Ceramah Master Cheng Yen: Mengurangi Nafsu Keinginan dan Terus Menciptakan Berkah

Sierra Leone sudah dilanda kemiskinan selama puluhan tahun terakhir ini. Penambangan berlian di Sierra Leone telah memicu perang saudara di sana. Begitu perang terjadi, baik perang asing maupun perang saudara, ia menyebabkan seluruh warga di negara itu tidak dapat hidup dengan tenang. Semua sumber mata pencaharian pun rusak sehingga mendatangkan penderitaan.

Sesungguhnya, bencana akibat ulah manusia dan bencana alam bersumber dari kebodohan dan keraguan manusia. Kini kita dapat melihat konsekuensinya, yakni kemiskinan dan banyaknya bencana yang terjadi. Pikirkanlah mereka yang berada di sana, sungguh mengalami penderitaan tak terkira.

Kemarin, pada pukul 3 sore waktu Taiwan atau pukul 7 pagi waktu Sierra Leone, kita mengadakan rapat via konferensi video dengan 3 organisasi kemanusiaan di Sierra Leone. Mereka berbagi dengan kita tentang situasi yang mereka  lihat di sana. Organisasi-organisasi itu sudah lama bekerja sama dengan Tzu Chi untuk membantu orang yang menderita.

“Ada rasa syukur di antara kita. Kali ini kita membagikan bantuan darurat karena terjadinya tanah longsor yang membuat penderitaan warga semakin bertambah. Kami bekerja sama dengan Tzu Chi untuk menyediakan makanan hangat ke wilayah yang terpencil karena warga di sana tidak memiliki makan malam,” kata Ishmeal Alfred Charles.

doc tzu chi

Setelah makan sekitar pukul 1, mereka tak lagi memiliki makanan hingga malam hari. Karena itu, sekitar pukul 6 hingga 6.30 sore, kami mulai membagikan makanan hangat. Mereka makan dengan gembira dan sangat menikmatinya.

Selain itu, kita juga segera mengirimkan selimut dan 5.000 set mangkuk dan selimut lewat udara ke wilayah bencana. Sanitasi di sana sangat buruk. Anak-anak di sana makan dengan menggunakan tangan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu karena di sana tidak ada air. Penyakit mungkin dapat masuk lewat mulut.

Kita mengajarkan anak-anak agar jangan makan dengan menggunakan jari tangan, melainkan dengan menggunakan sendok. Kita memberikan mereka mangkuk dan sendok yang bersih. Dari tayangan video kemarin, kita melihat anak-anak sangat gembira saat menerima mangkuk dan sendok dari kita. Mereka makan hingga mangkuknya bersih tanpa menyisakan sebutir pun nasi.

Setelah itu, mereka bahkan mencuci mangkuknya seperti yang kita ajarkan. Pascabencana kali ini, kita melihat pentingnya pendidikan dan pelatihan kejuruan di sana agar warga setempat memiliki kesempatan untuk bekerja. Melihat penderitaan warga setempat, sekelompok Bodhisatwa ini terus bersumbangsih tanpa takut lelah.

doc tzu chi

Tidaklah mudah untuk menyalurkan bantuan di sana. Saat ini, bantuan bencana di Amerika Serikat masih belum berakhir. Pascagempa di Meksiko, kesempatan untuk mencari korban selamat semakin tipis. Kini sudah dipastikan bahwa ada 5 pengusaha Taiwan yang meninggal dalam gempa itu. Inilah ketidakkekalan yang terjadi sekejap.

Untuk tiba di lokasi bencana, relawan Tzu Chi di Meksiko harus melakukan perjalanan sejauh 400 kilometer. Meski demikian, mereka tidak takut melakukan perjalanan yang jauh dari Leon untuk melakukan survei bencana. Suasana hati para korban di lokasi bencana pasti sangat berat dan sedih. Mereka melewati satu detik bagai satu hari sambil menunggu kabar tentang keluarga mereka.

Korban yang terjebak di dalam puing-puing bangunan juga melewati setiap detik dengan panjang. Mereka sama-sama merasakan siksaan fisik dan batin. Sungguh menderita. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Kita harus menghargai keamanan dan ketenteraman yang dimiliki sekarang. Kita harus membangkitkan ketulusan untuk menciptakan berkah bagi dunia.

Kita jangan hanya menciptakan berkah untuk diri sendiri. Kita harus menyadari berkah yang dimiliki. Saat ada tempat yang dilanda bencana, selama memiliki kemampuan, kita harus segera bersumbangsih dan menyucikan hati manusia. Sebuah tindakan kecil juga dapat menginspirasi banyak orang.

doc tzu chi

“Kakak, hari ini saya ingin mengenalkan tentang celengan makanan. Populasi di dunia mencapai 7 miliar jiwa. Setiap 2,3 detik ada satu orang di antara 1 miliar orang yang mati akibat kelaparan,” ajak Kakak Chen.

“Jadi, apa yang harus kita lakukan?”

“Kami ingin mengajak Anda untuk cukup makan 80 persen kenyang dan menggunakan sisa 20 persennya untuk membantu orang lain. Kami ingin menggalang sebuah niat bajik dari Anda. Anda dapat membawa celengan ini pulang dan mendonasikan uang yang Anda hemat dari makanan atau penggunaan air,” jawab Kakak Chen.

Relawan kita yang berada di Taiwan ini sangat pantang menyerah. Dia tahu bahwa saya menyerukan orang—orang di dunia untuk membangkitkan ketulusan, menjaga kelestarian lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan menghemat energi. Untuk mencapainya, setiap orang harus mengubah pola hidup dan bervegetaris.

“Apa kabar? Saya adalah relawan Tzu Chi. Kami sedang menggalakkan celengan vegetarian. Bervegetaris sangat baik untuk kesehatan kita. Kita harus melindungi dan mengasihi semua makhluk. Lebih baik lagi jika kita tidak membunuh hewan,” kata Kakak Chen.

Setiap hari, dia terjun ke pasar, baik pasar pagi, pasar sore, maupun pasar malam. Dia selalu berada di tengah umat manusia. Dia juga sudah melenyapkan keakuan. Tak peduli orang mengindahkannya atau tidak, dia selalu tetap berbagi tentang Tzu Chi. Selama sesuatu itu benar, dia selalu berbagi dengan orang lain.

Apakah Anda mau membawa satu pulang ke rumah? Hanya dengan satu dolar, Anda sudah dapat menanam berkah. Saya ingin mengajak Anda untuk membangkitkan kebajikan. Ini untuk Anda. Kak, dua celengan ini untuk Anda.

Kakak, terima kasih. Saya sangat tersentuh. Saya juga mengambilnya untuk menantu, putra, dan putri saya. Semangatnya yang pantang menyerah telah membuat banyak orang tersentuh.

Ada banyak orang yang menerima celengan bambu darinya. Semuanya berjumlah lebih dari 2.000 orang. Dia terus melakukannya setiap hari. Orang yang menerima celengan bambu juga sangat bersyukur. Orang yang mengacuhkannya juga tidak sedikit. Dia juga sangat bertanggung jawab terhadap orang yang menerima celengan bambu.

Setiap bulan, dia akan pergi  mengumpulkan celengan bambu. Tak peduli berapa isi celengan bambunya, baik 10 dolar maupun 50 dolar, dia tetap membuka tanda terima donasi. Setelah itu, dia akan kembali mengantarkannya untuk mengungkapkan ketulusannya. Banyak orang yang tersentuh olehnya.

Tindakan kecilnya yang penuh ketekunan telah menginspirasi lebih dari 2.000 orang. Dari sini terlihat bahwa kita jangan meremehkan kekuatan sendiri yang kecil. Menyucikan hati manusia dan mengajak orang-orang untuk memahami kebenaran adalah hal yang sangat penting.

Perang saudara menghancurkan kampung halaman sendiri
Memberikan bantuan darurat dan melakukan penyuluhan kesehatan
Para korban bencana menanti kesempatan untuk mendapat pertolongan
Menanam kebajikan lewat semangat celengan bambu

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 September 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 25 September 2017
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -