Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Relawan yang Tak Terhingga untuk Menjalankan Ikrar Bersama

Bodhisatwa sekalian, hidup kita terbatas, tetapi jiwa kebijaksanaan kita tak berujung. Saat saya masuk ke sini pagi ini, saya melihat para insan Tzu Chi Malaysia yang bukan hanya mendengar Dharma, tetapi juga membuat catatan. Mereka bisa menyerap Dharma yang begitu dalam ke dalam hati, mencatatnya dengan kata-kata sendiri, dan berbagi dengan orang lain. Kita bukan hanya mempelajari teori, tetapi juga mempraktikkannya secara nyata.

Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus mengubahnya menjadi “sumsum Dharma”. Bagaikan sumsum tulang yang bisa menghasilkan sel darah, sumsum Dharma juga bisa membangkitkan dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Benar. Ada seorang relawan kita yang membuka “bank”. Banknya ini adalah toko perlengkapan sembahyang di mana orang-orang menukarkan uang asli dengan uang palsu karena percaya pada takhayul.

Setelah bergabung dengan Tzu Chi, dia akhirnya tersadarkan dari ketersesatan. Dia telah menutup tokonya dan menyadari stupa di dalam hatinya. Sungguh, setiap orang memiliki stupa di dalam hati masing-masing. Setiap orang hendaknya melatih ke dalam diri.

Setelah tahu bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan, kita hendaknya bersungguh hati menyerap Dharma ke dalam hati. Kita harus melatih diri dengan sepenuh hati, jangan hanya mendengar dan membahas teori. Kita harus mempraktikkan Dharma secara nyata dan berbagi tentang praktik kita. Dengan begitu, barulah kita bisa menjadi Bodhisatwa teladan.

Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Relawan yang Tak Terhingga untuk Menjalankan Ikrar Bersama

Mulai sekarang, kalian harus menjadikan hati Buddha sebagai hati kalian dan menjadikan tekad saya sebagai tekad kalian. Kita harus memiliki hati Buddha yang penuh dengan cinta kasih agung tanpa penyesalan, welas asih agung tanpa keluh kesah, sukacita agung tanpa kerisauan, dan keseimbangan batin agung tanpa pamrih.

Benar, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih agung tanpa penyesalan dan welas asih agung tanpa keluh kesah. Kita harus bersumbangsih dengan sukarela. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus melapangkan hati untuk mendedikasikan diri bagi semua makhluk di dunia ini dengan harapan semua makhluk dapat hidup bahagia tanpa kerisauan. Inilah yang disebut cinta kasih agung. Saat ada yang dilanda penderitaan, kita dengan sukarela bersumbangsih bagi yang membutuhkan tanpa takut bekerja keras.

Kalian semua merupakan Bodhisatwa yang tekun melatih diri. Karena tekun melatih diri, kalian bisa memiliki kesatuan hati. Kita harus lebih tekun melatih diri. Hidup manusia tidaklah kekal. Kehidupan ini sangat singkat. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Detik demi detik terus berlalu.

Saya sering berbagi dengan banyak orang bahwa tahun ini Tzu Chi telah berusia 50 tahun. Sesungguhnya setiap kali mengulas 50 tahun Tzu Chi, saya teringat pada tahun pertama Tzu Chi berdiri. Saat itu, usia saya masih kurang dari 30 tahun. Sekarang saya sudah lanjut usia dan Tzu Chi sudah berdiri 50 tahun. Bodhisatwa sekalian, tanpa kita sadari, waktu berlalu dengan sangat cepat.

Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Relawan yang Tak Terhingga untuk Menjalankan Ikrar Bersama

Perjalanan kita selama 50 tahun ini penuh rintangan. Badan Amal Ke Nan Tzu Chi berawal dari semangat celengan bambu dan terus berkembang hingga sekarang. Dalam setengah abad, Tzu Chi telah meninggalkan jejak langkah di setengah jumlah negara di seluruh dunia. Inilah yang telah kita capai. Ini semua berawal dari sebersit niat yang saya bangkitkan pada hari pertama mendirikan Tzu Chi. Karena itulah, saya sering berkata bahwa sebersit niat menentukan arah seumur hidup. Sebersit niat yang terbangkitkan dalam waktu kurang dari satu detik inilah yang menuntun saya sepanjang hidup saya.

Saya juga melihat insan Tzu Chi yang memiliki keyakinan yang teguh. Saya sangat bersyukur. Saya sangat bersyukur dari Tzu Chi berdiri, jumlah insan Tzu Chi terus-menerus meningkat. Dalam upacara pelantikan setiap tahun, bertambahnya anggota keluarga besar Tzu Chi juga berarti bertambahnya Bodhisatwa dunia.

“Saya terlambat bergabung dengan Tzu Chi. Sungguh terlambat sekali. Matahari sudah mau terbenam, saya baru mengenal Tzu Chi.  Sungguh disayangkan sekali. Jika saya bisa lebih awal mengenal Master, maka hidup saya tidak akan begitu menderita,” kata Zheng Jin seorang  Relawan Tzu Chi.

“Master yang terhormat dan terkasih, sekarang saya berikrar di hadapan Master. Setelah pulang, saya pasti akan menjalankan fungsi saya sebaik mungkin hingga napas terakhir,” kata seorang relawan Tzu Chi Yang Yu-ying.

Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Relawan yang Tak Terhingga untuk Menjalankan Ikrar Bersama

Mendengar para relawan kita berbagi pengalaman, saya ingin berkata kepada relawan lansia kita untuk tidak patah semangat. Kita harus menghargai waktu dan bersungguh-sungguh menggenggam setiap detik dalam hidup kita.

Bodhisatwa sekalian, hari ini kalian telah dilantik dan menyatakan berguru kepada saya. Keyakinan benar tidak memandang perbedaan agama karena pada hakikatnya, ajaran semua agama adalah sama. Semua agama mengajarkan semangat cinta kasih tanpa pamrih.

Cinta kasih tanpa pamrihlah yang membuat kita bisa bersumbangsih bagi semua makhluk di seluruh dunia. Kita harus menggunakan ketulusan hati untuk membangun ikrar luhur dan bertindak secara nyata. Membangun ikrar tanpa tindakan nyata tak akan membuahkan hasil. Bertindak secara nyata tanpa ikrar juga tak akan membuahkan hasil. Karena itu, setelah membangun ikrar, kita juga harus bertindak secara nyata. Ikrarlah yang memberi kita kekuatan untuk melangkah maju dan tidak berjalan menyimpang. Karena itulah, kita harus membangun ikrar.

Bodhisatwa sekalian, pelantikan ini hanyalah permulaan. Mulai hari ini, kalian harus menapaki Jalan Bodhisatwa dengan hati Buddha dan tekad Guru. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Kita harus meneladani hati Buddha dan menyerap Dharma ke dalam hati, baru bisa membangkitkan hakikat kebuddhaan. Bagaikan lentera, kita membutuhkan lentera lain untuk menyalakan lentera kita. Setelah itu, kita bisa menyalakan lentera yang tak terhingga.

“Kami berikrar untuk mempertahankan tekad, mempraktikkannya dengan berani dan tekun, serta bekerja sama dengan harmonis untuk menggarap ladang berkah. Kami bersyukur kepada Master yang tidak menyerah pada kami. Kami berikrar mengikuti langkah Master untuk selamanya,” pungkas Yang Yu-ying seorang  Relawan Tzu Chi.

Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dengan sumsum Dharma

Tersadarkan dari ketersesatan dan melihat stupa di dalam hati

Menginspirasi relawan yang tak terhingga dan mengikuti langkah Master untuk selamanya

Mewariskan ajaran Jing Si dan membangkitkan hakikat kebuddhaan orang banyak

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 November 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 9 November 2016

Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -