Ceramah Master Cheng Yen: Mengurangi Emisi Karbon untuk Melindungi Bumi

“Dengan kondisi iklim yang semakin memburuk, UNEA kali ini dihadiri oleh lebih dari 4.700 orang yang ingin turut menyelamatkan Bumi. Langkah-langkah politik, ekonomi, ilmiah, dan upaya publik, semuanya akan dipertimbangkan untuk menemukan solusi guna menyelamatkan Bumi yang telah mengalami kerusakan parah,” ujar Siim Kiisler, Presiden UNEA.

“Saya gembira sekali bisa menyambut kedatangan kalian di UNEA ke-4. Kita sedang berada dalam momen penting yang menentukan apakah kita bisa mengubah sejarah. Perbuatan kita telah membuat kondisi Bumi berada di ambang batas. Kesimpulan laporan PBB menunjukkan bahwa jika ingin menghindari suhu Bumi meningkat 1,5 derajat Celsius, kita harus mengerahkan upaya 5 kali lipat dari sebelumnya,” kata Joyce Msuya, Wakil direktur eksekutif UNEP.

UNFCCC COP24 yang membahas tentang perubahan iklim, pelestarian lingkungan, dan lain-lain baru diadakan di Polandia pada bulan November atau Desember tahun lalu. Sekarang, diadakan UNEA di Kenya. Tzu Chi sekali lagi pergi menghadiri konferensi tersebut. Dunia ini sangat luas, tetapi perubahan iklim sangat ekstrem.

 

PBB memiliki lebih dari 190 negara anggota. PBB terus mengadakan rapat

untuk meredam perubahan iklim. Beberapa bulan lalu baru diadakan UNFCCC COP24. Mereka mendiskusikan bagaimana meredam perubahan iklim. Tentu saja, hal yang paling mendasar ialah pengurangan emisi karbon. Mengapa perubahan iklim begitu ekstrem? Sumbernya berasal dari emisi karbon. Semua orang dapat bekerja sama untuk meredam perubahan iklim.

Sangat mudah untuk mencapai kesepahaman dan kesepakatan, tetapi sulit untuk melakukan tindakan bersama. Dapatkah produsen berhenti mengembangkan bisnis mereka? Itu tidak mungkin. Dengan mengembangkan bisnis, mereka akan mendapat keuntungan, maka tidak akan ada orang yang bersedia. Satu-satunya cara ialah mengurangi emisi karbon dengan bervegetaris.

Dengan mengurangi peternakan, polusi udara dapat dikurangi. Populasi manusia yang besar telah menghasilkan polusi udara. Sebenarnya, karena banyak hewan ternak, maka napas dan kotoran yang mereka keluarkan akan mencemari udara secara luas. Kita manusia juga menyebabkan polusi dengan cara yang sama. Populasi manusia sudah begitu besar, tetapi masih menggunakan lahan yang begitu luas dan menghabiskan banyak sumber daya untuk menernak hewan.

 

Napas manusia dan hewan sama-sama menghasilkan polusi udara. Dari sudut pandang kedokteran dan sains, sumber polusi di Bumi juga termasuk mikroorganisme. Dalam makrokosmos dan mikrokosmos, ada banyak jenis bakteri yang sangat kecil dan tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Makrokosmos ialah alam semesta yang kita andalkan untuk menopang hidup kita, sedangkan mikrokosmos ialah tubuh kita. Di dalam tubuh kita ada banyak bakteri.

Bakteri di dalam tubuh kita bisa membuat unsur tubuh tidak seimbang sehingga kita jatuh sakit. Begitu pula dengan Bumi ini. Jika unsur alam tidak selaras, Bumi juga akan sakit. Bumi mengalami kerusakan karena banyak bakteri di udara yang terus terakumulasi sehingga menyebabkan polusi. Sungguh, jika kita tidak menernak hewan, maka tidak akan timbul banyak masalah.

Dalam ajaran Buddha, Dua Belas Sebab Musabab yang Saling Bergantungan menganalisis tentang dari mana kita berasal, bagaimana kita menciptakan karma, dan bagaimana kehidupan kita selanjutnya sesuai karma yang telah kita ciptakan. Hidup kita tak luput dari menciptakan karma serta fase tua, sakit, dan mati.

 

Berhubung kita membawa karma kita dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya, maka karma kita terus terakumulasi. Buddha mengatakan bahwa kita semua berbagi karma buruk kolektif. Jika kita mencemari udara dan menciptakan karma buruk pada kehidupan ini, setelah kita meninggal dunia dan datang ke dunia ini lagi, kita akan merasakan polusi udara dan kondisi Bumi yang memburuk.

Ada orang yang lahir di negara yang sebagian besar tanahnya gersang. Mereka juga sangat tidak berdaya. Jadi, menurut Dua Belas Sebab Musabab yang Saling Bergantungan, karma baik dan buruk yang terakumulasi pada kehidupan masa lalu kita menuntun kita untuk datang ke dunia ini lagi dan ketika kita bersentuhan dengan dunia luar, ia akan mendorong kita untuk menciptakan karma yang akan dibawa ke kehidupan berikutnya.

Singkat kata, ini yang dijelaskan dalam ajaran Buddha. Jadi, dari sudut pandang agama dan medis, kita harus berhenti membunuh hewan, menernak hewan, dan mengonsumsi daging. Kita harus menaati sila. Untuk menaati sila, dibutuhkan konsentrasi. Kita harus memiliki tekad yang teguh. Untuk itu, dibutuhkan kebijaksanaan.

 

Kita harus bervegetaris, baru bisa mengatasi masalah lingkungan. Untuk membuat udara segar dan Bumi menjadi bersih, harus dimulai dari kehidupan kita. Singkat kata, kita jangan hidup di tengah ketidaktahuan. Kita harus lebih bersungguh hati karena banyak hal yang harus kita pahami.

Setiap hari, saya menerima banyak informasi berupa masalah yang membutuhkan perhatian dan tindakan nyata orang-orang untuk menyelesaikannya. Saya juga perlu menyerap informasi tentang apa yang terjadi di dunia. Banyak hal yang harus kita lakukan. Semua orang harus membangun tekad untuk menghimpun cinta kasih tanpa batas. Saya sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang telah menghimpun cinta kasih tanpa batas.

Kita juga bisa melihat penerima bantuan jangka panjang. Meski usia relawan kita juga sudah lanjut, mereka tetap memberi perhatian kepada para lansia. Mereka sangat mengagumkan. Sungguh, dalam kehidupan, tidak ada yang bisa terlepas dari penuaan. Bagaimana kita bisa tetap berjiwa muda pada usia lanjut? Kita dapat menabung usia kita di "bank usia". Dengan jiwa muda, barulah bisa melayani orang yang membutuhkan.

Orang yang memahami prinsip kebenaran hendaknya membimbing orang lain dengan penuh kesabaran. Dalam hidup ini, kita harus sungguh-sungguh memahami kebenaran tentang kehidupan dan bagaimana menjalani hidup dengan baik. Jadi, saya berharap semua orang dapat lebih bersungguh hati.

 

Seluruh dunia membahas perubahan iklim

Selain sepaham dan sepakat, juga harus melakukan tindakan bersama

Mengurangi emisi karbon demi kedamaian alam semesta

Tetap bersemangat meski berusia lanjut dan menciptakan berkah tak terhingga

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Maret 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 Maret 2019

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -