Ceramah Master Cheng Yen: Mengurangi Bencana dengan Tindakan dan Mendidik dengan Cinta Kasih

Saya sangat bersyukur melihat dimulainya penggarapan Proyek Harapan di Shanlin kemarin. Pihak sekolah mengajukan permintaan kepada Tzu Chi untuk membantu memperbaiki gedung mereka. Demi keselamatan anak-anak, kita pun menerima permintaan mereka dan memperbaiki gedung sekolah mereka. Kemarin, kita melakukan peletakan batu pertama. Saya yakin gedung sekolah ini akan segera menjadi indah dan kukuh. Setelah itu, anak-anak bisa belajar di dalam ruang kelas yang aman dengan tenang.

Tiga tahun yang lalu, saat pergi ke Pingtung, saya mengulas tentang empat unsur alam yang tidak selaras. Saat itu, seorang anggota komite kita yang juga merupakan seorang nenek mendekati saya dan berkata,

“Master, saya sangat khawatir.”

Saya bertanya “Apa yang kamu khawatirkan?”

Dia berkata, “Sekolah cucu saya.”

“Saya sangat khawatir jika terjadi gempa bumi seperti yang Master katakan tadi.”

Saya bertanya, “Mengapa?”

Dia berkata, “Besi beton sudah tidak terlindung karena betonnya sudah tidak utuh. Saya sangat khawatir melihatnya. Bagaimana jika terjadi gempa bumi? Saya sangat khawatir.”

Setelah kembali ke sini, saya meminta staf divisi konstruksi untuk melakukan survei guna mencari tahu bagaimana kondisi gedung sekolah di Pingtung. Setelah berkunjung ke Pingtung dan mengevaluasi berbagai gedung sekolah, kita mendapati bahwa ada lima gedung sekolah yang harus segera diperbaiki. Kita melakukannya dengan sangat cepat. Dalam satu setengah tahun, lima gedung sekolah itu terlihat seperti baru lagi. Pada awal tahun ini, anak-anak telah belajar di dalam gedung sekolah yang baru. Gedung sekolah yang tadinya terlihat berbahaya, kini telah menjadi gedung yang sangat kukuh dan indah.

 

Kini, kita masih menggarap Proyek Harapan untuk mengurangi risiko bencana bagi sembilan gedung sekolah di Taitung. Di Hualien, kita juga memperbaiki enam gedung sekolah dan kamar kecil di puluhan sekolah. Bupati Miaoli juga menyatakan bahwa ada beberapa sekolah yang membutuhkan bantuan. Kita sedang melakukan evaluasi. Tzu Chi melakukannya dengan harapan dapat mengurangi risiko bencana.

Sekolah merupakan sarana pendidikan anak-anak. Anak-anak harus bisa belajar dengan tenang di dalam gedung sekolah yang aman. Intinya, kini kita harus meningkatkan kewaspadaan dan bertindak secara nyata untuk mengurangi risiko bencana. Dengan begitu, seandainya terjadi bencana, kita mungkin bisa selamat darinya. Saya berharap setiap orang dapat hidup aman dan tenteram. Jika setiap orang aman dan tenteram, barulah keluarga dan masyarakat kita bisa dipenuhi berkah. Kini Tzu Chi masih menggarap banyak proyek pembangunan. Tanggung jawab kita sangat besar. Namun, agar keselamatan masyarakat terjaga dan anak-anak dapat belajar dengan tenang, Tzu Chi selalu membawa manfaat bagi masyarakat. Saat masyarakat membutuhkan, kita tidak pernah menolak untuk bersumbangsih. Ini semua berkat himpunan cinta kasih dari setiap orang.

Kemarin, kita melihat upacara kelulusan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Tzu Chi Hualien. Anak-anak sungguh menggemaskan. Kita sangat berterima kasih kepada bupati yang turut hadir dalam upacara ini. Kepala sekolah kita juga menyemangati anak-anak kita dengan penuh cinta kasih. Setelah itu, anak-anak kita naik ke atas panggung untuk menerima ijazah. Kita bisa melihat anak-anak TK yang sangat menggemaskan. Anak-anak terlebih dahulu memberi penghormatan kepada para guru, orang tua, serta ayah dan ibu Tzu Chi. Mereka memberi penghormatan dengan sangat tertib, sungguh menggemaskan. Mereka juga sangat tertib saat naik ke atas panggung. Saya sangat kagum pada anak-anak ini yang bisa duduk dengan tenang selama berjam-jam. Tidak ada satu pun yang bergerak sembarangan. Mereka duduk dengan tenang dan tertib. Bagaimana cara mendidik anak-anak hingga bisa setertib ini?

Lihatlah, mereka penuh tata krama bagaikan orang dewasa. Selain itu, anak-anak juga merencanakan pertunjukan sendiri di bawah bimbingan guru mereka. Lihatlah, mereka mengungkapkan rasa syukur terhadap para guru dan lingkungan hidup mereka. Dengan kekuatan cinta kasih, para guru mengajari mereka nilai moral, tata krama, dan pengetahuan. Mereka menyanyikan rasa syukur mereka dan memperagakannya lewat bahasa isyarat. Anak-anak dari empat jenjang pendidikan, yakni TK, SD, SMP, dan SMA, bersama-sama mempersembahkan pertunjukan di atas satu panggung. Tidak ada satu pun yang melakukan kesalahan. Lihatlah, pertunjukan anak-anak kecil ini sama dengan kakak-kakak kelas mereka. Kedua pembawa acara kita sangat berwibawa. Yang laki-laki merupakan murid kelas 5 SD. Meski terlihat sangat tinggi, tetapi sesungguhnya dia berdiri di atas sebuah kotak. Yang perempuan merupakan murid kelas 2 SMA. Kedua pembawa acara ini sungguh sangat berwibawa. Mereka tidak salah mengucapkan satu kata pun. Saya sungguh merasa bahwa mereka merupakan harapan dan bintang masa depan.

Saya sangat berterima kasih kepada guru kita yang mendidik anak-anak dengan penuh kesabaran dan cinta kasih. Saya juga berterima kasih kepada ayah dan ibu Tzu Chi yang terus mendampingi anak-anak kita dari saat mereka duduk di bangku TK hingga SMA. Anak-anak SMA kita juga memperoleh hasil ujian masuk universitas yang sangat baik. Ada pula yang dari TK Tzu Chi naik ke SD Tzu Chi, dari SD Tzu Chi naik ke SMP Tzu Chi, dari SMP Tzu Chi naik ke SMA Tzu Chi, dan akhirnya masuk ke Universitas Tzu Chi.

Perlu kita ketahui bahwa tidak mudah untuk masuk Universitas Tzu Chi. Yang terpenting adalah pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Sejak kelas 4 SD, anak-anak kita dibimbing untuk mengasihi dan memperhatikan orang-orang kurang mampu. Sepanjang pertumbuhan mereka dari duduk di bangku SD, SMP, hingga SMA, kita membimbing mereka terjun ke tengah masyarakat untuk menolong sesama. Singkat kata, kita mengajarkan pengetahuan dan menyediakan gedung sekolah yang aman bagi anak-anak kita dengan penuh cinta kasih. Karena itulah, anak-anak kita begitu mengagumkan.

Proyek Harapan untuk mengurangi risiko bencana tidak bisa ditunda

Tidak pernah menolak untuk mengemban tanggung jawab yang berat

Memberi penghormatan dengan tertib untuk berterima kasih kepada para guru

Membimbing anak-anak untuk mengasihi orang yang menderita

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Juni 2016

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 10 Juni 2016

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -