Ceramah Master Cheng Yen: Menghormati Langit, Mengasihi Bumi, dan Menghimpun Jalinan Jodoh Baik

Empat unsur alam sungguh tidak selaras. Bagaimana cara membuat dunia ini aman dan tenteram agar semua orang dapat hidup damai? Tentu, ini bergantung pada umat manusia. Sungguh, setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan. Yang terpenting, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Hal-hal yang seharusnya dilakukan harus segera kita lakukan. Hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan harus segera kita perbaiki. Kita harus mawas diri terhadap hal ini. Kita harus senantiasa memperlakukan setiap orang dan menghadapi segala masalah dengan tulus. Terhadap langit dan bumi, kita harus lebih tulus lagi.

Beberapa tahun yang lalu, kita terus mengimbau orang-orang untuk menghormati langit, mengasihi bumi, dan menghimpun jalinan jodoh baik. Terhadap langit, kita harus hormat. Terhadap bumi, kita harus mengasihi. Terhadap sesama manusia, kita harus menghimpun jalinan jodoh baik. Kita harus menghargai cinta kasih antarmanusia dan menciptakan berkah bagi dunia. Inilah arah tujuan insan Tzu Chi bertahun-tahun yang lalu.

Sesungguhnya, saya berharap bisa mengingatkan orang-orang setiap tahun. Ini bukan hanya untuk setahun, tetapi harus kita galakkan seumur hidup. Karena itulah, saya sering berkata kepada kalian untuk mempelajari sejarah Tzu Chi. Meski sudah bertahun-tahun yang lalu, tetapi konsep seperti ini tetap harus diterapkan dalam keseharian kita.

Terhadap langit, bumi, dan manusia, kita harus selalu menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang yang tulus. Antarmanusia hendaknya saling membantu, saling mengasihi, dan saling menyemangati.

Belakangan ini, Tiongkok terus dilanda bencana banjir. Guyuran hujan deras sejak akhir bulan Juni telah mengakibatkan banjir di Wuhan, Hubei. Meski rumah insan Tzu Chi di Wuhan juga tergenang banjir dan mengalami kerusakan, tetapi mereka mengesampingkannya dan bergerak untuk menyurvei lokasi dan menyalurkan bantuan bencana. Insan Tzu Chi dari Taiwan juga pergi ke sana. Lihatlah, mereka berkunjung dari rumah ke rumah serta merangkul dan menghibur para lansia bagai orang tua sendiri.

Melihat orang yang sebaya, para relawan kita memperlakukan mereka bagai saudara sendiri. Kita terlebih dahulu menenangkan hati mereka dan mencari tahu tentang kesulitan mereka untuk menemukan cara menolong mereka. Para relawan kita terus mengembangkan kekuatan cinta kasih mereka. Mereka juga segera bergerak untuk membersihkan lokasi bencana dan membagikan barang bantuan yang paling dibutuhkan. Saat kita mengantarkan tempat tidur lipat, pemerintah setempat sangat tersentuh karena merasa bahwa tempat tidur lipat kita pasti sangat nyaman.

Kemarin, relawan kita melaporkan bahwa berhubung pemerintah setempat merasa bahwa tempat tidur lipat pasti sangat mahal, maka mereka menyarankan kita untuk memberikan sebuah tempat tidur lipat saja untuk satu keluarga. Saat mendengar hal ini, saya berkata, “Bagaimana jika satu keluarga terdiri atas 4 orang?” Kita harus menempatkan diri pada posisi mereka dan mencari cara untuk mengirimkan lebih banyak tempat tidur lipat. Kita harus terus mencari tahu tentang kondisi warga setempat.

Lihatlah, warga setempat begitu gembira. Kita bisa melihat dan merasakan interaksi antara relawan kita dan warga setempat serta bagaimana relawan kita bersumbangsih dengan penuh rasa hormat. Ini semua berkat adanya relawan dokumentasi. Contohnya Relawan Cheng Yiming. Dia menderita radang tenggorokan sehingga tidak bisa bersuara. Namun, dia menyatakan bahwa dia akan memotret kondisi bencana dan mengirimkannya ke Tzu Chi Taiwan. Jadi, meski menderita radang tenggorokan, dia turut terjun ke lokasi bencana.

Ada pula beberapa fungsionaris yang rumah mereka juga tergenang banjir. Namun, mereka berkata, “Rumah kami agak tinggi. Semua akan baik-baik saja begitu banjir surut. Kondisi kami semua termasuk selamat dan tidak mengalami kerugian. Master, tenanglah, kami tidak mengalami kerugian.”

Hati mereka tetap damai dan tenang. Selain itu, juga ada beberapa pengusaha yang turut menyalurkan bantuan bencana. “Saya menyerahkan operasional perusahaan saya kepada karyawan saya dan meminta mereka untuk membantu menyiapkan barang bantuan. Karena itu, saya bisa bersumbangsih bersama relawan lain,” ujar Dong Linyi, Relawan Tzu Chi.

Melihat begitu banyak orang yang terkena dampak bencana, orang yang selamat hendaknya menjangkau mereka secara langsung agar dapat lebih memahami penderitaan di dunia. Melihat interaksi mereka, saya sungguh sangat tersentuh. Relawan dari Taiwan yang sudah berpengalaman menjelaskan kepada warga,“Kami berasal dari Taiwan. Kelak, jika kalian melihat orang yang mengenakan seragam seperti ini, maka mereka datang untuk menolong kalian.”

Relawan kita menjelaskannya kepada warga untuk menenangkan hati mereka agar dapat mendekati mereka dan menghibur mereka. Kita juga menjelaskan bahwa tempat tidur lipat dikirimkan dari Kunshan, Suzhou yang perjalanannya sangat jauh agar mereka dapat lebih menghargainya. Dengan kekuatan cinta kasih, relawan dari Taiwan dan Tiongkok saling mendukung untuk menolong korban bencana. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Kita juga melihat anak-anak pengungsi di Turki. Berkat bantuan kita, mereka dapat bersekolah dan kehidupan keluarga mereka menjadi lebih stabil. Setelah tahu bahwa Taiwan diterjang topan berkekuatan tinggi, anak-anak di Turki turut berdonasi bagi Taiwan.

“Kalian dilanda bencana sama seperti kami dilanda bencana. Kami bisa turut merasakannya. Karena itu, kami berharap bisa berdiri bersama kalian, “ kata seorang murid.

“Kalian pernah menolong kami. Karena itu, saya ingin berdonasi. Kami juga ingin mendampingi kalian, “sahut murid lainnya.

“Kami ingin membantu warga Taiwan karena mereka telah membantu kami sehingga bisa bersekolah di sini,” tambah murid lainnya.

Antarsesama manusia saling memperhatikan, ini baru dunia yang penuh cinta kasih. Dengan menghormati langit, mengasihi bumi, menghimpun jalinan jodoh baik, dan saling mengasihi sesama manusia, barulah dunia bisa aman dan tenteram.

Segera membagikan barang bantuan serta menenangkan jiwa dan raga korban bencana

Mengasihi semua makhluk tanpa memedulikan diri sendiri

Memahami kebenaran lewat masalah yang dihadapi dan mempraktikkan cinta kasih agung

Tahu membalas budi dan saling memperhatikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Juli 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  23 Juli 2016

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -