Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Cinta Kasih yang Tak Terhingga

Qingshui sangatlah indah. Secara harfiah, Qingshui berarti air yang jernih. Bagaikan air, saya terus mengalir dari Qingshui, melintasi berbagai gunung dan sungai, hingga tiba di Hualien.

Hari ini, saya kembali ke Qingshui. Suasana di sini sangat familier bagi saya. Saya melihat banyak barang yang sangat familier dan mengingatkan saya akan kampung halaman. Saya mencium aroma rumput yang sangat harum.

Para Bodhisatwa lansia kita membuat kerajinan tangan dengan terampil. Dengan membuat anyaman, mereka dapat menyebarkan kebenaran tentang 12 Sebab Musabab yang Saling Bergantungan, Bodhi, berkah, dan kebijaksanaan. Intinya, hati adalah pelopor segalanya. Dengan kesungguhan hati, kita dapat mewujudkan segalanya.

Saya lahir di Qingshui, tumbuh besar di Fengyuan, lalu menetap di Hualien. Hari ini, saya kembali ke kampung halaman saya. Sungguh, saya bisa melihat bahwa setiap orang di sini sangat ramah dan dekat dengan hati saya. Jadi, semua orang sangat ramah, juga sangat dekat dengan saya. Sungguh, di sinilah asal mula Tzu Chi.

Bodhisatwa sekalian, Qingshui merupakan asal mula Tzu Chi. Bagaikan sebutir benih yang terbang terbawa angin, Tzu Chi terus berkembang hingga kini bisa menjangkau seluruh dunia.


Hari ini, saya mengunjungi berbagai Aula Jing Si. Di setiap Aula Jing Si, para relawan terlihat sangat berdedikasi, sama seperti kalian. Di setiap tempat, saya berkata, "Ini adalah rumah kalian. Kalian harus menjaga rumah ini dengan baik." Di sini, saya juga ingin memberi tahu kalian bahwa tempat ini merupakan rumah kita bersama.

Setiap orang memiliki rumah sendiri, tetapi Aula Jing Si adalah rumah kita bersama. Saya berharap praktik Dharma dapat digalakkan di sini. Dharma bersifat abadi. Karena adanya hukum alam, manusia tidak bisa selamanya mempertahankan usia muda ataupun paruh baya. Rupa akan berubah setiap detik. Namun, Aula Jing Si akan terus ada di sini dan hati kita tidak akan berubah. Kita telah mematangkan jalinan jodoh Dharma di sini.

Saat berkunjung ke sini, kita dapat melihat Dharma di mana-mana. Hati adalah pelopor segalanya. Kalian sepenuh hati menerapkan Dharma di sini. Saat saya melihat tembok dan mendongak melihat langit-langit, semua yang terlihat adalah Dharma. Jadi, mari kita menjaga rumah bersama ini dengan terus mempraktikkan Dharma dan menjaga kedekatan satu sama lain.

Dharma harus diwariskan hingga selamanya dan kita harus selamanya dekat satu sama lain. Saya mendoakan kalian semua.


Saya sangat gembira dapat kembali hari ini. Berkat jalinan jodoh di antara kita, barulah saya dapat kembali ke sini. Saya berharap kalian dapat menggenggam jalinan jodoh baik. Sebagai saudara se-Dharma, kita hendaklah bekerja sama dengan harmonis. Singkat kata, kita harus bersungguh hati.

Sebutir benih dapat bertumbuh menjadi tak terhingga. Benih ini dapat bertumbuh menjadi pohon besar, lalu menghasilkan benih yang tak terhingga. Hari ini adalah pertama kalinya saya berkunjung ke Aula Jing Si Dajia. Begitu masuk ke sini, saya merasakan keagungan dan suasana pelatihan yang mendalam.

Aula Jing Si ini merupakan ladang pelatihan bagi kita untuk menjalankan praktik Bodhisatwa dengan tekun. Di sini, kita dapat bersatu hati dan mempelajari Dharma dengan tulus. Dalam mempelajari Dharma, kita tak lepas dari praktik Bodhisatwa. Praktik Bodhisatwa dijalankan untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.

Di kampung halaman saya, tempat asal mula Tzu Chi, ada banyak orang yang menjalankan praktik Bodhisatwa dan menginspirasi cinta kasih orang-orang. Sebutir benih cinta kasih dapat bertumbuh menjadi tak terhingga. Karena itulah, saya sangat menyukai benih.

Sebutir benih dapat bertumbuh menjadi tak terhingga. Jadi, saat insan Tzu Chi Dajia kembali ke Griya Jing Si, Hualien, saya selalu berkata pada mereka, "Jika ada benih yang jatuh dari pohonnya, tidak peduli benih apa, kumpulkanlah benih-benih itu, lalu kirimkan ke Hualien setelah diolah."


Berhubung para insan Tzu Chi Dajia memiliki tangan yang terampil, mereka dapat memoles benih-benih itu hingga mengilat dan membuat kerajinan tangan dengannya. Karena itu, saya selalu dipenuhi sukacita. Mereka juga menganyam rumput menjadi pembatas buku. Saya sangat menyukai hadiah yang diberikan oleh insan Tzu Chi Dajia ini.

Saat menghadiahkan buku kepada insan Tzu Chi luar negeri, saya juga memberikan sebuah pembatas buku dan berkata pada mereka, "Ini dianyam dari rumput di kampung halaman saya oleh sekelompok Bodhisatwa di Dajia yang sangat terampil." Jadi, saya sungguh sangat menyukainya.

Singkat kata, kunjungan saya ke Aula Jing Si Dajia hari ini juga menandakan peresmian tempat ini.

Saat para relawan kembali ke Hualien, mereka bertanya, "Kapan Aula Jing Si Dajia diresmikan? Kapan Master akan pergi ke sana untuk menghadiri upacara peresmian?" Saya berkata pada mereka, "Begitu kaki saya menginjak lantai Aula Jing Si, saat itulah tempat itu diresmikan." Jadi, Aula Jing Si Dajia diresmikan hari ini. Saya mendoakan kalian semua.


Di Aula Jing Si, kalian harus bersungguh-sungguh mempelajari praktik Bodhisatwa Bersama untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Bersumbangsih adalah berkah. Selain itu, di sini, kalian juga dapat mendalami Dharma dan mencari tahu mengapa dalam 55 tahun, Tzu Chi dapat menjangkau 119 negara dan wilayah di seluruh dunia.

Sebagai Bodhisatwa dunia, kita menjalin jodoh baik dan bersumbangsih bagi semua makhluk yang menderita. Karena itulah, dikatakan bahwa Bodhisatwa datang karena adanya makhluk yang menderita. Dengan cinta kasih kita, kita juga dapat menginspirasi cinta kasih yang tak terhingga.

Hari ini, saat saya menginjakkan kaki di sini, banyak relawan yang berkumpul di sini. Hari ini, kita bersama-sama meresmikan tempat ini. Jadi, saya mendoakan Dajia, Aula Jing Si ini, dan kalian semua.

Tahun baru sudah hampir tiba. Saya mendoakan kalian semua.

Menyebarkan Dharma dengan keterampilan menganyam
Bersama-sama belajar menjadi Bodhisatwa di ladang pelatihan Tzu Chi
Meski rupa terus berubah, tetapi hati akan selalu sama
Bodhisatwa yang tak terhingga bertumbuh dari satu

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Desember 2020       
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 Desember 2020
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -