Ceramah Master Cheng Yen: Mengurangi Nafsu Keinginan, Menciptakan Berkah, dan Mempraktikkan Dharma
Dunia saat ini diselimuti oleh noda dan kegelapan batin yang menyebabkan banyak bencana. Oleh karena itu, saya selalu berbicara tentang peristiwa dunia saat ini. Apa yang terjadi di dunia yang luas ini? Saya menggenggam waktu untuk membagikan hal-hal yang terjadi di dunia. Namun, saya tidak punya cukup waktu untuk membagikan semuanya.
Waktu berlalu dengan sangat cepat dan sungguh banyak bencana yang terjadi akibat perubahan iklim. Kita dapat melihat daerah yang dilanda kekeringan panjang, dalam waktu sesaat diguyur hujan dengan curah hujan beberapa bulan, bahkan satu tahun. Ketika hujan turun, orang-orang tidak sempat untuk bersiap. Air terus mengalir, tetapi lumpur dan batu tertahan.
Seiring berjalannya waktu, dasar sungai akan mendangkal dan endapan tanah akan menjadi tinggi. Intinya, dalam waktu yang lama, tanah akan naik dan dasar sungai akan menjadi daratan. Makin banyak penduduk, makin banyak pula pembangunan lahan. Akibat bertambahnya jumlah penduduk, ketika hujan turun, air tak dapat meresap karena daerah resapan telah dibangun oleh manusia sehingga terjadilah bencana besar. Ini semua terakumulasi seiring waktu.
Manusia telah merusak tanah, bahkan kegelapan batin dan karma buruk manusia telah menyebabkan perubahan iklim. Inilah karma kolektif semua makhluk. Dalam waktu yang lama, semua makhluk menciptakan karma buruk kolektif dari kehidupan ke kehidupan hingga saat ini. Karena itu, di waktu dan dunia saat ini, kita dihadapkan dengan banyak bencana.
Kebaikan dan keburukan sedang tarik-menarik. Makin banyak orang yang penuh kegelapan batin, kekuatan kebajikan pun akan makin melemah. Sisi mana yang akan menang dalam tarik-menarik antara yang baik dan yang jahat? Sangat jelas bahwa yang lebih kuat akan menang dan yang lemah akan kalah. Sesungguhnya, mana yang akan menang? Singkatnya, kita harus memupuk kebajikan dan menggenggam waktu saat ini untuk berbuat baik.
Hanya kebajikan yang dapat melenyapkan kejahatan. Jika semua orang hanya berdiam diri tanpa terus mengumpulkan kekuatan kebajikan serta menyerah pada semua peristiwa dunia, maka kekuatan itu akan melemah. Jadi, sisi kebajikan kita harus aktif. Bagaimana caranya? Dengan menginspirasi semua orang untuk bergerak.
Dunia ini dipenuhi dengan banyak penderitaan. Akibat perang, banyak orang menjadi pengungsi dan menderita. Ada pula orang yang membawa karma buruk dari kehidupan lampaunya ke kehidupan saat ini. Berkat kerja keras generasi sebelumnya, seperti ayah, kakek, buyut, dan lainnya, generasi saat ini dapat menikmati sumber daya yang melimpah.
Negara yang damai dan tenteram ini terus berkembang dengan gedung-gedung yang makin tinggi dan bangunan yang makin banyak. Makin tinggi sebuah bangunan, makin dalam tanah yang harus digali untuk fondasinya. Ketika terus digali, tanah akan rusak. Gedung-gedung tinggi adalah beban Bumi. Bumi itu hidup.
Lihatlah, adakalanya gunung berapi meletus. Ada panas di dalam kerak bumi. Ketika energi panas ini tidak seimbang, gunung berapi akan meletus. Satu-satunya cara yang dapat kita lakukan ialah menenangkan hati, mengendalikan keinginan, dan mempraktikkan kebajikan. Kita harus mengurangi nafsu keinginan dan menambah kebajikan. Ketika memunculkan pikiran yang tidak baik, kita harus segera berintrospeksi dan memperbaiki diri.
Kita harus memiliki kesadaran di tengah kesesatan. Saat kita mulai tersesat, kesadaran kita harus segera membangunkan kita dari pikiran yang tidak seharusnya. Kesadaran kita harus segera melenyapkan pikiran yang buruk dan mengarahkan kita ke jalan yang benar. Hendaklah pikiran kita selalu terjaga setiap saat. Hendaklah kita bersikap baik dan lembut terhadap semua orang. Bukankah Sutra Teratai juga mengatakan bahwa kita harus mengenakan jubah kelembutan dan kesabaran?
Di masa-masa yang kacau ini, semua orang bagai mengenakan jubah perang. Ini karena dunia saat ini penuh ancaman. Namun, kita berharap semua orang dapat memiliki kelembutan dan kesabaran. Di mana kita dapat mencari jubah kelembutan dan kesabaran? Dengan mengembangkan ketidakmelekatan.
Kita harus mengerti apa itu "kekosongan segala Dharma sebagai singgasana". Kita harus duduk dengan tenang dan memahami kekosongan di balik segala fenomena. Jika terus mengumbar nafsu keinginan, kita akan menciptakan karma buruk. Kita dapat mengendalikannya dengan Dharma.
Ketamakan adalah penyakit. Ketamakan harus diobati dengan Dharma. Bagaimana caranya? Dengan mengenakan jubah kelembutan dan kesabaran. Apa pun agama dan keyakinan kita, selama itu benar, kita akan dapat berjalan di jalan kebajikan.
Noda dan kegelapan batin memicu karma buruk yang menimbulkan bencana
Mempraktikkan kebajikan secara aktif untuk mengubah keburukan
Mengurangi nafsu keinginan, menciptakan berkah, dan menyucikan hati manusia
Mempraktikkan Dharma dengan mengenakan jubah kelembutan dan kesabaran
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Januari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 29 Januari 2023