mampu menahan nafsu keinginan mulut kita, secara perlahan kita akan dapat memengaruhi keluarga kita untuk menuju ke arah kebajikan. Dengan demikian, kebajikan dalam keluarga makin lama makin banyak. Ada pepatah mengatakan, “Keluarga yang berbuat baik akan dipenuhi berkah.” Inilah yang perlu kita tanamkan dalam keluarga kita.


“Selanjutnya, kami ingin melaporkan kepada Master bahwa kami setiap hari mendengarkan Dharma dan melatih diri bersama 365 hari setahun tanpa libur,”
kata Chen Zhao-qi relawan Tzu Chi.

“Setelah mendengarkan Dharma, penting bagi kita untuk merenungkannya dan mempraktikkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Suatu kali, saya menghadapi suatu masalah dengan seseorang dan saya berpikir, ‘Master telah membentangkan jalan yang baik, tetapi mengapa masih muncul kegelapan batin dalam hati saya ketika berjalan di jalan ini?’ Jadi, saya mulai mengintrospeksi diri. Tidak peduli apakah masalah yang kita temui disebabkan oleh orang lain, janganlah membuat ini menjadi penghalang bagi diri sendiri. Di jalan menuju kebuddhaan, semua yang kita temui adalah orang, benda, dan peristiwa. Jika kita dapat melihat kebenaran di balik semua ini, inilah kebijaksanaan. Sungguh mudah untuk lari dari masalah, tetapi untuk tetap bertahan, kita harus memahami hukum sebab akibat. Dengan demikian, sikap kita akan berbeda,” kata Huang Shu-mei relawan Tzu Chi.

Ini karena kita telah menyerap dan memiliki Dharma. Semua orang berbicara tentang bagaimana mereka menghirup keharuman Dharma. Menghirup keharuman Dharma sama seperti kita menempatkan sesuatu di suatu tempat yang harum. Jika sumber keharuman itu kita hilangkan, barang tersebut masih tetap harum. Namun, dalam jangka waktu yang lama, keharuman itu akan mulai menghilang. Jadi, hendaklah kita lebih banyak menjalin jodoh dengan teman yang baik dan lebih dekat dengan sumber Dharma.

Hendaklah kita membimbing semua makhluk. Setelah mendengarkan Dharma, kita harus meneruskannya kepada orang lain. Dengan kata lain, ketika kita telah lama berada dekat dengan sesuatu yang harum, kita telah memiliki aroma ini di sekeliling kita. Ketika kita mendekati orang lain, orang itu akan bertanya dari mana kita mendapatkan keharuman tersebut. Semua dimulai dari "diri saya". Anda, saya, dan dia adalah "diri" masing-masing.


Setelah saya menghirup keharuman Dharma, saya akan membawa Dharma saat mendekati Anda dan Anda juga akan merasakan Dharma ini. Beginilah cara kita meneruskan Dharma. Dharma harus dipraktikkan di tengah masyarakat. Buddha mengatakan bahwa untuk membimbing semua makhluk, kita harus terjun ke tengah masyarakat.

Saya berharap kita semua menghargai jalinan jodoh, berusaha lebih memahami ajaran Buddha, dan memahami nilai semangat Tzu Chi. Tidak mungkin bagi saya untuk terus menyerukan hal-hal ini. Contohnya, baru saja kalian datang ke sini dan membahas tentang diri sendiri, orang lain, kegiatan bedah buku, pendalaman Dharma, dan pola makan vegetaris. Semua orang telah mendengarkan kalian dan apa yang kalian katakan adalah Dharma.

“Setelah mendengarkan Dharma, saya merasa bahwa manfaat paling baik ialah kita dapat mengubah pola pikir kita. Pada awalnya, saya memiliki karakter tidak baik yang selalu menumbuhkan kegelapan batin di hati saya. Saya sungguh berterima kasih kepada Master. Walau saya setiap hari mendengarkan Dharma dan masih ada yang ‘bocor’, tetapi tidak sebanyak dahulu. Setiap Dharma yang saya dengar telah terakumulasi sedikit demi sedikit. Master telah mengajarkan kepada kita semua untuk meneladan Bodhisatwa Sadaparibhuta yang memandang setiap orang sebagai calon Buddha. Dengan menenangkan pikiran kita, ketika kita menghadapi tantangan, kita akan dapat mengingatkan diri kita sendiri untuk memikirkan kata-kata Master,” kata Chen Xiao-mei relawan Tzu Chi.

Ketika kita berada di tengah masyarakat, kita dapat berkata, "Master mengajarkan hal ini. Inilah saya. Saya pernah berbuat salah dan telah bertobat." Semua orang akan tahu. Inilah pertobatan secara terbuka. Dengan mengungkapkan kesalahan secara terbuka, berarti kita tengah membersihkan hati kita.


Pertobatan adalah pembersihan. Contohnya, saat baju kita kotor, kita perlu segera mencucinya hingga bersih. Inilah yang disebut dengan pertobatan. Jika hanya diri kita sendiri yang tahu tentang noda yang ada di baju kita dan membiarkannya tetap kotor seiring berjalannya waktu, kita akan terus menyembunyikan noda itu.

Sebaliknya, jika kita berada dalam suatu kelompok kegiatan bedah buku dan merasa ada kalimat yang "menampar" kita, kita harus menggunakan waktu itu dan berkata, "Saya telah melihat noda itu dan akan membersihkannya." Kita akan lebih waspada agar orang tidak mengatakan kepada kita, "Kemarin bukannya Anda berkata ada noda di sini? Mengapa Anda tidak membersihkannya?"

Kita melakukan ini semua untuk diri kita sendiri. Jika tidak, ketika keluar rumah dengan mengenakan baju itu esok hari, orang lain akan membicarakan kita. Kita telah mengetahui dan menyadari kesalahan kita dan kita tidak ingin orang lain membicarakan bahwa kita terus mengulangi kesalahan yang sama. Oleh karena itu, akan lebih mudah bagi kita untuk memperbaiki diri di tengah masyarakat.

Ketika kita bertobat di tengah orang banyak, kita akan lebih meningkatkan kewaspadaan agar tidak mengulangi kesalahan kembali. Hanya dengan cara inilah kita dapat kembali ke sifat hakiki murni kita serta beranjak dari tataran awam menuju kesucian. Mengubah tataran awam menjadi setara dengan Buddha, yaitu kembali pada sifat hakiki yang murni, inilah manfaat dari kegiatan bedah buku. 

Tekun dan bersemangat dalam mempraktikkan kebajikan
Membersihkan noda batin dengan melatih diri dan bervegetaris
Menghirup keharuman Dharma dan membimbing semua makhluk
Beranjak dari tataran awam menuju kesucian dan kembali pada sifat hakiki murni      

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Desember 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 13 Desember 2022
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -