Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Kehidupan dan Memperkaya Batin
Penyebaran virus Zika telah mencapai 30 negara. Kini setiap orang sangat khawatir. Kita juga harus meningkatkan kewaspadaan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus sangat memperhatikan sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan. Selain melakukan pencegahan, memberi bimbingan kepada warga juga dibutuhkan. Menjaga kebersihan mulai dari sumbernya haruslah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Selain menerapkannya dalam kehidupan sendiri,kita juga harus menginspirasi tetangga kita.
Kita dapat melihat kesungguhan hati dan cinta kasih relawan Tzu Chi. Selain mencurahkan perhatian bagi warga,mereka juga membantu warga membersihkan lingkungan sekitar hingga sangat bersih. Mereka merupakan teladan yang baik. Alangkah baiknya jika setiap keluarga dapat melakukan hal yang sama. Ini dapat dilakukan oleh setiap orang.
Jika ada tetangga yang hidup sebatang kara,tetangga lain juga dapat memberi bantuan. Antartetangga hendaknya saling membantu. Jika antarsesama manusia dapat saling mengasihi dan membantu,maka masyarakat ini akan semakin penuh kehangatan dan kondisi lingkungan akan semakin bersih. Jika lingkungan sekitar bersih, maka kehidupan kita akan lebih tenang.
Banyak penyakit yang disebabkan oleh nyamuk dan serangga lainnya. Untuk menjaga kesehatan sendiri, kita juga harus menjaga kebersihan tempat lain. Dengan menjaga kebersihan, maka setiap orang dapat hidup sehat. Untuk itu, kita harus menjaga kebersihan lingkungan.
Kita dapat melihat acara Pemberkahan Akhir Tahun di Tanauan, Leyte, Filipina. Pascatopan Haiyan hingga setelah menerima bantuan relawan Tzu Chi, kondisi kota itu banyak berubah. Banyak orang yang terinspirasi untuk membantu. Himpunan kekuatan banyak orang telah mewujudkan cinta kasih universal. Puluhan ribu orang menghimpun kekuatan untuk menyalurkan bantuan jangka panjang di sana. Ini semua berkat kesungguhan hati relawan Tzu Chi dalam bersumbangsih. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya.Kisah yang menyentuh hati sangat banyak.
Yang lebih menyentuh hati adalah kisah di Mozambik. Di Mozambik juga terdapat banyak benih Tzu Chi. Warga Mozambik hidup kekurangan. Lihatlah, mereka menggunakan kanvas untuk membuat tenda. Jelas-jelas kanvas itu sudah berlubang, tetapi mereka masih sangat menghargainya. Mereka juga mengatur tempat duduk agar dapat duduk dengan rapi. Mereka sangat memperhatikan kerapian dan budaya humanis. Mereka membuat goresan berbentuk kotak di atas tanah. Setelah itu, mereka menutupinya dengan karton untuk dijadikan sebagai tempat duduk. Mereka membuat persiapan untuk menggelar acara pada keesokan harinya.
Namun, tak disangka, sekitar pukul 4 pagi pada keesokan harinya turun hujan lebat. Para warga sangat gembira karena mereka sudah mengalami kekeringan dalam jangka panjang. Mereka sangat menantikan turunnya hujan. Karena itu, saat melihat air hujan, mereka sangat gembira. Mereka tetap melakukan puja dan memberi hormat di tengah hujan. Pembawa acara mereka bahkan memberi aba-aba dalam bahasa Mandarin untuk memberi hormat dan berdiri.
Mereka juga membuat panggung untuk mementaskan drama singkat tentang cara mencegah penyakit demam berdarah. Lewat pementasan itu, mereka mengajarkan kepada orang-orang cara penggunaan kelambu yang benar.
Sekelompok anak muda yang merupakan anak-anak dari relawan kitalah yang menulis naskah, menyutradarai drama, serta mementaskannya di atas panggung untuk mengajarkan kepada warga bagaimana cara menggantung kelambu yang benar. Mereka sungguh mengagumkan.
Mereka juga mementaskan pertunjukan Taichi. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Berapa orang yang hadir pada hari itu? Hadirin pada hari itu berjumlah 2.302 orang. Di antaranya terdapat 2 relawan Taiwan, 1.409 relawan lokal, dan lebih dari 800 warga setempat. Secara keseluruhan, lebih dari 2.300 orang berkumpul di sana.
Mereka menganggap acara Pemberkahan Akhir Tahun itu sebagai acara yang sangat penting. Yang lebih membuat orang tersentuh adalah melihat penerima bantuan yang hidup sulit dan menderita penyakit dapat bangkit kembali. Beberapa dari mereka datang ke acara Pemberkahan Akhir Tahun itu untuk berbagi kisah.
Salah seorang penerima bantuan kita tinggal di gubuk. Sejak kecil, dia menderita kelainan tulang belakang dan menderita borok di sekujur tubuhnya. Sekelompok relawan kita pergi untuk membantunya membersihkan badan dan mengolesi obat. Seminggu sekali, relawan kita mengunjunginya untuk mencurahkan cinta kasih. Selain itu, relawan kita juga membantunya membajak tanah di depan rumahnya untuk menanam ubi agar dia dapat memakannya.
Relawan kita membantunya agar dapat hidup mandiri dan menopang hidup sendiri. Selain melenyapkan penderitaan sendiri, dia juga membantu seorang ibu lansia. Ibu lansia itu berkata bahwa beliau sangat bersyukur atas bantuannya. Ibu ini memiliki 8 orang anak, tetapi sekarang beliau hidup sebatang kara dan menderita penyakit. Demikianlah cara orang kurang mampu membantu sesama. Saya berharap kisah ini dapat semakin tersebar luas.Kehidupan ini penuh penderitaan.
Saat menerima angpao, setiap warga sangat menghargainya karena Dai-lin telah menjelaskan makna dari angpao tersebut. Ada pula seorang relawan lokal yang sangat piawai berbagi Dharma. Dia dapat berbagi semangat dan filosofi Tzu Chi dengan sangat mendetail. Dia sungguh-sungguh mendengar Dharma, membabarkan Dharma, dan mewariskan Dharma.
Dia bertanya kepada semua orang di sana, “Apakah kalian mengasihi Master? Jika mengasihi Master, maka kita harus melakukan hal yang Master inginkan.” Banyak orang terinspirasi olehnya. Setiap orang tergerak untuk ikut bersumbangsih dan membuka pintu hati untuk menjadi orang yang kaya batin. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Kekayaan yang sesungguhnya bukan terletak pada uang, melainkan cinta kasih di dalam hatilah yang dapat membawa kekayaan tak terhingga.
Mencegah wabah
penyakit dengan menjaga kebersihan mulai dari sumbernya
Membalas
budi dengan cara menciptakan lingkaran bajik
Mengubah
kehidupan sendiri dan mewariskan ajaran kebenaran
Satu benih
kebajikan tumbuh menjadi tak terhingga
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 Februari 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry,
Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 6
Februari 2016