Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Tabiat dan Melatih Diri dengan Dharma


“Pada tahun 2023, dalam pemeriksaan kesehatan, Kakak Liao Rui-ying didiagnosis menderita adenokarsinoma paru. Pada bulan Mei, beliau menjalani operasi dan diikuti dengan serangkai perawatan. Meski demikian, setiap kali kondisinya memungkinkan, beliau tetap hadir dalam berbagai kegiatan relawan,”
kata Zhang Yu-zhu relawan Tzu Chi.

“Saya akan menjaga kesehatan dengan baik. Hanya dengan tubuh yang sehat, barulah saya dapat mengikuti Master untuk menjalankan Tzu Chi,” kata Liao Rui-ying relawan Tzu Chi.

Jagalah kesehatan dengan baik agar dapat terus menjalankan Tzu Chi. Saya mendoakan Anda agar sehat selalu. Setiap kali mendengar kisah Bodhisatwa lansia, saya selalu merasa bahwa di usia yang sudah lanjut ini, kita harus mengasihi dan menghargai diri sendiri. Semuanya harus ingat hal ini. Selain menghargai, kita juga harus ingat untuk memanfaatkan waktu dengan baik.

Dapat duduk di sini dan saling menyemangati adalah hal yang sangat baik bagi kita. Beberapa orang juga dapat berkumpul bersama di kantor cabang Tzu Chi. Taichung memiliki beberapa kantor cabang dan perwakilan yang dapat kalian kunjungi. Di lingkungan sekitar, masih banyak orang yang menanti bimbingan kita. Oleh karena itu, janganlah kita menyia-nyiakan waktu. Dalam percakapan sederhana pun, hendaknya kita menyebarkan Dharma. Ketika sedang duduk dan berbincang, kita dapat memberitahukan apa yang sedang dilakukan Tzu Chi saat ini.

Saat ini, kita juga memiliki misi budaya humanis yang terus hadir dalam setiap rumah. Semua orang dapat menonton program kita di rumah. Kita juga dapat mengaksesnya melalui ponsel sehingga di mana pun berada, kita dapat menyebarkan Dharma. Di mana pun berada, ada makhluk hidup yang dapat dibimbing. Saat membimbing orang lain, setiap interaksi kita selalu mengandung Dharma.

Setiap orang adalah Bodhisatwa. Ada orang yang berkata, "Master, saya ingin bertobat atas apa yang saya lakukan di masa lalu." Itulah bentuk pengakuan yang membuat kita maju.


Mei-man bergabung dengan Tzu Chi sejak tahun 1998 dan mendedikasikan diri dalam pelestarian lingkungan. Pada tahun 2010, dia menyelesaikan pelatihan dan dilantik. Di dalam komunitas, dia selalu terlibat dalam tim konsumsi, pembersihan, dan pemetikan daun teh. Dia selalu berkata bahwa sebelumnya, hidupnya diwarnai oleh berbagai kebiasaan buruk. Namun, setelah mengikuti Master, hidupnya sungguh-sungguh berubah,” kata Wei Yu-zhen relawan Tzu Chi.

“Dahulu, saya benar-benar hidup dalam penyimpangan. Pada usia 28 tahun, saya kehilangan suami dan harus membesarkan 4 anak seorang diri. Setiap malam, saya meminum minuman keras, mengunyah pinang, dan merokok. Putra saya berkata, ‘Ibu, saya ingin membawa Ibu ke Tzu Chi Cabang Taichung.’ Ketika tiba di sana, saya melihat ternyata di dunia ini masih ada orang-orang yang baik. Semuanya datang untuk berbuat kebaikan. Sejak itulah, saya ikut menjadi relawan pelestarian lingkungan,” kata Liu Mei-man relawan Tzu Chi.

Saat mengisahkan masa lalunya yang penuh kesalahan, dia berkata, "Lebih baik saya sendiri yang menceritakannya daripada orang lain membicarakan saya di belakang." Inilah yang disebut pertobatan. Jika orang lain membicarakan kita di belakang, itu hanya akan menambah gosip. Oleh karena itu, lebih baik kita sendiri yang menceritakannya. Inilah "Dharma" dari kesalahan masa lalu. Menceritakannya merupakan bentuk pendidikan. Dengan membaliknya ke arah positif, berarti kita telah mengubah kehidupan.

Sesungguhnya, pengalaman hidup yang penuh kesalahan ini memberikan saya banyak informasi. Dari kesalahan-kesalahan itu, saya dapat menjadikannya contoh perubahan diri guna membimbing makhluk hidup yang tersesat untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu Jalan Bodhisatwa. Jika tidak ada kisah-kisah masa lalu, tidak ada Dharma yang dapat kita bagikan kepada orang lain. Kita semua adalah pembawa inti sari Dharma di dunia. Manfaatkanlah ini dengan sebaik-baiknya. Bagaimana cara memanfaatkannya? Kita harus saling peduli.


Hendaknya semua mendengarkan dan meresapi Dharma yang mengalir seperti mata air kehidupan. Kita semua dikelilingi oleh air Dharma. Setiap tetesnya bagaikan embun. Bagi mereka yang tepat dan berjodoh, tetesan air itu adalah apa yang mereka butuhkan. Saat saya merasa haus, ada orang yang peduli dengan saya dan berkata, "Apakah Master haus? Master harus minum yang banyak." Seseorang terus memberikan gelas ini dan saya terus menerimanya. Inilah bentuk saling peduli. Intinya, dalam komunitas Bodhisatwa, kita semua memiliki jalinan jodoh yang baik.

Kita harus bersyukur karena sepanjang hidup ini dipenuhi berkah. Dapat bergabung di Tzu Chi juga merupakan jalinan jodoh yang baik. Setiap orang di sekitar kita adalah guru atau mitra bajik. Meski setiap orang memiliki masa lalu, masa lalu mereka merupakan contoh yang baik karena mereka telah melalui pelatihan diri. Pada dasarnya, mereka adalah orang-orang yang suka melakukan kebaikan dan ketika semua yang dilakukan sudah benar, hendaknya kita terus memuji mereka.

Dahulu, mungkin mereka terjerumus dalam kesalahan, seperti mabuk dan berjudi. Ada yang berkata, "Saya memiliki 5 kebiasaan buruk." Orang lainnya berkata, "Saya memiliki 6 kebiasaan buruk." Ada pula yang berkata, "Saya memiliki 8 kebiasaan buruk." Bahkan, ada yang berkata, "Saya memiliki 10 kebiasaan buruk." Ketika saling membandingkan, yang satu mungkin memiliki kebiasaan buruk lebih banyak dari yang lain. Namun, semua ini dapat diubah. Baik 8 maupun 10 kebiasaan buruk, semuanya dapat diubah menjadi baik.

Sebagai makhluk awam, kita tidak dapat terhindar dari kesalahan. Kita harus berani untuk berbagi. Inilah yang disebut dengan keberanian untuk bertobat. Komunitas kita sangatlah istimewa. Saat duduk dan mendengarkan, semuanya mengembangkan sikap penuh pengertian. Ini adalah metode terampil. Membagikan kisah masa lalu adalah metode terampil untuk membimbing orang lain.


Semua orang memiliki hakikat kebuddhaan. Hakikat ini mungkin telah diliputi oleh kesalahan dan kebiasaan buruk, tetapi sekarang semuanya telah kembali ke jalan yang benar. Dengan ajaran Tzu Chi, kesalahan masa lalu dapat dibalik menjadi hal yang positif. Intinya, Buddha datang ke dunia untuk membabarkan Dharma.

Buddha pasti menggunakan banyak metode terampil untuk dapat membimbing semua orang. Jika kita tahu cara memanfaatkan Dharma, Dharma ini menjadi bagaikan obat. Ini disebut dengan obat Dharma. Hendaknya semuanya memanfaatkan Dharma dengan baik sehingga tubuh dan pikiran kita akan sehat secara alami. Namun, hukum alam tetap berlaku.

Meski tubuh saya tidak dalam kondisi yang baik, tetapi ajaran yang saya sampaikan tetap sehat. Manusia memiliki "rupa" atau tubuh fisik dan tubuh ini pasti mengalami perubahan, sama halnya dengan pohon yang daunnya pasti akan gugur pada waktunya. Ini semua disebut dengan hukum alam. Namun, kita harus menyadari ketidakkekalan hidup sebagai bagian dari hukum alam. Kita harus siap menerima kenyataan tersebut.

Hendaknya kita memanfaatkan waktu setiap menit dan detik untuk menyebarkan Dharma. Apakah semuanya mengerti? (Mengerti.) Setiap menit dan detik harus dimanfaatkan untuk menyebarkan Dharma. Hadapilah kehidupan dengan keberanian dan sadarilah hukum alam. Inilah Dharma yang sejati.

Mengubah tabiat, melatih diri, dan berani bertobat
Embun dan air Dharma mengalir menyebarkan harum kebajikan
Mendengarkan ajaran yang baik dan kembali ke jalan yang benar
Memutar roda hati dengan obat Dharma di mana pun berada 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 08 November 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 10 November 2024
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -