Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Kesadaran Menjadi Kebijaksanaan

Saya terus mengingatkan setiap orang bahwa kita tidak tahu seberapa panjang kehidupan kita. Karena itu, kita harus memanfaatkan waktu untuk mengembangkan kebijaksanaan. Kita harus membentangkan sebuah jalan yang benar untuk kehidupan ini dan kehidupan mendatang. Kita harus terus membentangkan jalan untuk kehidupan mendatang. Kita harus senantiasa mengingat jalan ini di dalam pikiran dan kesadaran kita. Kita harus mengingat jalan ini dengan baik. Kita harus mengingat jalan yang sudah kita lewati kemarin.

Jalan yang sudah pernah dilewati itu masih teringat jelas di dalam pikiran kita. Inilah kondisi batin yang harus dimiliki. Di manakah saya kemarin? Lingkungan seperti apakah itu? Sangatlah mudah bagi kita untuk mengingat hal yang terjadi kemarin. Sama halnya pada kehidupan ini, segala yang kita lalui dan semua kenangan kita dapat membuka sebuah jalan bagi kita.

Setelah meninggal nanti, kita harus segera kembali pada jalan ini karena kita sudah pernah menapaki jalan ini. Jalan ini tidaklah asing bagi kita. Setiap hari kita membentangkan jalan yang sangat jelas.

Pada kehidupan ini, jika setiap hari kita dapat terus membentangkan jalan tanpa henti, maka kesadaran kita akan terlatih untuk berfokus menapaki jalan ini. Bagaimana cara kita membina berkah dan kebijaksanaan? umat manusia. Kebijaksanaan dibina di dalam hati kita. Kita juga dapat membina kebijaksanaan di tengah umat manusia dan kehidupan sehari-hari. Kita harus ingat bahwa ajaran Buddha memiliki makna yang sangat dalam. Buddha, melainkan juga ajaran dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ajaran Buddha harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menerapkan prinsip kebenaran di dalam kehidupan sehari-hari. Dharma memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan kita. Ia bahkan berhubungan dengan setiap napas kita. Setelah mendengar Dharma, janganlah kita mengesampingkannya, lalu melanjutkan rutinitas sehari-hari. Jangan demikian. Kita harus menerapkan Dharma yang kita dengar pada hari ini. Setelah menemukan arah yang benar, kita harus terus menapakinya seumur hidup kita. Inilah yang terpenting dalam mendengar Dharma.

doc tzu chi

Saya pernah mengulas tentang Empat Kebijaksanaan. Kita harus mengubah lima kesadaran utama kita menjadi kebijaksanaan. Lima kesadaran utama ini meliputi kesadaran mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh. Kita melihat dengan mata, kita mendengar lewat telinga, kita mencium lewat kesadaran hidung, dan lewat kesadaran lidah, kita dapat merasakan panas, dingin, manis, atau asin. Kita mencium dengan hidung dan melakukan kontak dengan tubuh. Lewat lima indra ini, kita memiliki lima kesadaran.

Di dalam kehidupan sehari-hari, saat lima indra bersentuhan dengan lima objek, maka kita mendengar suara, melihat sesuatu, dan merasakan cita rasa makanan. Kita hendaknya mengubahnya menjadi kebijaksanaan pencapaian aktivitas. Kita harus mengubah lima kesadaran indra menjadi kebijaksanaan pencapaian aktivitas. Tujuan kita makan adalah demi mengenyangkan perut, bukan demi memenuhi nafsu makan. Kita bervegetaris sebagai wujud rasa hormat terhadap semua makhluk. Pola makan vegetaris sangat baik bagi dunia, udara, dan lingkungan. Untuk menyucikan hati, kita membutuhkan kesadaran keenam. Saat bersentuhan dengan kondisi luar, seperti memakan makanan manis atau asin, kita dapat membedakan apa yang kita sukai.

Lima kesadaran indra dapat membuat kita terbuai oleh apa yang disukai. Dengan mengubah lima kesadaran indra menjadi kebijaksanaan pencapaian aktivitas, maka kita akan dapat mengendalikan diri. Kita akan tahu bahwa makanan bertujuan untuk mengenyangkan perut, bukan untuk memenuhi nafsu makan. Setelah memahami ini, berarti kita sudah mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan.

Bagaimana cara kita mengendalikan diri agar tidak terbuai oleh nafsu makan sesaat? Kita harus mengembangkan kebijaksanaan pengamatan. Kita harus memahami mengapa kita harus bervegetaris dan apa manfaatnya bagi bumi ini. Kita harus memahami semua kebenaran ini dengan jelas. Karena itu, kita harus mengubah kesadaran keenam menjadi kebijaksanaan pengamatan. Kita harus merenungkannya dengan baik. Kita harus memahami bahwa penderitaan di dunia sangat banyak. Melihat begitu banyak orang yang menderita, bagaimana cara kita membantu mereka? Kita terus menyerukan orang-orang untuk menghimpun kekuatan guna membantu sesama. Ini yang disebut kebijaksanaan pengamatan.

doc tzu chi

Selama ini, Tzu Chi selalu menggunakan donasi dari orang-orang untuk membantu orang yang membutuhkan. untuk keperluan pribadi. Ini karena kita telah menggunakan kesadaran keenam untuk membangkitkan kebijaksanaan pengamatan. Untuk memperlakukan semua makhluk secara setara, kita harus mengubah kesadaran ketujuh menjadi kebijaksanaan setara. Semua makhluk di dunia ini hidup di atas Bumi yang sama dengan kita. Semua makhluk di dunia ini hidup saling berdampingan. Mengapa kita harus membeda-bedakan? Mengapa kita tidak peduli dengan penderitaan orang lain? Menderita dan dilanda bencana, kita hendaknya membantu dengan sukacita.

Berhubung semua makhluk adalah setara, maka kita harus menghormati dan melindungi kehidupan, menjaga kesehatan dan melindungi cinta kasih semua orang. Kita harus mencurahkan cinta kasih yang setara kepada semua orang. Saat dapat mencurahkan cinta kasih yang setara berarti kita sudah mengembangkan kebijaksanaan yang setara. Inilah kebijaksanaan yang ingin kita capai dalam pelatihan diri ini.

Setiap hari, kita harus memerhatikan hal-hal yang terjadi di dunia. Di mana pun ada bencana dan penderitaan yang membutuhkan bantuan dari kita, kita harus pergi bersumbangsih secara nyata. Inilah kesadaran yang ketujuh.

Kita harus merenungkan dan memahami bahwa nilai kehidupan kita adalah setara dengan semua makhluk. Jika kita dapat bersumbangsih dengan kondisi batin seperti ini, berarti kita telah mengubah kesadaran kedelapan menjadi kebijaksanaan yang sempurna bagaikan cermin. Dengan kebijaksanaan yang sempurna ini, pikiran kita akan sangat jelas. Melihat berbagai bencana yang terjadi di dunia, tentu saja kita harus mengembangkan kebijaksanaan dan welas asih. Selain bersumbangsih tanpa pamrih, kita juga harus bersyukur. Inilah Bodhisattva.

Mengingat perjalanan yang sudah dilalui dengan jelas
Terus melatih diri dan membentangkan jalan yang benar
Mendengar Dharma dan mempraktikkannya secara nyata

Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan untuk membantu sesama dengan penuh cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 September 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 26 September 2017

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -