Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Dunia yang Penuh Kekeruhan Menjadi Tanah Suci

Melihat pemandangan seperti ini, sungguh membuat saya merasa bahwa di dunia ini, apa lagi yang perlu kita perhitungkan? Kita harus menggenggam setiap waktu dalam hidup yang singkat ini untuk memahami kebenaran. Saya juga berharap setiap orang dapat bersungguh hati mempelajari semua ajaran Buddha. Buddha memberi tahu kita betapa tidak kekalnya hidup ini, bagaimana mengembangkan nilai hidup kita, dan bagaimana segala sesuatu di alam semesta mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Buddha juga memberi tahu kita bahwa manusia mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia terus menciptakan noda dan kegelapan batin. Dalam interaksi antarmanusia, kita menciptakan banyak karma buruk. Buddha juga mengajari kita tentang hukum karma. Dalam waktu 49 tahun, Buddha berbagi banyak prinsip kebenaran. Inti sari dari semua ajaran Buddha terdapat di dalam Sutra Bunga Teratai. Buddha terus-menerus mengimbau semua orang dan murid-murid-Nya pada saat itu untuk berpegang pada Sutra Bunga Teratai. Buddha juga terus berpesan dan mengingatkan bahwa sangat sulit untuk melakukannya. Sungguh tidak mudah untuk mendengar Sutra ini dengan sabar. Meski sulit, ini tetap bisa dilakukan.

Sutra Bunga Teratai yang berisi prinsip kebenaran merupakan resep terbaik untuk menyelamatkan dunia, baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Dahulu, Buddha terus mengingatkan kita karena tahu bahwa di masa mendatang, orang-orang akan terus mengakumulasi kegelapan batin dan membangkitkan rasa benci, dendam, dan nafsu keinginan yang tak berujung. Akibatnya, karma buruk yang tercipta semakin lama semakin besar bagai bola salju yang menggelinding sehingga dunia ini diselimuti kekeruhan yang tebal.

Kini, saya sering berkata bahwa Bumi telah tercemar dan temperatur Bumi terus meningkat. Selain itu, akibat iklim yang tidak bersahabat, bencana juga semakin kerap terjadi. Karena itu, kita harus segera membasuh batin manusia yang dipenuhi oleh kekeruhan serta noda dan kegelapan batin dengan air Dharma agar debu nafsu keinginan tidak beterbangan. Bukankah Sutra Makna Tanpa Batas juga mengajarkan demikian?

Sebelum noda batin terbangkitkan, kita harus menyerap Dharma. Dengan begitu, saat noda batin terbangkitkan, kita bisa segera menggunakan Dharma untuk mengendalikan noda dan kegelapan batin. Dharma sungguh menakjubkan. Setiap orang harus membangun tekad dan ikrar. Agar dunia aman dan tenteram, kita harus mengimbau orang-orang untuk membangkitkan cinta kasih dan berdoa. Kita bukan hanya harus berdoa, tetapi juga harus bersumbangsih secara nyata untuk menciptakan berkah.

Karena itulah, selama 50 tahun ini, Tzu Chi terus menggalang hati dan donasi serta menginspirasi relawan baru. Saya berharap semua relawan kita bisa menginspirasi yang kaya menolong yang miskin dan menginspirasi yang miskin membangkitkan kekayaan batin. Orang orang kurang mampu juga bisa menciptakan berkah, sekalipun hanya menyumbangkan 10 sen. Ini bukan hanya digalakkan sekarang. Pada zaman Buddha, Beliau juga mengimbau orang-orang membangun tekad dan ikrar untuk menerima ajaran Sutra dan bersumbangsih secara nyata.

Dalam ajaran Buddha, memberi persembahan berarti bersumbangsih. Karena itulah, orang-orang diimbau untuk memberi persembahan. Orang-orang yang menderita yang kita lihat sekarang membutuhkan “persembahan” dari kita. Artinya, mereka membutuhkan sumbangsih kita. Inilah yang disebut menciptakan berkah. Untuk memohon berkah dan melenyapkan bencana, satu-satunya cara adalah menciptakan berkah dengan bersumbangsih. Dengan himpunan kekuatan dari banyak orang, barulah kita bisa menciptakan berkah bagi dunia.

Jadi, Sutra Bunga Teratai dapat membangkitkan semangat Mahayana dan ikrar agung setiap orang. Setiap bab di dalam Sutra mengajarkan kita bagaimana menjalani hidup di dunia ini dan bertujuan membangkitkan kebijaksanaan kita agar kita dapat memahami bahwa hati semua makhluk sama dengan hati Buddha dan setiap orang dapat yakin bahwa semua orang bisa mencapai Kebuddhaan.

Buddha menggunakan berbagai metode untuk memperteguh keyakinan kita agar kita dapat membangun ikrar agung untuk bersumbangsih di tengah masyarakat. Buddha juga mengingatkan kita untuk tidak tercemar saat bersumbangsih di tengah masyarakat. Isi Sutra Bunga Teratai terus-menerus menegaskan hal ini. Buddha menuangkan semua pikiran-Nya ke dalam Sutra Bunga Teratai dengan harapan murid-murid-Nya dapat mempraktikkan ajaranyang terkandung di dalamnya.

Selain ajaran Buddha, kita juga harus mempraktikkan semangat Buddha. Buddha yang penuh cinta kasih dan welas asih terus mengingatkan kita bahwa untuk mempraktikkan semangat seperti ini, kita harus mempersiapkan mental karena pada zaman yang penuh kekeruhan, menapaki jalan kebajikan sangatlah sulit. Buddha terus mengingatkan kita akan hal ini. Setelah kita tahu betapa sulitnya hal ini, apakah kita masih bisa bersiteguh untuk mempertahankan kesucian hati kita saat bersumbangsih di tengah masyarakat?

Buddha berharap kita dapat memahami bahwa di zaman yang penuh Lima Kekeruhan ini, nilai-nilai moral dan etika sudah tidak begitu diutamakan. Kita harus memanfaatkan kondisi krisis ini sebagai kesempatan untuk mengubah dunia yang penuh kekeruhan menjadi Tanah Suci dan mengubah manusia awam menjadi orang suci. Karena itu, kita harus bertekad dan berikrar untuk tekun dan bersemangat menjalankan Enam Paramita dan praktik Bodhisatwa serta menciptakan Tanah Suci di dunia ini. Inilah yang harus kita lakukan dengan teguh.


Segala sesuatu di alam semesta yang mengalami empat fase menunjukkan kebenaran

Menggunakan air Dharma untuk menghapus noda batin

Bertekad untuk dilantik menjadi relawan dan bersama-sama menciptakan berkah

Mengubah dunia yang penuh kekeruhan menjadi Tanah Suci

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 November 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 November 2016

 

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -