Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Delusi Menjadi Kesadaran dan Bersumbangsih Secara Nyata

Memandang ke seluruh dunia, yang terlihat setiap hari adalah penderitaan. Buddha mengingatkan kita bahwa dunia ini penuh penderitaan. Sungguh, dunia ini penuh penderitaan. Kita sungguh harus memahami penderitaan, sebab penderitaan, lenyapnya penderitaan, dan jalan menuju lenyapnya penderitaan. Setiap hari, saya memandang ke seluruh dunia. Ada orang yang hidup di tengah delusi dan mengira bahwa hidupnya bebas dari kerisauan. Mereka hanya menikmati hidup, tetapi tidak tahu bahwa hidup ini tidak kekal. Mereka juga tidak menyadari bahwa empat unsur alam tidak selaras dan bencana akibat ulah manusia kerap terjadi.

Kita sangat beruntung karena di dunia ini, kita masih bisa hidup dengan bahagia tanpa merasakan penderitaan. Apakah kita mengira bahwa hidup di dunia ini selama puluhan tahun adalah waktu yang panjang? Bagi Buddha yang telah mencapai pencerahan, ini adalah waktu yang singkat. Yang disesalkan dalam hidup ini adalah waktu yang dimiliki tidak panjang. Tanpa disadari, kita sudah lanjut usia. Semuanya terjadi tanpa kita sadari. Karena itu, saya sering mengimbau orang-orang untuk menghargai kehidupan ini. Jika kita tidak melatih diri di kehidupan ini, lalu kapan lagi? Tubuh kita bagaikan media pelatihan, kita harus memanfaatkannya dengan baik.

Di kehidupan ini, kita berkesempatan untuk mengenal Dharma dan memahami kebenaran sehingga kita dapat menapaki jalan yang benar. Kita harus memanfaatkan tubuh ini untuk menapaki jalan kebenaran ini. Buddha mengajari kita untuk mempraktikkan Dharma dan jangan hidup di tengah delusi. Di dunia ini terdapat hukum karma. Memenuhi nafsu keinginan hari ini mungkin akan mengakumulasi kekuatan karma yang akan memengaruhi kehidupan mendatang. Karena itu, kita harus menyucikan hati manusia agar setiap orang dapat membangkitkan kebijaksanaan dan memahami arah yang harus dituju. Di kehidupan ini, kita harus menjalin jodoh baik dan menuju arah yang benar. Kita harus memanfaatkan tubuh kita untuk mempraktikkan Dharma. Jika memiliki kesempatan untuk mempraktikkan Dharma, kita harus memanfaatkannya dengan baik. Jika kita bisa melakukan praktik nyata sesuai prinsip kebenaran, maka saya yakin, kita bisa mengakumulasi karma baik dalam kehidupan ini.

Ceramah Master Cheng Yen

Di Taiwan, kita bisa melihat banyak orang yang menikmati hidup dengan berekreasi dan mendaki gunung. Di mana terdapat jejak kaki, di sana terdapat sampah. Di tempat yang tinggi, gunung dan sungai tercemar akibat ulah manusia. Kita bisa melihat sampah-sampah yang dibersihkan merupakan sampah yang terakumulasi dari 40 tahun yang lalu hingga sekarang. Sampah yang dibuang para turis membuat seluruh gunung dipenuhi dengan sampah. Orang yang membersihkannya juga harus menerjang bahaya.

“Karena lereng gunung cukup terjal, sekitar 40 derajat, maka orang-orang harus turun dengan tali. Jadi, sungguh sangat sulit,” ucap Liu Tong-qing, Warga.

“Sampah di mana-mana.”

“Semuanya adalah sampah lama.”

“Mungkin sudah 30 tahun lebih, sudah berumur.”

“Karung ini berisi sampah styrofoam dan botol plastik.”

“Saat turun, saya membantu membawanya.”

“Apakah sangat berat?” “Tidak.”

“Terima kasih.”

“Selamat pagi. Terima kasih atas cinta kasih kalian dalam menyelamatkan Bumi.”


Ceramah Master Cheng Yen

Melihat orang-orang membersihkan gunung, beberapa pendaki gunung membantu membawa sampah ke kaki gunung. Melihat pemandangan seperti ini, bisakah kita tidak mengingatkan diri untuk melindungi Bumi? Insan Tzu Chi di Taiwan bukan hanya membersihkan gunung, tetapi juga membersihkan pantai. Pada Hari Bumi, insan Tzu Chi mengajak warga untuk membersihkan pantai. Saya sungguh prihatin melihat sampah-sampah mencemari pantai dan lautan. Ini menciptakan siklus yang buruk. Dengan menangkap dan mengonsumsi ikan dari lautan yang tercemar, kesehatan tubuh juga akan terganggu. Ini bukan hanya mencemari habitat ikan, tetapi juga merusak kesehatan diri sendiri.

Kita juga melihat di Fuding, Fujian, insan Tzu Chi juga mengimbau orang-orang untuk membersihkan gunung. Mereka bertindak secara nyata untuk melindungi dan menjaga kebersihan bumi. Jika setiap orang bisa berbuat demikian, maka bumi dan udara tidak akan tercemar lagi. Agar dunia aman dan tenteram, kita harus mengurangi polusi udara dan mengurangi volume sampah yang mencemari lingkungan. Yang terpenting adalah melakukan daur ulang.


Ceramah Master Cheng Yen

Lihatlah di Mozambik, Afrika, insan Tzu Chi turut menyambut kegiatan di Hari Bumi. Setelah mendengar tentang seruan membersihkan pantai, mereka pun turut berpartisipasi.

“Membuang sampah sembarangan?” “Tidak.”

“Membuang botol kaca sembarangan?” “Tidak.”

Bodhisatwa sekalian, di negara tertinggal seperti itu, mereka juga bisa melakukannya. Kita yang berada di negara yang lebih maju dan makmur hendaknya membuka pintu hati agar pengetahuan kita semakin meningkat. Kita harus menerapkan konsep pelestarian lingkungan dalam kehidupan sehari-hari untuk membawa manfaat bagi Bumi dan dunia ini. Ini merupakan tanggung jawab kita semua. Kita semua harus menggalakkan konsep pelestarian lingkungan. Kita juga bisa melihat hukum karma. Kini, di dunia ini terdapat banyak orang yang kekurangan dan jatuh sakit. Selain itu, peperangan juga menimbulkan banyak pengungsi. Ini semua akibat karma buruk kolektif semua makhluk. Kita harus sungguh-sungguh berintrospeksi diri dan jangan hidup di tengah delusi seperti dahulu lagi.

Kita harus mengubah delusi menjadi kesadaran. Janganlah kita melekat pada ketenaran, keuntungan, dan kenikmatan hidup. Kita harus membuka mata untuk melihat penderitaan di dunia ini dan berintrospeksi atas kehidupan diri sendiri. Kita semua harus menggenggam waktu karena waktu sungguh terbatas. Setiap hari, saya mengimbau orang-orang untuk menggenggam waktu, mempertahankan tekad untuk selamanya, dan lebih bersungguh hati.

Kekeringan memicu krisis bahan pangan yang berujung pada kelaparan
Bergerak untuk membersihkan gunung dan pantai
Mengurangi volume sampah untuk melindungi bumi
Mengubah delusi menjadi kesadaran dan bersumbangsih secara nyata

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 April 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 28 April 2017
Mengubah Delusi Menjadi Kesadaran dan Bersumbangsih Secara Nyata
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -