Ceramah Master Cheng Yen: Menginventarisasi Kehidupan, Keyakinan, Ikrar, dan Praktik


Bodhisatwa sekalian, perubahan iklim dan krisis pangan merupakan masalah serius. Sungguh, semua orang di seluruh dunia hendaknya memperhatikan masalah-masalah ini. Kini kita hendaklah yakin bahwa bervegetaris itu harus.

Kita sering mendengar orang berkata, "Dia selalu bertindak dengan caranya sendiri." Saat mendengarnya, saya berpikir, "Yang dikhawatirkan ialah tidak bertindak seperti apa yang dikatakan."

Saat berada di hadapan orang lain, banyak orang yang bisa berbicara dengan lancar dan lantang. Namun, bisakah mereka mengingat ucapan mereka di dalam hati dan sungguh-sungguh mempraktikkannya? Apakah kalian masih ingat saya pernah berkata bahwa saya akan mendedikasikan segenap jiwa dan raga saya? Meski harus menjadikan kulit saya sebagai kertas, tulang saya sebagai pulpen, dan darah saya sebagai tinta, saya tetap berharap dapat mewariskan jiwa kebijaksanaan secara utuh.

Belakangan ini, saya terus berkata bahwa setiap orang hendaklah menginventarisasi kehidupan diri sendiri dan memandang penting jiwa kebijaksanaan Tzu Chi. Dahulu, bagaimana kita memanfaatkan ruang dan waktu yang ada? Kini kita berada di tempat yang berbeda-beda, tetapi dengan teknologi sekarang, kita dapat bertemu secara daring. Jadi, kalian semua mengetahui isi hati saya dan tahu bahwa saya mendedikasikan segenap jiwa dan raga saya. Satu-satunya harapan saya ialah seluruh insan Tzu Chi dapat bersyukur satu sama lain dan menghargai jiwa kebijaksanaan. Tanpa dia, Anda, dan saya, Tzu Chi tidak akan bisa dijalankan.


Dengan menjalankan Tzu Chi, kita dapat meningkatkan nilai kehidupan kita dan menginventarisasi hal-hal yang telah dilakukan. Semakin banyak yang kita lakukan, maka jiwa kebijaksanaan kita akan semakin berkembang.

Insan Tzu Chi bagaikan kunang-kunang. Seekor kunang-kunang mungkin tidak menarik perhatian, tetapi sekelompok kunang-kunang tentu akan menarik perhatian orang-orang. Ke mana pun mereka terbang, mereka bukan hanya menarik perhatian orang-orang, tetapi juga membuat orang-orang berseru, "Lihatlah, ada banyak kunang-kunang." Dari sini bisa diketahui bahwa hal seperti ini jarang terjadi. Ini adalah sebuah perumpamaan.

Kita semua tinggal di negara yang berbeda-beda di atas Bumi yang sama. Saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat memiliki keyakinan dan arah yang benar serta melakukan praktik nyata. Inilah yang disebut keyakinan, ikrar, dan praktik.

Setiap orang hendaklah berikrar. Ikrar tidak harus diucapkan dengan lantang. Saat berikrar, kita hendaklah bertanya pada diri sendiri apakah itu ikrar nyata atau ikrar kosong belaka. Jadi, saya berharap setiap orang dapat membangun ikrar nyata dan mengerahkan kekuatan masing-masing.


Keyakinan, ikrar, dan praktik tak luput dari tindakan nyata. Setiap hari, saya tidak pergi ke luar. Saya selalu berada di ruangan kecil seperti ini, tetapi dapat memandang ke seluruh dunia dengan melihat peta ataupun mendengar laporan para insan Tzu Chi tentang bencana yang terjadi dan penderitaan orang-orang di seluruh dunia.

Berkat kemajuan teknologi sekarang, di dalam ruangan kecil ini, saya dapat bertekad dan berikrar untuk menginspirasi orang-orang di seluruh dunia. Saya mendedikasikan kehidupan saya untuk melakukannya. Meski harus menjadikan kulit saya sebagai kertas dan darah saya sebagai tinta, saya rela melakukannya. Meski harus menjadikan tulang saya sebagai pulpen, saya juga rela melakukannya. Ini karena dalam hidup ini, memanfaatkan kehidupan kita untuk melakukan hal yang benar, inilah yang paling berharga.

Belakangan ini, saya sering mengimbau orang-orang untuk menginventarisasi kehidupan sendiri. Sesungguhnya, berapa banyak hal yang telah kita lakukan bagi dunia ini? Jika sudah melakukan banyak hal, mari kita mendoakan, berterima kasih, dan bersyukur pada diri sendiri serta melakukan lebih banyak lagi. Asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja.

Kita hendaklah bertekad dan berikrar untuk melakukan praktik nyata dan menjadi teladan bagi dunia ini. Kita membutuhkan teladan untuk membimbing orang-orang ke arah dan jalur yang benar. Ini membutuhkan partisipasi saya, dia, dan Anda. Jadi, partisipasi setiap orang sangat dibutuhkan.


Pada era sekarang, setiap orang hendaklah mengerahkan kekuatan. Ucapan merupakan kekuatan. Perbuatan juga merupakan kekuatan. Yang terpenting ialah pikiran kita. Saat pikiran kita benar, kita dapat menggunakan tubuh kita untuk bersumbangsih dan menggunakan mulut kita untuk merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia.

Saya berharap kalian tidak meremehkan diri sendiri. Kita bukan sekadar makhluk awam. Kita hendaknya mengizinkan diri sendiri untuk menjadi Bodhisatwa. Saya adalah Bodhisatwa. Apa pun yang dapat kita lakukan, kita hendaklah melakukannya dan mengizinkan diri sendiri untuk menjadi Bodhisatwa. Jadi, Bodhisatwa sekalian, saya berharap kalian dapat menyerap ajaran saya ke dalam hati dan meneruskan jiwa kebijaksanaan hingga selamanya.

Dalam sedetik, para insan Tzu Chi dapat meneruskan jiwa kebijaksanaan saya, memperpanjang jalinan kasih sayang, dan memperluas cinta kasih hingga ke seluruh dunia. Saya mendoakan kalian semua. Menghadapi pandemi kali ini, setiap orang hendaklah meningkatkan kewaspadaan. Meski kita harus menjaga jarak fisik, tetapi jalinan kasih sayang kita tidak boleh terputus. Jadi, mari kita memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih. Inilah pelajaran besar kali ini. Ingatlah untuk menyosialisasikan vegetarisme. Kita harus bervegetaris.  

Mendedikasikan jiwa dan raga demi dunia ini
Berusaha memancarkan cahaya demi membawa kecemerlangan
Sungguh-sungguh menjalankan ikrar untuk bervegetaris
Menginventarisasi kehidupan, keyakinan, ikrar, dan praktik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Oktober 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 05 Oktober 2021
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -