Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Kesesatan dan Menuju Jalan yang Benar


“Meski jumlah relawan di Kinmen sangat sedikit, kami sering berkata bahwa sebutir benih akan menghasilkan benih tak terhingga Jadi, dengan kerja keras, saya percaya jumlah relawan di Kinmen makin hari akan makin bertambah. Kami ingin berkata kepada Master, harap Master jangan khawatir karena kami akan bekerja dengan tekun,”
kata Huang Xue-yin relawan Tzu Chi.

Relawan Tzu Chi Kinmen telah kembali ke sini. Saya berharap semua orang di Kinmen dapat menyerap semangat Tzu Chi ke dalam hatinya sehingga dapat kembali pada hakikat sejati. Inilah yang dikatakan oleh Buddha.

Saya percaya bahwa kalian semua mendengarkan ajaran saya. Saya sering mengingatkan bahwa hati, Buddha, dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Pada dasarnya, kita memiliki hakikat kesadaran yang sama dengan Buddha, yakni kesadaran yang sangat jernih dan penuh dengan kebijaksanaan. Saat ini, kita adalah makhluk awam karena hakikat kesadaran ini telah tercemar sehingga kita tersesat.

“Hari ini tepat tahun ke-4 saya bebas dari penjara. Tiga tahun lalu, ketika saya datang ke Aula Jing Si, Master meminta kami untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan. Hari ini, saya ingin melaporkan kepada Master bahwa selama 3 tahun ini, saya selalu melakukan daur ulang setiap hari, bahkan saat Tahun Baru Imlek pun saya tidak istirahat. Saya benar-benar ingin membuat lingkungan Kinmen menjadi bersih. Selama ini, saya juga mendapat dukungan dari masyarakat kecamatan dan desa. Setelah saya menjalankannya selama 2 tahun, mereka menyediakan area khusus bagi saya untuk melakukan daur ulang. Depo Daur Ulang Kinmen dapat ada saat ini karena adanya dukungan dari para relawan di Kinmen,” kata He Sheng-tai relawan pelestarian lingkungan.


“Saat ini, ada 7 hingga 8 orang mantan narapidana yang melakukan daur ulang bersama saya. Tahun lalu, ketika kakak sepupu saya datang dari Singapura, saya mengajaknya untuk mendaur ulang sumber daya selama beberapa hari. Setelah kembali ke Singapura, dia langsung bergabung dengan Tzu Chi. Itulah pencapaian terbesar saya pada tahun lalu. Saat ini, dia juga telah menginspirasi 1 hingga 2 orang untuk menjadi relawan Tzu Chi di Singapura,”
pungkas He Sheng-tai.

Kisahnya telah menceritakan kepada orang-orang bahwa hidupnya dahulu tersesat. Namun, setelah melewati fase sulit ini, dia bertemu dengan orang yang membimbingnya dan membagikan Dharma kepadanya. Dia mendengarkan dengan sepenuh hati sehingga dapat tekun dan bersemangat di jalan pencerahan. Inilah jaminan bagi hakikat sejatinya.

Dia telah memahami bahwa semua orang pada hakikatnya memiliki sifat Buddha. Memiliki sifat Buddha berarti tercerahkan. Untuk mengubah batin awam menjadi tercerahkan, seseorang harus menjadi Bodhisatwa. Saat ini, dia telah menapaki Jalan Bodhisatwa. Menjalankan pelestarian lingkungan juga termasuk dalam menapaki Jalan Bodhisatwa.

Saat ini, tanah dan udara telah tercemar. Bumi kita telah rusak. Apa yang dapat kita lakukan untuk mencintai dan menghargai bumi? Semua dimulai dengan pelestarian lingkungan. Janganlah kita meremehkan daur ulang. Mungkin banyak yang bertanya, "Apa gunanya mengumpulkan botol dan kaleng?" Jika tidak ada orang yang bersedia mengumpulkan botol dan kaleng tersebut, bumi ini akan tercemar oleh sampah. Terlebih lagi, saat ini semua hal menggunakan plastik. Setiap barang kecil pun dibungkus dengan plastik dan setelah digunakan, plastik menjadi sampah.

Sesungguhnya, manfaat dari makanan yang dimakan lebih besar ataukah kerugian dari plastik yang dibuang lebih besar? Hendaknya kita dapat menilai kedua hal ini. Apa yang dapat kita lakukan agar kita mendapatkan manfaat dari makanan tersebut, tetapi juga mengurangi dampak buruk pada lingkungan? Kita mungkin tidak dapat menghilangkan semuanya, tetapi kita dapat berusaha dengan sepenuh hati. Jadi, pelestarian lingkungan harus menjadi prioritas.


Hendaknya kita menjalankan pelestarian lingkungan untuk membawa manfaat bagi bumi. Inilah yang harus dipikirkan oleh semua orang. Namun, ini bukan hanya perkara satu toko, melainkan banyak toko. Kini, penggunaan plastik memang sudah lazim. Meskipun demikian, kita jangan berpikir bahwa tak apa jika kita ikut menggunakannya tanpa rasa bersalah. Kita tidak boleh berpikir seperti itu. Kita juga harus berusaha memikirkan cara untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Ini pasti dapat dilakukan.

Manusia telah merusak bumi karena pikiran yang tersesat. Jika kita membangkitkan hakikat kebuddhaan dan mengikuti jalan Buddha, kita pasti dapat berpikir bagaimana agar kita tetap berada di jalan yang benar dan menjalani hidup tanpa penyesalan. Agar tidak menyesal, kita harus memikirkan cara untuk menjalani hidup yang benar.

“Sesungguhnya, saya telah berada di Kinmen selama 5 tahun dan hati saya selalu penuh dengan kebimbangan. Tahun ini, saya dilantik. Di kelas pelatihan terakhir, Di kelas pelatihan terakhir, kami menonton Lentera Kehidupan. Di sana, Master berkata bahwa waktu tidak akan pernah kembali. Saya selalu berpikir saya telah berada di Kinmen selama 5 tahun dan saudara se-Dharma di sini sebagian besar usianya terpaut jauh dari saya. Ke depannya, saya tidak tahu jalinan jodoh akan membawa saya ke mana. Namun, selama berada di Kinmen, saya akan menggenggam waktu yang ada untuk berkontribusi bagi tempat ini,” kata Lin Bo-liang relawan Tzu Chi.

Saat kalian tengah berbicara, saya mendengarkan dengan sepenuh hati tentang apa saja yang dilakukan di Kinmen. Kalian semua telah bekerja dengan harmonis. Seumur hidup ini, saya tidak bisa pergi ke Kinmen. Saya tidak dapat pergi ke sana secara langsung. Namun, saya dapat membayangkan Kinmen seperti apa melalui laporan-laporan dari relawan. Hendaknya kalian dapat sungguh-sungguh menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jiwa kebijaksanaan bukan hanya tentang niat berbuat baik, melainkan sungguh-sungguh membangun ikrar. Jadi, kalian harus sungguh-sungguh membangun ikrar.


“Kami akan lebih tekun lagi dalam menggalang Bodhisatwa. Kami juga berharap Kinmen dapat berubah menjadi pulau Tzu Chi sesuai dengan doa Master,”
kata Hong Xiang-jin relawan Tzu Chi.

Hendaknya semua orang memikul tanggung jawab ini. Inilah proses dalam meneladan Buddha. Kalian semua sangat dekat dengan saya. Hendaknya kalian membangun tekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Satu kehidupan tidaklah cukup, harus dari kehidupan ke kehidupan. Jadi, perkataan "saya bersedia" ini hendaknya dipertahankan hingga kehidupan selanjutnya. Jika kita tidak mulai mengambil langkah pada kehidupan ini, bagaimana dengan kehidupan mendatang?

Hendaknya semuanya menggenggam waktu saat ini untuk mempersiapkan masa depan. Ini memerlukan kerja keras semua orang. Area Kinmen tidak terlalu besar, bukan tidak mungkin untuk menjadi pulau Tzu Chi. Saya sudah pernah mengatakan hal ini dan saat ini, saya ingin kembali memberi tahu kalian. Kata-kata yang pernah saya sampaikan dahulu akan saya sampaikan kembali. Ini semua bukanlah hal yang tidak mungkin selama kalian memahami tekad kalian dan tahu bagaimana berjalan di Jalan Bodhi yang lapang dan lurus. Hendaknya semuanya menyadari hal ini.

Tujuan utama Buddha datang ke dunia ialah mengajarkan praktik Bodhisatwa agar kita semua dapat menjadi Bodhisatwa. Bodhisatwa adalah makhluk yang bersumbangsih tanpa pamrih. "Saya melakukan hal ini tanpa meminta balasan apa pun. Ini memang sudah seharusnya saya lakukan. Membantu orang membuat saya merasa sukacita. Begitu saja. Membantu orang membuat saya merasa sukacita." Inilah yang dirasakan oleh Bodhisatwa. 

Menyadari sifat hakiki setelah bertobat dari kesesatan
Berbuat segala hal sesuai dengan prinsip kebenaran di dunia
Membangun ikrar agung untuk membina berkah dan kebijaksanaan
Bersumbangsih tanpa pamrih dengan sukacita di Jalan Bodhi

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Maret 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 06 Maret 2024
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -