Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Cinta Kasih untuk Menolong Semua Makhluk

Cuaca kemarin sangat baik dan suhunya cukup tinggi. Kabarnya, suhu udara kemarin mencapai 30,5 derajat Celsius. Namun, kemarin merupakan Hari Dongzhi (hari saat matahari tepat di atas garis balik 23,5 derajat Lintang Selatan, yang bertepatan dengan tanggal 22 Desember atau 21 Desember pada saat tahun kabisat - red) yang seharusnya terasa dingin. Terhadap perubahan iklim yang ekstrem ini, kita harus meningkatkan kewaspadaan.

Kemarin, Ci Hui dan beberapa ketua pelaksana dari Amerika Serikat kembali ke Taiwan untuk memberikan laporan tentang Konferensi Perubahan Iklim di Paris kali ini. Ci Hui memberikan laporan secara mendetail tentang konferensi tersebut. Konferensi kali ini dirancang untuk sangat ramah lingkungan agar para kepala negara dan perdana menteri dapat sepaham bahwa bumi sedang demam dan mencari cara untuk menurunkan temperatur bumi dan meredam perubahan iklim yang ekstrem. Akhirnya, mereka mencapai kesepakatan untuk mengurangi emisi karbon dan menghemat sumber daya. Namun, meski semua delegasi sudah sepaham, untuk mencapai kesepakatan tetap  sangat sulit. Setiap orang mengutamakan dan memperjuangkan keuntungan negara masing-masing. Jadi, sangat sulit untuk mencapai kesepakatan. Meski demikian, setidaknya, kita harus turut ambil bagian dalam usaha melindungi bumi.

Sesungguhnya, kita telah puluhan tahun mengimbau orang-orang untuk mengasihi dan menghargai sumber daya, berpola hidup hemat, dan lain-lain. Setelah saya mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang, banyak relawan, termasuk para relawan lansia, yang bergerak untuk melindungi bumi. Sekelompok besar relawan lansia ini tahu jelas tentang pemilahan barang daur ulang. Begitu menyentuh barangnya, mereka tahu barang tersebut bisa didaur ulang atau tidak dan termasuk barang daur ulang jenis apa. Para Bodhisatwa lansia bisa memahami kebenaran meski buta huruf.

Banyak orang yang berpendidikan tinggi, tetapi tidak memahami kebenaran. Namun, para relawan lansia kita dapat menyerap ajaran kebenaran dengan tulus dan mempraktikkannya secara nyata. Saat video kegiatan daur ulang kita ditayangkan dalam konferensi itu, banyak orang yang berkata bahwa hanya Taiwan yang bisa melakukannya. Banyak negara yang tidak bisa melakukannya. Mereka juga tahu bahwa kita melakukannya secara tuntas dan sangat baik. Konsep daur ulang merupakan konsep yang dapat dipahami semua orang. Namun, pemilahan secara tuntas hanya bisa dilakukan oleh Tzu Chi karena kita memiliki sekelompok Bodhisatwa yang bersumbangsih dengan tulus demi mengasihi dan melindungi bumi. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Kita juga melihat pemanfaatan kembali sumber daya. Lihatlah ruang kelas sementara yang kita dirikan dalam lima tahun ini. Pascatopan pada tahun 2009, berhubung gedung SMP Jiaxian perlu direkonstruksi, Tzu Chi pun membantu mereka mendirikan ruang kelas sementara. Sejak saat itu, material ruang kelas sementara tersebut telah digunakan sebanyak tiga kali. Inilah cara kita menghargai dan mengasihi sumber daya.

Kita harus memanfaatkan sumber daya hingga semaksimal mungkin. Di setiap ruang kelas sementara, kita juga menyusun konblok sebagai lantai ruang kelas. Dengan menggunakan konblok, setelah ruang kelas sementara dibongkar, konblok-konblok itu juga bisa digunakan kembali. Jadi, dari atap hingga lantai ruang kelas, semuanya bisa dibongkar dan digunakan kembali tanpa menciptakan limbah bangunan. Semua ruang kelas sementara didirikan dengan konsep yang sama.

Meski ruang kelas ini hanya bersifat sementara, tetapi kita tetap mengutamakan keamanan lingkungan belajar para murid. Karena itu, kita selalu memilih tempat yang luas dan aman serta lingkungan yang baik, lalu membuat cetak biru dengan sepenuh hati. Meski hanya ruang kelas sementara,kita tetap harus mengikuti aturan dan terus berkomunikasi dengan pihak sekolah bahwa ruang kelas yang akan kita dirikan adalah bangunan yang aman. Selain merupakan bangunan yang aman,ruang kelas ini juga dapat digunakan kembali.

Dua atau tiga tahun kemudian, setelah gedung sekolah mereka selesai dibangun, kita akan membongkar ruang kelas sementara ini dan mengambil kembali materialnya untuk digunakan kembali. Meski hanya untuk dipakai dua atau tiga tahun, kita tetap mendirikannya dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik. Insan Tzu Chi melakukannya dengan cinta kasih yang tulus. Saya sungguh bersyukur.

Insan Tzu Chi mengasihi dan menghargai sumber daya dan sangat mementingkan pendidikan anak-anak. Saat akan membongkar atau mendirikan ruang kelas sementara, murid-murid juga turut berpartisipasi untuk mengangkat konblok sehingga mereka dapat mengetahui kerja keras orang lain saat bersumbangsih. Ini juga merupakan suatu pendidikan.

Selain mengasihi dan menghargai sumber daya, insan Tzu Chi juga berusaha membangkitkan cinta kasih anak-anak agar mereka tahu akan penderitaan orang lain dan dapat menyumbangkan milik mereka yang berlebih kepada orang yang kekurangan dan menderita. Ini demi menumbuhkan rasa empati mereka. Anak-anak juga membantu merapikan dan melipat pakaian. Ini semua membutuhkan keterampilan. Usai memilah dan merapikannya, mereka juga memasukkan pakaian ke dalam kardus dan menyusunnya dengan sangat rapi. Kemudian, mereka juga membersihkan tempat yang digunakan untuk mengemas pakaian.

Hari ini, pakaian yang dikumpulkan oleh anak-anak dan insan Tzu Chi Taiwan, sepatu yang disumbangkan insan Tzu Chi Filipina, dan barang bantuan yang disumbangkan insan Tzu Chi Malaysia, semuanya sudah dimuatkan ke dalam kapal di pelabuhan dan akan dikirimkan ke Sierra Leone. Tujuan dari gerakan ini adalah menolong orang. Selain itu, lewat gerakan ini, kita juga dapat menginspirasi banyak orang, dari anak-anak hingga para lansia, untuk membangkitkan cinta kasih dan mengembangkan potensi kebajikan. Kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih banyak orang, baru bisa melakukannya.

Setiap badan misi Tzu Chi benar-benar telah mendengar, membabarkan, dan mewariskan Dharma. Tujuan kita adalah bersumbangsih bagi masyarakat. Inilah tujuan kita. Inilah pendidikan. Inilah ajaran kebenaran. Saya sungguh sangat tersentuh.

Meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan iklim yang ekstrem

Giat melakukan daur ulang demi melindungi bumi

Menghargai sumber daya dengan memanfaatkan kembali bahan bangunan

Menginspirasi cinta kasih untuk menolong sesama

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan di DAAI TV Indonesia tanggal 25 Desember 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Desember 2015

Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -