Ceramah Master Cheng Yen: Menghormati Orang Tua Bagaikan Permata dan Melindungi Kehidupan
Saat ini, perubahan iklim tidak menentu dan banyak bencana terjadi di mana-mana. Saya sering memberi tahu kepada semuanya bahwa kita harus selalu bersyukur. Rasa syukur harus diungkapkan dengan ketulusan dan ketulusan ditunjukkan dengan bervegetaris. Bervegetaris berarti mencintai dan melindungi makhluk hidup dengan ketulusan hati. Makhluk hidup meliputi manusia dan hewan. Hendaklah kita mengasihi semua makhluk hidup. Demi mengasihi semua makhluk hidup, kita menggalakkan vegetarisme.
Selama dua hingga tiga tahun terakhir, saya sungguh khawatir dengan pandemi Covid-19 ini. Namun, khawatir pun tidak ada gunanya. Kita harus mengimbau semua orang untuk melakukan tindakan nyata. Tindakan apa? Tindakan untuk mengasihi semua makhluk. Hendaklah kita bersumbangsih dengan cinta kasih agung tanpa pamrih.
Selama beberapa puluh tahun terakhir, insan Tzu Chi selalu bersumbangsih dengan cinta kasih. Cinta kasih agung tanpa pamrih ini tidak pernah berubah selama puluhan tahun hingga kini. Meski saat ini saya senantiasa menyerukan hal ini, tetapi ada orang yang telah terinspirasi, ada pula yang belum terinspirasi. Mereka yang telah terinspirasi dan menerima ajaran saya telah mempratikkannya selama puluhan tahun.
Relawan Tzu Chi tersebar di Chiayi dan Yunlin. Mereka telah menjaga tekad dan menjalankan ajaran tanpa goyah sedikit pun. Ini sungguh luar biasa. Kita dapat melihat bagaimana mereka menyediakan alat bantu dari Keelung hingga ke daerah selatan. Saat ini, banyak lansia yang hidup sebatang kara, terutama di Keelung. Sebagian besar warga Keelung tinggal di daerah pegunungan.
Berbicara mengenai gunung, saya teringat dengan masa awal Tzu Chi. Saat itu, saya secara pribadi melakukan survei ke setiap rumah warga dengan mendaki jalan yang sangat tinggi. Setiap kota dan desa yang dilalui mengharuskan kita untuk mendaki gunung. Saat ini, saya melihat hal yang sama dengan relawan yang mengantarkan alat bantu. Di daerah yang tinggi tersebut, banyak lansia yang membutuhkan alat bantu.
Relawan Tzu Chi mengendarai mobil hingga ke tempat yang dapat dilalui, kemudian mereka berjalan sambil mengangkat alat bantu hingga sampai ke rumah penerima bantuan. Mereka melalui jalan yang besar hingga kecil dan harus naik tangga. Begitulah cara mereka membawa bantuan. Saya sungguh berterima kasih dan merasa tersentuh. Semua relawan juga telah melakukan hal yang sama. Semuanya telah pergi ke desa-desa dan pegunungan untuk membawa bantuan bagi yang membutuhkan.
Setiap kali saya menonton Da Ai TV, saya selalu bergumam sendiri. Ketika saya sedang sendiri dan melihat relawan Tzu Chi, saya selalu berterima kasih dan tersentuh. Inilah yang sering saya katakan kepada semuanya. Kalian telah mendedikasikan diri dengan cinta kasih tanpa pamrih dalam jangka waktu yang lama. Kalian bersumbangsih tanpa pamrih dan tidak mengejar pengakuan atau keuntungan apa pun, bahkan mengeluarkan dana pribadi untuk bersumbangsih. Kalian adalah orang baik yang sesungguhnya.
Hal terpenting ialah saat ini, banyak lansia yang tidak tinggal bersama anak mereka. Meski tinggal bersama, anak mereka pun harus pergi bekerja. Intinya, sebagian besar dari mereka hidup sebatang kara dan kesepian. Jika kita menyediakan depo daur ulang bagi mereka, kreativitas mereka akan meningkat.
“Ini adalah Kakak Cai Ming-zhang, dia sangat bijaksana. Saat ini, dia telah berusia 83 tahun. Dalam satu bulan, dia memilah lebih dari 18 ribu botol plastik. Dia melepas tutup botol dan memotong cincin pada botol sendirian. Master, di dalam botol ini masih berisi air,” kata Li Yu-jin relawan Tzu Chi.
Sungguh sederhana.
“Orang-orang zaman sekarang selalu minum tidak habis dan menyisakan banyak air. Jadi, dia memikirkan cara untuk memasang sebuah pipa yang dapat menuju ke tempat pembuangan air sehingga tidak perlu mengangkat ember,” kata Li Yu-jin relawan Tzu Chi.
Sungguh bijaksana.
“Master, sejak dibukanya depo daur ulang ini, saya selalu bersama-sama dengan semuanya melakukan daur ulang di sini. Terima kasih, Master. Dengan adanya tempat ini, saya dapat bekerja sambil memulihkan kondisi tubuh. Saya sungguh dipenuhi dengan sukacita Dharma. Terima kasih, Master,” kata Cai Ming-zhang relawan Tzu Chi.
Relawan daur ulang sekalian, para lansia telah menggunakan tangan dan otak mereka dengan baik. Mereka berkata, "Terima kasih, Master. Dengan adanya depo daur ulang, saya tidak akan mengalami demensia karena saya selalu menggunakan otak saya dan sel-sel otak saya terus bekerja. Kedua tangan saya terus bergerak seiring otak saya untuk mempraktikkan daur ulang."
Baik kotor maupun basah, barang daur ulang akan dibersihkan, dipilah, dan dimasukkan ke dalam kantong atau kardus terlebih dahulu sebelum benar-benar dibawa ke pabrik daur ulang. Mereka sungguh menggemaskan.
Lihatlah, mereka sedang menggunting kertas. Mengapa buku harus dirobek satu per satu? Karena buku-buku itu distaples atau dilem. Jadi, jika hendak mendaur ulang buku-buku itu, kita perlu menyingkirkan bagian yang terkena lem karena tidak bisa didaur ulang. Karena itu, relawan meluangkan waktu untuk merobeknya. Setelah buku-buku itu dirobek, mengapa harus digunting? Karena kertas berwarna putih memiliki harga lebih tinggi dan kertas bertinta memiliki harga yang lebih rendah. Relawan kita meluangkan waktu untuk menggunting bagian kertas yang berwarna putih.
Ketika memikirkan para lansia ini, kita harus sungguh-sungguh mengasihi dan menghargai mereka. Saya selalu mengingatkan kepada semuanya untuk menghargai orang yang lebih tua. Saat muda, mereka mengurus keluarga dan menjaga anak-anak mereka. Ketika anak-anak sudah dewasa, mereka membantu menjaga cucu mereka. Ketika cucu mereka sudah dewasa, mereka menjadi lansia yang kesepian. Apa yang bisa mereka lakukan? Dengan berkumpul di depo daur ulang, mereka dapat berbagi cerita satu sama lain.
Ada beberapa lansia yang merasa sedih dan terpukul ketika cucu dan menantunya berkata, "Kamu sudah tua, kamu tidak akan mengerti." Ketika pergi ke depo daur ulang, mereka akan berkata bahwa mereka sudah tua dan tidak berguna sambil bercanda satu sama lain. Lalu, orang lain akan berkata, "Untuk apa perhitungan dengan cucu sendiri. Menantumu masih muda dan tidak bermaksud seperti itu."
Ketika mereka membuka hati, tidak ada lagi kerisauan dalam hati mereka. Dengan demikian, mereka akan pulang dengan pikiran terbuka dan tidak akan bertengkar dengan menantu atau cucu mereka. Mereka akan pulang dengan membawa kebahagiaan. Oleh karena itu, relawan daur ulang ialah permata kita, permata masyarakat, dan permata setiap keluarga.
Hendaklah kalian semua mengasihi dan menghargai para Bodhisatwa lansia ini. Apa yang bisa kita lakukan? Kita dapat melakukan daur ulang bersama mereka. Inilah mengasihi dan menghargai yang sesungguhnya. Kita juga harus menghormati mereka yang lebih tua. Mereka semua adalah permata kita. Hendaklah kalian semua menghormati mereka.
Bervegetaris dengan tulus demi melindungi kehidupan
Bersumbangsih tanpa pamrih dan menapaki Jalan Bodhisatwa
Relawan pelestarian lingkungan adalah harta tak ternilai
Mendampingi, menghormati, mengasihi, dan menghargai orang yang lebih tua
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 08 Oktober 2022