Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Orang-orang Menapaki Jalan Kebajikan
“Imbauan untuk mengganti kertas sembahyang dengan beras
tahun ini diperkirakan dapat mengurangi 10 kilogram penggunaan kertas
sembahyang dan 16 ton karbon dioksida,” petikan wawancara Lin Huiya, Pegawai
Departemen Urusan Sipil, Taiwan.
“Biasanya, kami membakar kertas sembahyang. Namun, saya
merasa bahwa imbauan ini cukup baik,” petikan wawancara salah satu masyarakat
di kota Taipei.
“Bisa, saya bisa menerimanya. Ini lebih ramah lingkungan,”
petikan wawancara salah satu masyarakat di kota Taipei.
Kemarin adalah Hari Cioko. Kita bisa melihat kini, kesadaran
lingkungan warga Taiwan mulai meningkat. Orang-orang mulai memahami bagaimana
melindungi alam dengan keyakinan benar. Persembahan terbaik bagi para dewa dan
Buddha bukanlah kertas sembahyang ataupun dupa. Yang terpenting adalah
ketulusan hati, bukan semerbak dupa.
Kita harus membangkitkan ketulusan setiap saat. Kita harus
senantiasa tulus. Dengan memiliki ketulusan, baru bisa disebut menghormati
Buddha. Jadi, kita jangan percaya pada takhayul. Kita harus memiliki keyakinan
benar. Sekarang, setiap orang hendaknya memiliki keyakinan untuk tidak berbuat
jahat dan melakukan segala kebajikan. Kita tidak boleh melakukan hal yang buruk
dan harus menggalakkan segala praktik kebajikan.
Lihatlah seorang relawan yang kisahnya pernah kita dengar
beberapa tahun yang lalu. Demi kecantikan, dia membunuh dan mengonsumsi daging
kelinci. Dalam lima tahun, dia membunuh lebih dari seribu ekor kelinci.
Akhirnya, kesehatannya mulai terganggu.
“Saya mengorbankan nyawa banyak kelinci demi kecantikan
saya. Saya membunuh banyak kelinci. Buah yang saya peroleh adalah di malam
hari, saya tidak bisa tidur nyenyak dan terus bermimpi buruk”.
“Saya sering bermimpi buruk hingga berteriak di tengah malam
dan tidak bisa tidur. Selain itu, lengan saya juga melepuh hingga saya sangat
tersiksa dan ingin menghilangkannya dengan pisau. Saya menyayatnya hingga kedua
lengan saya berdarah,” petikan wawancara Wei Yuzhu, relawan Tzu Chi.
Setelah mengenal Tzu Chi, dia mulai bertobat dan
bervegetaris. Setelah itu, kesehatannya mulai pulih. Ini adalah kisah yang
pernah dia bagikan. Singkat kata, dengan bervegetaris, kita belajar untuk
menghormati kehidupan. Ini merupakan permulaan untuk menyebarkan kekuatan cinta
kasih. Jika tidak tahu untuk menghormati kehidupan, bagaimana kita bisa berbuat
baik?
Kini, rekan kerja dan atasannya sangat memujinya.
Pencapaiannya dalam pelatihan diri telah disaksikan oleh semua orang. Dia telah
memperbaiki kehidupannya. Jadi, kita harus menginspirasi orang-orang agar bisa
sepaham, sepakat, dan menapaki Jalan Bodhisatwa bersama. Kini belum ada banyak
orang yang menapaki Jalan Bodhisatwa. Namun, kita harus tetap memiliki
keyakinan.
Meski baru sedikit orang yang terinspirasi, kita tetap harus
dipenuhi sukacita. Kita tahu bahwa prinsip kebenaran terkandung dalam semua
benda dan makhluk hidup di dunia ini. Kita harus menyerap dan mempraktikkan
prinsip kebenaran. Jadi, kita harus bertutur kata baik dan berbuat baik di mana
pun. Jika tidak, kita tidak memiliki cukup waktu lagi.
Kita harus menyucikan hati manusia dan membimbing menuju
arah yang bajik. Meski tidak bisa melihat hasilnya dalam waktu singkat, kita
tetap harus mengerahkan segenap hati dan tenaga. Sungguh, kita harus
meningkatkan kewaspadaan.
Di Houston, Amerika Serikat, ada berbagai tempat yang banjirnya belum surut. Namun, kembali ada badai berkekuatan tinggi yang akan menerjang. Banjir kali ini belum surut, AS sudah terancam hujan deras lagi. Ini sungguh mengkhawatirkan. Selain banjir, AS juga dilanda kebakaran. Entah bagaimana mendeskripsikan penderitaan warga Amerika Serikat yang dilanda banjir dan kebakaran saat ini.
Amerika Serikat yang begitu luas juga sulit menghadapi
kondisi seperti ini. Inilah yang Buddha katakan, ketidakkekalan bisa datang
dalam sekejap. Jika manusia bisa segera tersadarkan, maka masyarakat akan
harmonis dan lingkungan akan bersih. Saya juga berharap setiap orang dapat
mawas diri dan tulus.
Selama beberapa hari ini, insan Tzu Chi di Amerika Serikat
membagi diri ke dalam beberapa kelompok dan bekerja sama dengan pemerintah
setempat.
“Pertama, biarkan saya berterima kasih kepada Tzu Chi.
Organisasi ini tak bisa dideskripsikan. Saya sangat terkesan. Kalian sungguh
merupakan “Malaikat Biru”. Apa yang kalian lakukan untuk orang-orang di seluruh
dunia dan para korban bencana sangat luar biasa. Kami sangat beruntung karena
ada kalian di sini,” petikan wawancara Julie Masters, Walikota Dickinson.
“Kalian terlebih dahulu memperhatikan petugas penyelamat di
garis terdepan. Kami memedulikan keselamatan warga, sedangkan kalian
memedulikan kami. Terdapat perubahan posisi di sini. Itulah yang paling membuat
saya terharu,” petikan wawancara Ron Morales, Kepala Kepolisian Dickinson.
Kini Tzu Chi telah menjadi salah satu organisasi yang
diterima untuk memberikan bantuan bencana. Karena itu, wali kota Addison
menghubungi Relawan Ling untuk memberi tahu bahwa didirikan sebuah tempat
penampungan baru yang akan menampung 500 orang. Beliau meminta insan Tzu Chi
menyediakan 500 helai selimut.
Saya juga sangat bersyukur ada pengusaha setempat yang
menawarkan pesawat pribadinya untuk mengirimkan barang bantuan. Sungguh, Texas
sangatlah luas. Kita membutuhkan lebih banyak relawan Tzu Chi. Jika tidak,
seperti saat ini, kita bisa melihat insan Tzu Chi AS kekurangan tenaga. Saat
ini, terjadi banyak bencana di Amerika Serikat yang membawa dampak serius bagi
wilayah yang luas. Yang paling dibutuhkan adalah bantuan tenaga.
Belakangan ini, saya sering berkata bahwa kita harus
meningkatkan kewaspadaan dan jangan mengira bahwa kita bisa hidup tenteram
untuk selamanya. Upaya untuk menyucikan hati manusia harus kita lakukan dalam
keseharian. Setiap orang perlu untuk memahami jalan kebenaran.
Setiap orang hendaknya memahami kebenaran setelah mendengar
Dharma dan tahu bagaimana cara menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Saat hidup
aman dan tenteram, kita harus berbagi Dharma dengan orang-orang di sekitar kita
untuk membimbing mereka ke arah yang benar.
Dengan menginspirasi orang-orang membuka jalan bersama, maka
saat ada yang membutuhkan, kita bisa menapaki jalan tersebut bersama mitra kita
dan tak akan kesepian. Inilah yang harus kita lakukan dalam keseharian. Saya
terus mengimbau orang-orang untuk mendengar Dharma agar bisa sepaham, sepakat,
dan bertindak bersama. Tanpa kesepahaman dan kesepakatan, dari mana datangnya tindakan
bersama? Jadi, dalam keseharian, kita harus bersungguh hati.
Mengimbau warga mengganti kertas sembahyang dengan beras di
Hari Cioko
Memberi persembahan dengan ketulusan
Kesehatan pulih kembali setelah bertobat dan bervegetaris
Mempersiapkan penyaluran bantuan dan menapaki Jalan
Bodhisatwa bersama
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 September 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 8 September 2017