Ceramah Master Cheng Yen: Mengikuti Pemandian Rupang Buddha lewat Jaringan Internet
Setiap tahun, saya sangat bersyukur pada momen seperti ini. Ketulusan semua orang terhimpun menjadi satu dan menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Mereka bisa mendengar gema doa kita yang tulus. Gerakan semua orang sangat serentak. Dengan indah dan murni, kita menunjukkan pada orang-orang bahwa demikianlah Dharma.
Buddha adalah Yang Mahasadar Di Alam Semesta yang panjang usia-Nya tak terhingga dan tidak menunjukkan tanda-tanda usia tua. Kebijaksanaan-Nya bersifat abadi. Beliau membimbing semua makhluk menapaki jalan menuju pencerahan. Manusia sering kali hidup di tengah delusi. Berkat bimbingan Buddha, kita tahu bahwa kebijaksanaan harus dipraktikkan di dunia untuk mengubah ajaran menakjubkan yang tak berwujud menjadi jalan kebenaran yang berwujud.
Kini kita mengadakan upacara pemandian rupang Buddha, yakni Yang Mahasadar Di Alam Semesta. Namun, Beliau tidaklah berwujud, mengapa butuh makhluk awam untuk memandikan-Nya? Sesungguhnya, rupang hanyalah sebuah simbol. Simbol tersebut digunakan untuk mempertahankan kebenaran di dunia. Dengan simbol ini, orang-orang dibimbing untuk menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia.
Orang-orang bisa melihat umat Buddha memperingati hari datangnya Buddha ke dunia ini. Apa tujuan Buddha datang ke dunia ini? Tujuan-Nya sangat murni dan tanpa noda, yakni untuk memperhatikan dunia ini. Dunia ini disebut dunia Saha, yang berarti menanggung. Buddha datang ke dunia Saha ini untuk menghibur semua makhluk yang menderita.
Bagaimana Buddha menghibur mereka? Dengan membabarkan Dharma agar mereka memahami bahwa dengan membuka hati, mereka bisa terbebas dari kerisauan dan tekanan. Kini, kita mendengar dan mempelajari Dharma agar kita bisa membuka hati serta membebaskan diri dari kerisauan dan tekanan.
Kerisauan ditimbulkan oleh diri sendiri. Dengan memahami satu prinsip kebenaran, kita bisa memahami semua kebenaran. Dalam menghadapi segala hal, asalkan kita menapaki jalan yang benar, semuanya akan terlihat jelas.
“Kini kami bertobat di hadapan Buddha. Kami akan bervegetaris demi melindungi kehidupan. Kami akan bekerja sama dengan harmonis untuk menghalau bencana. Dengan hati tertulus, kami berikrar dengan hati yang murni,” Bhiksuni De Yuan.
“Berikrar semoga semua makhluk mendapatkan ketenteraman dan kebahagiaan, bebas dari bencana dan kesulitan, batin penuh kedamaian. Berikrar semoga tidak timbul niat membunuh yang mencelakai makhluk hidup; semua makhluk hidup damai dan berdampingan. Berikrar menghapus segala tabiat buruk yang terpupuk dari kehidupan ke kehidupan, menjauhi pikiran kacau, dan menghapus rintangan,” Bhiksu Jing Yao.
“Berikrar semoga dunia berlimpah sandang pangan; tiada kekurangan, kelaparan, ataupun kedinginan. Berikrar semoga tiada peperangan di mana pun di dunia; masyarakat harmonis dan berpenghidupan benar. Berikrar semoga ajaran Buddha berkembang pesat dan semangat Mahayana tersebar luas; tidak membiarkan ajaran sesat membodohi semua makhluk. Berikrar semoga tekad melatih diri di Jalan Bodhi terus terjaga; Bodhisatwa mempraktikkan secara luas Sutra Makna Tanpa Batas,” Bhiksu Ming Guang.
Saya bersyukur kepada para sesepuh vihara. Meski ada pandemi, kita tetap memperingati hari kelahiran Buddha. Sesepuh vihara dan Bodhisatwa sekalian, kita bersama-sama memperingati hari kelahiran Buddha. Insan Tzu Chi dan umat Buddha di seluruh dunia tidak akan melupakan bahwa Yang Mahasadar Di Alam Semesta datang ke dunia ini untuk membuka jalan agar kita dapat memahami bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan.
Terlebih lagi, pandemi kali ini telah membawa pelajaran besar bagi kita. Ia mengingatkan kita untuk menyadari ketidakkekalan hidup. Satu jenis virus penyakit saja dapat membawa dampak bagi seluruh dunia. Di seluruh dunia, banyak orang yang takut dan cemas. Setiap orang merasa tidak aman. Saat ini, yang terpenting ialah menenangkan hati orang-orang. Kita berharap ketulusan kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa.
Kita bisa melihat insan Tzu Chi di lebih dari 50 negara dan wilayah berdoa dengan tulus dalam jaringan. Semoga semua orang yang terhubung lewat jaringan internet dapat memandang dunia ini dengan welas asih. Jika bisa demikian, para Buddha dan Bodhisatwa juga akan memberkati dunia ini dengan penuh welas asih dan mendorong pandemi kali ini agar cepat berlalu.
Saya bersyukur kepada para sesepuh vihara dan anggota Sangha yang memberikan bimbingan pada orang-orang di saat seperti ini setiap tahun. Terlebih para anggota Sangha yang membimbing para Bodhisatwa dunia mendalami ajaran Buddha dengan tekun dan bersemangat. Hari ini, saya sungguh bersyukur atas ketulusan semua orang dalam memperingati hari kelahiran Buddha yang tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Di tengah pandemi seperti ini, kita tetap menunjukkan ketulusan kita. Saya bersyukur kepada para anggota Sangha dan sesepuh vihara yang memberikan bimbingan dengan penuh cinta kasih untuk menghalau pandemi kali ini dan meningkatkan ketulusan cinta kasih orang-orang. Tadi, kita berdoa dan bertobat kepada langit dan tulus bersyukur kepada bumi. Kini yang terpenting ialah bertobat dan bersyukur.
Kita bertobat atas masa lalu, bersyukur atas masa depan, dan berharap akan keselamatan masa kini. Dari lubuk hati yang dalam, saya bersyukur dan mendoakan kalian. Saya juga bersyukur atas bimbingan para sesepuh vihara dan anggota Sangha. Saya juga bersyukur pada Bodhisatwa sekalian. Semoga semua orang aman dan selamat, pandemi ini segera berlalu, dan setiap orang dipenuhi berkah. Terima kasih.
Yang
Mahasadar Di Alam Semesta mengasihi dunia
Membimbing
semua makhluk menuju pencerahan
Mengikuti
pemandian rupang Buddha lewat jaringan internet
Menghimpun niat baik untuk menghalau pandemi
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 12 Mei 2020