Ceramah Master Cheng Yen: Menghormati Langit, Mengasihi Bumi, dan Membimbing Semua Makhluk


Setiap hari Senin, saya mengadakan pertemuan mingguan di tempat ini untuk mendengarkan laporan dari badan misi Tzu Chi. Tzu Chi telah berdiri lebih dari lima puluh tahun. Dua puluh tahun setelah Tzu Chi berdiri, kita telah memulai bantuan internasional. Jadi, bantuan bencana, pengentasan kemiskinan, dan bantuan darurat telah berjalan lebih dari tiga puluh tahun.

Tzu Chi telah menjalankan misi amal selama 56 tahun dan mengadakan bantuan internasional dalam pengentasan kemiskinan dan bantuan bencana selama lebih dari 30 tahun. Saat mendengarkan laporan yang mencakup bantuan internasional, saya berpikir, "Mengapa kita memulai bantuan ini?" Setiap hal memiliki sebab dan jalinan jodoh. Inilah bagian dari sejarah. Setiap hari menandai bagian dari sejarah Tzu Chi.

Pada tahun 2020, banyak orang di Filipina terkena dampak pandemi Covid-19. Pada saat itu, relawan Tzu Chi pergi ke Filipina dan memberikan bantuan bagi masyarakat setempat.

Pandemi membuat kehidupan menjadi sangat sulit. Saya tidak memiliki pendapatan dan tidak ada pekerjaan yang tersedia,kata Manuel Veranda, sopir Jeepney.

Bantuan persediaan ini sungguh membantu kami. Kami sungguh berterima kasih, kata Hegento Cardenas, sopir Jeepney.

Memasukkan satu koin setiap hari berarti mempraktikkan satu kebajikan setiap hari. Kita bisa menabur benih kebajikan setiap hari saat kita pulang ke rumah. Siapa di antara kalian yang ingin bersama-sama menabur benih cinta kasih dan membagikan berkah kita kepada lebih banyak orang?kata Lerma Pedro, relawan Tzu Chi.

Saya telah berdonasi untuk membantu orang lain. Saya tidak ingin menjadi penerima bantuan selamanya,kata salah seorang sopir taksi.


Begitu banyak sopir bajaj yang telah berhenti bekerja. Pada saat ini, relawan Tzu Chi Filipina dan Thailand menjalankan misi amal dengan membagikan barang bantuan kebutuhan hidup.

Saya sungguh berterima kasih kepada Tzu Chi yang telah melihat penderitaan para sopir taksi dan memberikan barang-barang yang dibutuhkan, yaitu masker, kebutuhan hidup, dan lainnya. Mereka telah membantu kami menghemat pengeluaran,” kata Surinthorn, sopir taksi.

Kami sendiri juga menabung di celengan ini, begitu pun dengan para penumpang. Saya akan membawanya untuk donasi,” kata salah seorang sopir taksi.

Saya sungguh senang karena memiliki kesempatan untuk menciptakan berkah bagi masyarakat,” kata sopir taksi lainnya.

Misi amal dan misi pendidikan Tzu Chi tidak boleh terhenti. Hendaklah kita segera membawa bantuan bagi orang-orang kurang mampu. Belakangan ini, meski berada di tengah pandemi Covid-19, relawan Tzu Chi di berbagai negara bergerak dengan cepat untuk memberikan bantuan bagi orang-orang yang sedang membutuhkan. Di mana pun bencana terjadi, relawan Tzu Chi akan segera membangun tekad dan menjangkau mereka yang membutuhkan.


Belakangan ini, banyak bencana parah yang terjadi di berbagai negara. Saya telah melihat bagaimana relawan Tzu Chi di berbagai negara mulai bermunculan. Tidak peduli di negara mana pun, selama ada relawan Tzu Chi, mereka akan segera menjangkau orang-orang menderita.

Setiap kali melihat relawan Tzu Chi yang tengah menjalankan misi bantuan, saya akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh negara manakah itu? Apa yang terjadi di sana?  Dan bagaimana relawan kita menjangkau mereka? Dapat terlihat bahwa inilah Bodhisatwa dunia. Karena dunia tidak terlepas dari penderitaan, maka dibutuhkan adanya Bodhisatwa. Inilah semangat Sutra Teratai. Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita.

Ketika terjadi bencana di dunia, Bodhisatwa akan segera muncul. Seperti yang dijelaskan dalam bab Pintu Universal pada Sutra Teratai bahwa Bodhisatwa Avalokitesvara akan selalu hadir di mana pun dibutuhkan. Bodhisatwa Avalokitesvara akan bermanifestasi dalam wujud yang berbeda-beda untuk meringankan penderitaan di tempat yang berbeda-beda. Begitulah semangat Bodhisatwa Avalokitesvara. Semua orang di dunia dapat menjadi Bodhisatwa.

Selama kita memiliki sebersit niat dan pikiran bajik, tidak ada tempat yang tak dapat kita jangkau. Bagi orang-orang yang menderita di berbagai tempat, insan Tzu Chi membangkitkan cinta kasih dan rasa hormat untuk bersumbangsih dengan ketulusan hati. Kita tidak hanya membantu manusia, tetapi juga harus merawat bumi dan memupuk rasa syukur terhadap alam. Bukankah kehidupan kita di dunia bergantung pada alam untuk menopang kita?


Kita semua hidup di bumi yang sama. Ketika bumi damai, kita dapat mengambil langkah dengan mantap. Baik ke arah utara, timur, barat, maupun selatan, kita dapat mengambil langkah dengan mantap, tegas, dan aman selalu. Alam juga menyediakan makanan yang cukup bagi kita sehingga kita dapat menikmati kesehatan yang baik. Intinya, kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan tanaman pangan yang menopang kehidupan manusia.

Ketika bumi damai dan empat unsur alam selaras, manusia akan hidup dengan tenang dan damai. Untuk membawa kedamaian di bumi, kita semua harus mengembangkan pikiran yang tenang. Ketika kita menghormati langit dan menyayangi bumi, secara alami kita akan menghormati ekosistem yang ada di alam.

Hidup di dunia yang sama, kita harus berinteraksi dengan baik satu sama lain sehingga kita dapat hidup damai dan tenteram. Hendaklah kita hidup selaras dengan langit dan bumi. Inilah prinsip kebenaran.

Membangkitkan semangat Bodhisatwa ketika mendengar penderitaan
Menyalurkan bantuan bencana, mengentas kemiskinan, dan membimbing semua makhluk
Bersyukur atas segala sesuatu yang ada di Bumi
Hidup berdampingan dengan pikiran bajik dan damai

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 09 September 2022     
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -