Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Pola Pikir dan Bervegetaris demi Menyelamatkan Bumi

Setiap hari, saya merasa khawatir karena banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia. Ketidakselarasan unsur alam saat ini sungguh mengkhawatirkan. Selain khawatir, apa lagi yang bisa saya katakan? Kita bisa melihat kondisi iklim yang tidak selaras dan kekuatan alam yang sangat besar. Pada saat seperti ini, kita harus kembali mengimbau orang-orang untuk membangkitkan cinta kasih.

Setiap relawan Tzu Chi telah mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk bergotong royong dan menghimpun kekuatan cinta kasih. Kekuatan cinta kasih yang terhimpun ini merupakan kekuatan besar yang sangat bermanfaat bagi dunia. Karena itu, saya ingin mengingatkan orang-orang yang hidup aman dan tenteram untuk berhati tulus dan bersyukur.

Bervegetaris untuk menyelamatkan Bumi dapat dilakukan oleh setiap orang. Hanya saja, banyak orang yang tidak bisa mengendalikan nafsu makan. Jika mengendalikan nafsu makan saja tidak bisa, bagaimana kita bisa bertekad untuk menjadi Bodhisatwa?

Untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus membina cinta kasih menyeluruh untuk mengasihi dan melindungi semua kehidupan. Dengan demikian, barulah kita bisa disebut mengasihi dan melindungi dunia ini. Intinya, kita harus membina ketulusan. Saat ini, banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia.


Meski dipenuhi berkah dan dapat hidup tenteram, kita hendaknya senantiasa bermawas diri dan berhati tulus. Kita sungguh harus berhati tulus setiap waktu. Merasa takut saja tidak ada gunanya. Kita harus bermawas diri dan menaati sila agar tidak melakukan perbuatan yang jahat dan salah.

Menaati sila berarti menghindari perbuatan yang jahat dan salah. Janganlah kita melakukan kejahatan. Jika sedang melakukan sesuatu yang salah, kita harus segera berhenti. Jika sedang melakukan sesuatu yang salah, kita harus segera berhenti. Jika kini kita suka makan daging, kita harus segera berubah dan mengembangkan cinta kasih.

Kita harus segera berhenti mengonsumsi daging dan membunuh hewan. Ini disebut menghentikan perbuatan jahat. Jika kita tidak mengonsumsi daging, hewan tidak akan dilukai dan dibunuh. Jika kita mengonsumsi daging, demi memperoleh keuntungan, orang-orang akan melukai dan membunuh hewan.

Asalkan setiap orang dapat memikul tanggung jawab dan mengendalikan nafsu makan, setiap hari, kita dapat menyelamatkan lebih dari 210 juta ekor hewan. Jika orang-orang tidak mengonsumsi daging, lebih dari 210 juta ekor hewan ini tidak perlu dijagal dan tidak akan ada begitu banyak peternakan. Manusia menghalalkan segala cara demi menghasilkan hewan ternak.


Lihatlah para hewan ternak yang berdesak-desakan. Saat ini, antarmanusia harus saling menjaga jarak agar virus penyakit tidak menular. Namun, lihatlah para hewan ternak yang berdesak-desakan dalam ruang yang sempit. Tadinya, mereka memiliki dunia sendiri, bisa hidup di alam bebas yang luas, serta mengalami siklus lahir dan mati secara alami seperti manusia. Namun, demi mengonsumsi daging, manusia menernakkan hewan dan mengurung mereka dalam ruang yang sempit sehingga mereka harus berdesak-desakan.

Mereka hanya hidup sekitar 4 hingga 5 bulan dan selalu dilanda penderitaan. Pikirkanlah tentang hukum sebab akibat. Hewan-hewan diternakkan karena manusia suka mengonsumsi daging. Peternakan menimbulkan pencemaran yang sangat serius bagi bumi. Akibat karma buruk yang tercipta ini, banyak bencana alam yang terjadi. Ini adalah hukum sebab akibat yang saling bergantungan.

Dengan berhenti mengonsumsi daging, kita tidak akan menciptakan karma buruk yang membuahkan bencana. Kini sudah waktunya bagi manusia untuk tersadarkan. Saat bencana alam terjadi, manusia hendaknya tersadarkan. Saya mengatakannya setiap hari, tetapi banyak orang yang melupakannya.

Bodhisatwa sekalian, kita harus mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Saya terus berkata bahwa kita harus mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Berhubung bisa membedakan rasa, kita mungkin menyukai rasa-rasa tertentu. Ini termasuk pengetahuan. Kita harus mengubahnya menjadi kebijaksanaan dan memahami lebih banyak kebenaran.


Apa sumber dari makanan kita? Kita harus mengembangkan kebijaksanaan untuk menganalisisnya dengan saksama. Pikirkanlah, apa gunanya kita mengonsumsi daging jika malah melukai bumi, mencemari udara, merusak kesehatan kita, dan meningkatkan karma buruk kita? Jadi, semua karma buruk membunuh hewan berasal dari keinginan mengonsumsi daging.

Jika orang-orang tidak mengonsumsi daging, dunia akan aman dan tenteram. Jika semua orang dapat melakukan hal yang sederhana ini, dunia akan tenteram. Janganlah mengganggu kehidupan hewan. Ini disebut menghindari perbuatan yang jahat dan salah. Jangan melakukan hal yang salah. Jika sedang melakukan sesuatu yang salah, kita harus segera berhenti dan berintrospeksi, barulah masyarakat bisa harmonis dan dunia bisa terbebas dari bencana. 

Bodhisatwa sekalian, kita harus bervegetaris sendiri, lalu mengajak orang-orang untuk turut bervegetaris. Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih Bodhisatwa sekalian. Mari kita menyelamatkan Bumi dengan kesatuan hati. Bodhisatwa daur ulang kita selalu berkata demikian. Saya berharap setiap orang dapat menyucikan jiwa dan raga masing-masing.

Bergotong royong untuk membimbing semua makhluk
Mengubah pola pikir dan bervegetaris untuk menyelamatkan Bumi
Menghindari perbuatan jahat dan salah serta mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan
Bermawas diri meski hidup tenteram dan berdoa semoga dunia aman dan tenteram

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Agustus 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 29 Agustus 2020   

Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -