Ceramah Master Cheng Yen: Menginventarisasi Kehidupan dan Mempraktikkan Kebenaran


Lihatlah tumpukan sampah itu. Jika kita pikirkan, semua itu mulanya bukanlah sampah. Barang-barang itu pernah dikejar, dicintai, dan dimanfaatkan. Semua berawal dari tidak ada. Mengandalkan pengetahuan, manusia selalu mengejar apa yang tidak dimiliki untuk memenuhi nafsu keinginannya. Ketika pengetahuan meningkat, keinginan pun bertambah. Untuk mengejar keinginan, orang-orang akan menggali gunung dan mengeksploitasi lautan. Bumi telah dirusak dan tercemar karena ulah manusia. Namun, kita sering melihat kegiatan daur ulang Tzu Chi.

Begitu banyak relawan lansia memanfaatkan anggota tubuh mereka dengan baik. Dengan tangan mereka, mereka berkontribusi kembali dan merawat Bumi. Dengan kaki mereka, mereka berjalan menuju kebajikan. Kita dapat melihat begitu banyak relawan melakukannya. Mereka tidak menyebarkan kebenaran hanya dengan ucapan, melainkan dengan praktik. Kita dapat melihat dan mendengarkan suara dan tawa bahagia mereka.

Hendaklah kita mendengarkan dengan baik kisah hidup mereka. Mereka semua telah membimbing kita menuju arah yang benar dalam hidup. Hendaklah kita mengikuti teladan mereka. Prinsip kebenaran tak terhitung jumlahnya. Hendaklah kita membagikan prinsip yang dapat didengar, dipahami, dijalankan, dan dapat menciptakan kesatuan dan kerukunan. Inilah arah hidup benar yang sesungguhnya. Dengan demikian, semua orang dapat mewujudkan keharmonisan antara tubuh dan pikiran.


Kita semua harus menjaga keharmonisan dengan cinta kasih dan menyatukan hati kita. Gerakan ini melambangkan aksara Tionghoa "kesatuan". Bersatu dalam apa? Bertutur kata yang baik untuk menyebarkan Sutra Teratai. Kita dapat mulai dengan satu orang dan kemudian akan terus menyebar hingga 50 orang.

Selama kita mempelajari ajaran Buddha, merenungkan bagaimana kita menjalani hidup, dan menginventarisasi kehidupan, kita dapat memahami prinsip hidup yang sebenarnya, yaitu lahir, tua, sakit, dan mati dan menciptakan berkah bagi dunia. Ingatlah, kita hendak percaya bahwa kita akan datang ke dunia ini lagi setelah kita meninggal. Oleh karena itu, hendaklah semua orang membentangkan jalan bagi kehidupan selanjutnya.

Belakangan ini, saya terus berbicara tentang jalan. Saya terus berpikir bagaimana kondisi dunia ini setelah saya meninggal dan datang ke dunia ini lagi. Kita tidak boleh lupa akan dunia ini. Karena kita masih memiliki tanggung jawab untuk dipenuhi, hendaklah kita melakukan yang terbaik di kehidupan saat ini dan menjalin jodoh baik agar di kehidupan mendatang kita terlahir di daerah dan lingkungan yang mendukung pada waktu yang sesuai.


Hendaklah kita membentangkan jalan. Kita dapat melihat bagaimana warga memperbaiki jalan yang rusak agar relawan kita dapat berjalan melewatinya untuk meringankan penderitaan orang-orang. Dari Da Ai TV, saya sering melihat bagaimana rumah beberapa orang lusuh dan kotor. Relawan Tzu Chi hadir untuk membantu dan membawa secercah harapan bagi mereka. Relawan kita bekerja dalam kesatuan kelompok. Semua orang berhimpun dan menyatukan hati mereka bersama. Setelah bersatu hati, mereka mengerahkan kekuatan dan mengulurkan tangan untuk membantu kegiatan pembersihan. Melihat itu, saya sungguh merasa tenang dan berterima kasih kepada relawan Tzu Chi dari lubuk hati yang terdalam.

Relawan Tzu Chi di seluruh dunia mendedikasikan diri dengan cinta kasih agung dan terjun ke tengah masyarakat untuk bersumbangsih. Kehidupan ini tidak kekal. Hendaklah kita menggenggam waktu dengan baik. Di tengah pertemuan dan perpisahan dalam hidup, kita menumbuhkan cinta kasih dalam hati kita. Ketika melihat penderitaan dunia, hendaklah kita mengulurkan kedua tangan dan membuka hati kita untuk merangkul orang-orang yang menderita. Kehidupan seperti ini sungguh hangat. Inilah cara kita melatih diri.

Ajaran Buddha harus dipraktikkan di dunia. Kita harus memiliki keyakinan akan hal ini. Kita juga harus percaya bahwa kita mengikuti siklus kelahiran kembali. Kita harus berjalan di jalan yang benar dalam hidup tanpa pernah menyimpang sedikit pun. Sedikit penyimpangan akan membawa kita jauh tersesat dan menuju alam setan kelaparan, neraka, atau alam binatang. Hendaklah kita memanfaatkan waktu untuk bersumbangsih. Dalam berbuat baik, kita bukan mengharapkan kelahiran di alam dewa, juga tidak ingin terjatuh ke tiga alam rendah. Kita ingin kembali ke alam manusia. Jadi, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa.


Bodhisatwa sekalian, hendaklah kalian mendengarkan saya dengan sepenuh hati. Saya berharap setiap perkataan saya dapat kalian dengarkan dan resapi di dalam hati. Kita harus mengulurkan tangan untuk merangkul alam dan semua makhluk. Kita harus melangkahkan kaki untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Saya berharap semuanya terus mengingat hal ini.

Belakangan ini, dunia penuh bencana karena ketidakselarasan empat unsur alam. Kita harus menjaga alam ini dengan baik dan mengikuti hukum alam. Iklim yang tidak menentu telah menyebabkan gagal panen. Uang tidak dapat menggantikan tanaman pangan. Orang berada saja akan kesulitan untuk hidup, apalagi orang kurang mampu. Sebanyak apa pun uang tak berguna pada kondisi seperti itu.

Saat ini, kita harus memiliki keselarasan hati dan pikiran agar iklim kembali selaras dan ketenteraman dunia terwujud. Hanya dengan terwujudnya dunia yang damai, kehidupan semua orang pun akan damai. Ada banyak hal yang dapat dibagikan. Hendaklah kita sepenuh hati dalam segala hal.

Semua barang mulanya pernah diinginkan dan digunakan
Hal yang diinginkan dahulu telah menjadi tumpukan sampah saat ini
Menginventarisasi kehidupan dan mempraktikkan ajaran kebenaran
Melindungi Bumi dan merangkul semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 03 September 2022
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -