Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Nafsu Keinginan Menjadi Kebajikan
“Tantangan Kesehatan 21 Hari berfokus pada diet nabati utuh. Makanan yang disiapkan hampir bebas gula dan hanya menggunakan sedikit garam. Ini adalah pola makan yang seimbang. Kita berharap lewat program ini, kita dapat mengajarkan pola makan seimbang. Hingga kini, program ini telah kita adakan empat kali dan diikuti oleh 483 orang,” kata Ou Yu-jing, relawan Tzu Chi.
“Di bawah pendampingan para dokter, ahli gizi, dan teknisi laboratorium, ahli gizi, dan teknisi laboratorium, saya juga memperoleh banyak pengetahuan baru. Saya sangat gembira. Saat mengikuti program ini, kita hendaknya mengonsumsi makanan yang sehat ini dengan hati penuh sukacita. Jika kita dipenuhi sukacita, kita akan terus menyebarluaskan pola makan sehat ini,” tutur dr. Huang Lan-ying, anggota TIMA.
Bodhisatwa sekalian, meski program ini diberi nama "Tantangan Kesehatan 21 Hari", tetapi sesungguhnya, 21 hari ini hanyalah upaya untuk memotivasi orang bervegetaris.
Semua orang hendaknya bervegetaris hingga selamanya. Sesungguhnya, nafsu makan terhadap daging tidaklah baik bagi kesehatan tubuh kita. Saya sering mengulas tentang pelajaran besar dan betapa krusialnya perkara makan.
Hari ini, kita juga memetik pelajaran yang sangat bermanfaat dan cakupannya sangat luas. Ada banyak orang yang telah memahami bahwa bervegetaris adalah cara untuk menjaga kesehatan tubuh.
Saya sering berkata bahwa kita harus mendongak untuk bertobat. Ada banyak orang yang memiliki pandangan keliru yang membawa mereka menuju kegelapan batin sehingga kehidupan mereka menjadi tidak sehat. Ini semua akibat sebersit nafsu keinginan. Nafsu keinginan terbesar ialah nafsu makan. Karena itu, kita harus menyucikan hati manusia. Agar kehidupan manusia kembali sehat, bervegetaris adalah satu-satunya cara.
Kita harus bervegetaris seperti menaati sila. Menaati sila akan mendatangkan pahala tak terhingga. Dengan menaati sila, kita dapat memperbaiki kebiasaan buruk kita, berhenti bertutur kata buruk, dan berhenti mengonsumsi daging. Dengan berhenti mengonsumsi daging, berarti kita melindungi, mengasihi, dan membebaskan kehidupan. Setiap orang menghargai nyawa sendiri.
Sesungguhnya, semua makhluk di dunia ini memiliki nyawa. Terlebih, manusia dan hewan memiliki banyak kesamaan. Manusia dan hewan sama-sama memiliki mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh.
Mata manusia berbinar-binar, mata hewan lebih berbinar-binar. Kini kita bisa melihat babi keramik di hadapan kita. Itu adalah hadiah dari seorang ahli keramik, Bapak Lee Huai-jin. Saat menatap babi keramik ini, saya merasa bahwa ia sangat gemuk dan hendaknya terasa lunak saat disentuh. Namun, saat saya menyentuhnya, ia terasa keras karena merupakan babi keramik. Saya merasa bahwa indra penglihatan dan pengecap orang-orang telah dikacaukan oleh kegelapan batin. Ini berawal dari ketamakan yang merupakan kegelapan batin. Karena itu, kita merasa bahwa setiap orang hendaklah mengubah nafsu keinginan menjadi kebajikan.
Nafsu keinginan menimbulkan kegelapan batin. Karena kegelapan batin, manusia membunuh hewan. Karena membunuh hewan, manusia mengakumulasi karma buruk. Saya sering menyebutnya karma buruk kolektif semua makhluk.
Bencana alam, bencana akibat ulah manusia, dan perubahan iklim, semuanya ditimbulkan oleh karma buruk kolektif semua makhluk. Saat saya mengulas karma buruk kolektif semua makhluk, di dalam benak saya selalu muncul gambaran sebuah mulut yang besar. Belakangan ini, kalian sering melihat gambar mulut yang besar dengan banyak hewan di sampingnya yang akan masuk ke dalam mulut tersebut. Karena itulah, saya berkata bahwa karma buruk kolektif semua makhluk diciptakan oleh mulut manusia yang memakan segala jenis hewan.
Bodhisatwa sekalian, dari apa yang kalian bagikan, saya tahu bahwa lewat "Tantangan Kesehatan 21 Hari", kalian telah merasakan kelezatan sayuran dan buah. Sayuran dan buah-buahan sungguh sangat lezat. Setiap menu masakan vegetaris memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Saya sering berkata bahwa kita sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang membuat kita berutang. Untuk apa kita mengonsumsi makanan yang membuat kita merasa tidak tenang dan membuat tubuh kita tidak sehat?
Di dunia ini masih ada banyak sayur yang lezat, wangi, dan manis yang belum pernah kita cicipi. Jadi, Bodhisatwa sekalian, biarkanlah hewan-hewan hidup secara alami dan bebas. Semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Saat akan disembelih, hewan-hewan juga merasa takut dan merintih. Mereka juga berniat untuk menuntut balas kepada orang yang menyembelih mereka. Mereka juga membangkitkan kebencian. Jadi, di dunia ini terjadi begitu banyak bencana dan konflik antarmanusia yang menimbulkan ketidaktenteraman karena adanya sebab, kondisi, buah, dan akibat. Karena itu, janganlah kita mengonsumsi makanan yang membuat kita berutang.
Saat melihat babi ini, kita hendaknya berpikir bahwa ia juga memiliki kehidupan. Jadi, kita harus menghormati kehidupan. Menjaga kesehatan diri sendiri dan menghormati kehidupan semua makhluk tidaklah sulit. Bisakah kalian melakukannya? (Bisa).
Saya sangat bersyukur atas jalinan jodoh baik kita hari ini. Insan Tzu Chi di berbagai negara juga terhubung dengan kita secara daring. Ini merupakan jalinan jodoh dan kesempatan bagi orang-orang untuk lebih memahami vegetarisme dan pahala dari bervegetaris. Sesungguhnya, dengan kondisi iklim yang bersahabat dan tanah yang subur, alam telah menyediakan banyak tanaman pangan bagi manusia. Karena itu, kita hendaknya senantiasa bersyukur. Hidup tenang dan selaras dengan prinsip kebenaran, inilah kehidupan terkaya.
Menjaga kesehatan tubuh dengan bervegetaris
Memperoleh ketenangan dengan mengubah nafsu keinginan menjadi kebajikan
Bervegetaris dan melenyapkan ketamakan demi menyelamatkan kehidupan
Membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain dengan melindungi semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 08 Februari 2022