Ceramah Master Cheng Yen: Menginventarisasi Kehidupan dan Meneruskan Cinta Kasih


“Saat kakak tertua saya, Chen Xing-ying, meninggal dunia, saya baru benar-benar memahami di mana letak nilai kehidupannya. Master berkata manusia tidak punya hak milik atas kehidupan, hanya ada hak pakai. Kakak saya benar-benar memanfaatkan hak pakainya. Dalam upacara penghormatan terakhir baginya, para relawan lain terus memujinya dan merasa kehilangan. Saat berkabung baginya, saya baru tahu bahwa ternyata beliau telah memanfaatkan waktunya untuk bersumbangsih di luar,”
kata Chen Jin-kun relawan Tzu Chi.

“Kakak saya ini adalah teladan bagi keluarga kami. Kami sangat bangga kepadanya. Kami berterima kasih kepada Master yang telah memberi kami ladang pelatihan welas asih sehingga kakak saya dapat mengembangkan potensi bajiknya. Kami menjadikannya sebagai teladan dan akan terus melanjutkan sumbangsihnya,” pungkasnya.

“Selama sakit, asalkan sedikit membaik, Kak Xing-ying segera mengenakan pakaian seragam sambil membawa kantong drainase dan pergi menggalang cinta kasih. Meski dirawat di rumah sakit, setiap hari beliau selalu mengikuti ceramah pagi Master di Auditorium Konferensi Internasional. Kepada para tenaga medis yang telah lama bergabung tetapi belum dilantik sebagai relawan, beliau selalu memberi semangat, ‘Cepatlah dilantik, selagi Master masih ada. Tak apa jika jumlah donatur kalian belum cukup, saya bisa menjadi donatur kalian.’ Beliau selalu memberi dukungan seperti itu,” kata You Mei-yun relawan Tzu Chi.

Saya selalu berharap kalian semua mengiventarisasi kehidupan masing-masing. Ini patut untuk dilakukan. Bukan hanya meminta kalian, saya sendiri juga melakukannya. Ini juga merupakan cara untuk menyegarkan ingatan kita. Jadi, kita dapat membagikan kisah-kisah kehidupan yang bernilai yang layak untuk dibagikan kepada orang lain.

Xing-ying belum sempat membagikan kisahnya sendiri. Dia sering berbagi kisah orang lain, tetapi belum pernah membagikan kisahnya sendiri. Kini, kalian yang mengenalnya dapat mewakilinya untuk berbagi kisah. Berhubung dia pernah hadir dalam kehidupan kalian, saat kalian berbagi tentangnya, berarti kalian juga menginventarisasi kehidupan kalian sendiri. Singkat kata, semua ini memulihkan ingatan kita hingga menjadi segar kembali.


Bagaimana kita melakukan kebaikan di masa lalu? Kini, kita harus kembali meneguhkan arah kita dan membentangkan jalan bagi masa depan. Dengan demikian, kita tidak akan tersesat. Jadi, saya berpesan kepada kalian bahwa pelajaran besar yang saya maksud adalah pelajaran kehidupan dan keseharian. Ini juga merupakan kenangan akan sejarah serta merupakan inventarisasi kehidupan kita. Jadi, kita harus selalu bersungguh hati. Saya sangat tersentuh mendengar semuanya.

Dalam pandemi kali ini, banyak kisah yang menyentuh di Songshan. Para relawan sangat aktif dan penuh semangat.

“Kami di Songshan terus menyosialisasikan vegetarisme. Di Songshan, ada cukup banyak restoran vegetaris. Sehubungan kondisi pandemi kali ini, saat kami melihat usaha restoran-restoran itu sepi sehingga mereka harus mengalami kesulitan ekonomi dan terpaksa berutang ke bank, akhirnya pada bulan Juni, kami semua berkoordinasi untuk bersama-sama menyosialisasikan vegetarisme. Kami mengundang berbagai perusahaan, bank, instansi, sekolah, pemadam kebakaran, dan kepolisian untuk turut mengikuti program ini,” kata Huang Shao-mei relawan Tzu Chi.

“Saat kondisi pandemi di Taipei memanas, berhubung para tenaga medis terus berjuang untuk melindungi kehidupan dan kesehatan kita semua, maka atas ajakan Kakak Mei-yun, kami hendak memberi semangat kepada para tenaga medis. Jadi, kami membentuk tim untuk mengantarkan nasi kotak vegetaris kepada para tenaga medis dengan harapan dapat menenangkan hati mereka,” kata Cheng Sheng-shu relawan Tzu Chi.

“Para anggota Tzu Cheng berhasil menggalang sejumlah dana dengan cepat. Setiap hari, mereka mengantarkan nasi kotak ke rumah sakit. Tentu, setiap orang diminta untuk mengenakan masker, membawa cairan disinfektan, serta memakai pelindung wajah, topi, dan sarung tangan. Semua alat pelindung dikenakan dengan lengkap. Para relawan pria kita mengantarkan nasi kotak vegetaris cinta kasih setiap hari tanpa henti,” lanjutnya.

“Di sini, saya ingin secara khusus menceritakan tentang Kakak Gong Yong-zhi. Sebelah matanya sudah tidak dapat melihat, sedangkan daya penglihatan matanya yang satu lagi juga hanya 0,01. Dalam kondisi seperti itu, beliau tetap ikut mengantarkan nasi kotak bagi para tenaga medis setiap hari tanpa henti. Selain itu, di masa pandemi ini, kita semua dapat merasa tenang dengan adanya para tenaga medis yang menjaga kesehatan kita. Kegiatan ini juga memungkinkan cinta kasih Tzu Chi masuk dan berakar dalam setiap komunitas dan setiap rumah sakit,” pungkasnya.


Kita semua harus bertekad seperti ini. Kita hendaknya bersama-sama berdoa dengan tulus semoga pandemi dapat segera berlalu. Untuk mencapai ketenteraman, kita membutuhkan iklim dan alam yang bersahabat serta manusia yang menciptakan berkah. Terlebih lagi, kita hendaknya memanfaatkan momen ini untuk menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Kita bukan menggalang dana, melainkan manusia.

Kita harus membuat orang-orang memahami cara menjadi Bodhisatwa dunia dan menginspirasi mereka, bukan hanya mengeluarkan uang untuk donasi, melainkan membangkitkan ketulusan hati. Dengan demikian, orang-orang akan makin mengenal Tzu Chi dan dapat turut bertekad.

Banyak orang yang tidak mengerti tujuan hidup mereka dan tidak menyadari baik buruknya perbuatan semasa hidup. Kebaikan mereka mungkin hanya sedikit, sedangkan keburukan mereka banyak. Mereka tidak menginventarisasi kehidupan mereka. Jadi, kita hendaknya memanfaatkan momen saat ini untuk menyebarkan pelajaran besar agar orang-orang dapat menginventarisasi kehidupan mereka.

Kita harus menginspirasi mereka agar menyadari pentingnya memahami baik dan buruk. Jika karma baik kita sedikit dan karma buruk kita banyak, ditambah lagi kita tidak hati-hati atas perbuatan kita, karma yang berat ini mungkin akan membawa kita ke neraka. Karena itu, dikatakan bahwa Bodhisatwa Ksitigarbha senantiasa berjaga di pintu neraka. Bacalah kembali Sutra Ksitigarbha dengan sungguh-sungguh.

Bodhisatwa Avalokitesvara senantiasa berada di sisi kita dan memberi pertolongan saat mendengar suara penderitaan. Karena itu, kita mengatakan bahwa setiap orang dapat menjadi Bodhisatwa Avalokitesvara. Jadi, kita harus lebih banyak bercerita tentang Tzu Chi dan membimbing orang-orang untuk mendengar lebih banyak kebenaran. Kita dapat mendorong mereka untuk menyaksikan Da Ai TV.


Kini, banyak stasiun televisi yang tidak lagi menyiarkan program-program yang menenangkan masyarakat dan membawa pengaruh positif. Mereka sepertinya tidak lagi menitikberatkan hal ini. Namun, pada saat ini, kita tak dapat menunggu. Waktu tidak menunggu kita. Da Ai TV adalah media massa berbasis ajaran Buddha. Artinya, kita harus menyucikan hati manusia.

Dahulu, saya melakukan hal ini seorang diri dengan susah payah selama puluhan tahun. Saya juga memberi tahu kalian bahwa cita-cita kita ialah menyucikan hati manusia. Saat hati manusia tersucikan, barulah keluarga bisa rukun. Saat keluarga rukun, barulah masyarakat bisa harmonis. Dengan demikian, dunia akan tenteram. Jadi, kita harus menyucikan hati manusia.

Ajaran Buddha menekankan praktik Bodhisatwa dengan terjun ke tengah masyarakat untuk menolong semua makhluk yang menderita. Kita tidak dapat menjangkau setiap orang satu per satu. Kini, kita dapat memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan ajaran Buddha, ajaran kebaikan, dan wawasan lainnya pada saat yang bersamaan.

Tadi, kita juga sudah mendengar kisah kehidupan yang menyentuh. Hingga akhir hayatnya, relawan kita ini tetap menjadi benih Tzu Chi yang unggul. Beliau juga telah menyebarkan benih kebajikan. Kelak, beliau akan terlahir dalam keluarga Bodhisatwa dan menanti kita untuk membimbingnya kembali. Jadi, harap kalian semua lebih banyak melihat dan mendengar untuk menemukan keluarga Bodhisatwa mana yang menanti untuk kita bimbing.

Kita semua hendaknya menggalang lebih banyak Bodhisatwa. Terima kasih atas kekuatan cinta kasih kalian. Terima kasih kepada kalian semua di Songshan.   

Menginventarisasi kehidupan dan meninggalkan jejak kebajikan
Menggalang Bodhisatwa dan meneruskan cinta kasih
Mengembangkan pikiran benar dan menyebarkan benih kebajikan
Menyucikan hati manusia dan berdoa bagi keharmonisan dunia  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 24 April 2022
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -