Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Kejahatan Menjadi Kebajikan demi Menyucikan Dunia


Bodhisatwa sekalian, setiap kali mengunjungi Pingtung, saya selalu merasakan suasana pelatihan yang kuat. Saat berjalan masuk langkah demi langkah, saya melihat banyak relawan senior yang telah lansia. Melihat bahwa relawan lansia memiliki tubuh yang sehat, saya merasa sungguh tenang. Tentunya, dalam kehidupan ini, kita memiliki hati, jalan, dan tekad yang sama hingga saat ini. Ini sungguh bukanlah hal yang mudah. Saat itu, saya mengunjungi Vihara Yuantong demi melakukan survei Topan Thelma dan semuanya menemani saya dengan sepenuh hati.

Setiap pagi, setelah sarapan, kami membawa nasi kotak dan melakukan survei bencana. Pada saat itu, saya menetap di sini selama hampir satu bulan. Lebih dari 40 tahun telah berlalu dan saya tetap mengunjungi Pingtung setiap tahun. Dahulu, saya berkunjung beberapa kali dalam setahun. Saat ini, saya hanya dapat berkunjung sekali dalam setahun. Sesungguhnya, saya merasa bahwa jeda kunjungan saya makin lama makin panjang.

Bodhisatwa sekalian, saya berharap bahwa saya dapat melihat lebih banyak lagi anak muda yang bergabung dengan Tzu Chi dan mewariskan jiwa kebijaksanaan. Kita adalah generasi pertama Tzu Chi. Apakah kita sebagai generasi pertama dapat mewariskan semangat Tzu Chi ke generasi kedua? Dapatkah kita mendukung generasi kedua untuk mewariskannya kepada generasi ketiga? Hendaklah kita membangun ikrar. Saya juga telah menyampaikan kepada generasi kedua untuk mewariskan silsilah Dharma Jing Si.


Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran dan mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Kita yang berkumpul di ruang yang besar ini memiliki arah, tujuan, semangat, dan filosofi yang sama. Mengapa kalian datang ke sini? Karena saya datang ke tempat ini. Semuanya berkumpul karena suatu sebab. Inilah yang disebut dengan sebab akibat. Karena kunjungan saya, semuanya berkumpul di sini dengan sukacita. Kita berkumpul di ruang yang besar ini dengan arah dan tujuan yang sama.

Saya telah membabarkan Dharma selama 50 tahun lebih. Hari ini, saya bisa duduk di sini berkat sebersit niat yang saya bangkitkan 56 tahun lalu dan terus saya pertahankan hingga kini. Sesungguhnya, berapa detik yang telah terakumulasi selama 56 tahun lebih ini? Jika saya menggunakan waktu untuk menghitung proses kehidupan, berapa banyak hal yang saya lakukan dalam satu hari? Bagaimana dengan nilai kehidupan saya? Seiring berjalannya waktu, apa yang telah saya lakukan dalam hidup ini? Apakah saya telah membawa manfaat bagi dunia atau malah melakukan hal yang tidak bermanfaat?

Ketika Buddha mencapai pencerahan, Beliau menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini, yakni manusia, hal, dan materi, tidaklah kekal dan akan hilang seiring berjalannya waktu. Berapa banyak hal benar dan tidak benar yang telah saya lakukan di masa lalu? Hendaklah kita menginventarisasi kehidupan.


Selama perjalanan ini, saya senantiasa ingin semua orang memahami bahwa waktu terus berlalu dan kita harus menginventarisasi nilai kehidupan kita. Berapa banyak hal yang telah kita lakukan untuk membawa manfaat bagi umat manusia dan dunia? Hendaklah kita menginventarisasi kehidupan dan mengintrospeksi diri apakah kita telah melakukan kesalahan. Jika kita telah melakukan kesalahan, kita harus segera bertobat dan tidak melakukannya kembali.

Hendaklah kita meningkatkan kewaspadaan dan bertobat karena terlibat konflik dengan orang lain. Bagaimana cara kita menghalau bencana? Kita harus melepaskan ikatan dendam dan jangan ada konflik dengan sesama. Inilah yang disebut menghapus dendam. Hendaklah kita menghapus dendam dan menginspirasi orang lain untuk menapaki Jalan Bodhisatwa.

“Awalnya, suami saya 100 persen menentang saya melakukan kegiatan daur ulang di Tzu Chi. Saat dia tidak melihat saya di rumah karena saya pergi menjalankan Tzu Chi, kerisauannya pun terbangkitkan. Sesungguhnya, dia sangat menyayangi saya. Ketika melihat saya tengah merapikan barang-barang daur ulang, dia akan menghampiri dan membantu saya. Ketika telah melakukannya dalam waktu yang lama, dia mulai terbiasa dan setuju dengan apa yang saya lakukan. Bahkan, dia pun telah dilantik,” kata Chen Cai-rong relawan Tzu Chi.


Saya sering mengatakan bahwa kita harus menggalang Bodhisatwa untuk menyucikan hati manusia dan mewujudkan masyarakat yang harmonis. Hendaklah kita segera menginspirasi orang-orang di sekitar kita. Pertama-tama, kita harus menginspirasi keluarga kita terlebih dahulu, termasuk suami, istri, dan anak-anak. Kemudian, kita dapat menginspirasi komunitas dan masyarakat di sekitar kita.

Hendaklah kita menciptakan berkah dengan kebajikan. Dengan demikian, kita dapat mewujudkan keharmonisan masyarakat. Dengan melindungi Bumi, semua orang dapat hidup damai, tenteram, dan menikmati umur panjang. Hendaklah kita mewujudkan masyarakat yang tanpa kerisauan dan sehat secara fisik dan batin.

Datang ke dunia ini, hendaklah kita menyucikan hati, membimbing, dan mengubah perilaku manusia. Kita harus mengubah kejahatan menjadi kebajikan. Membangun dunia yang lebih baik ialah misi kita. 

Mewariskan ajaran Buddha dan giat menapaki jalan kebenaran
Menyadari ketidakkekalan dan membawa manfaat bagi semua makhluk
Menghapus dendam dan menyucikan hati manusia
Mengubah kejahatan menjadi kebajikan dan mewariskan jiwa kebijaksanaan 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 29 Oktober 2022
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -