Ceramah Master Cheng Yen: Mengutamakan Keselamatan dalam Bersumbangsih

“Apa kabar, semuanya? (Apa kabar). Saya adalah Zhuang A-jin dari Heqi 1 Sanchong. Setiap hari, saya berdoa semoga Master selalu sehat. Saya juga mendoakan semoga istri saya selalu sehat agar bisa melakukan daur ulang bersama. Saya bersyukur kepada Master yang telah mendirikan Tzu Chi. Berkat adanya posko daur ulang, saya bisa sering melakukan daur ulang setelah pensiun. Melakukan daur ulang membuat kita terbebas dari kerisauan dan tubuh kita menjadi sehat. Saya akan terus mengemban misi Tzu Chi jika kesehatan saya mendukung. Saya berikrar untuk mengemban misi Tzu Chi hingga akhir hayat. Terima kasih,” kata Zhuang A-jin, relawan Tzu Chi.

Kita bisa melihat Relawan Zhuang beserta keluarganya dan para relawan lain yang sangat tekun dan bersemangat. Dia pernah menderita penyakit paru-paru. Hanya sebelah paru-parunya yang berfungsi. Meski demikian, dia tetap memikul tanggung jawab sebagai anggota Tzu Cheng dan senantiasa melangkah maju di Jalan Bodhisatwa. Dia merupakan Bodhisatwa yang tahu untuk bersyukur dan menggenggam kehidupan.

Jangan menyia-nyiakan waktu sehingga kehidupan kita yang berharga menjadi sia-sia. Jadi, kita harus sungguh-sungguh menggenggam kehidupan kita. Kita harus menggunakan ketekunan dan semangat Bodhisatwa untuk menyelamatkan semua makhluk, melindungi Bumi, dan mengasihi kehidupan.

Dengan bersumbangsih, berarti kita membalas budi orang tua dan semua makhluk. Kita bisa melihat banyak Bodhisatwa daur ulang berbagi pengalaman di atas panggung. Saat Universiade diselenggarakan, relawan kita juga mengumpulkan botol-botol plastik. Botol-botol plastik yang dikumpulkan bisa didaur ulang menjadi selimut, pakaian, dan pelindung pinggang. Para relawan kita bisa memilah barang daur ulang dengan saksama.

doc tzu chi indonesia

Kemarin pagi, relawan daur ulang di Neihu berbagi pengalaman dengan saya. Dia memberi saya sebuah buku yang ditempeli potongan plastik. Dia berkata pada saya, “Master, inilah yang disebut PE.” Setelah membuka halaman baru, dia berkata, “Ini disebut PP.” Kemudian, halaman berikutnya berisi jenis-jenis sampah. Sungguh, mendengar penjelasan mereka, saya sangat kagum dan bersyukur. Relawan daur ulanglah yang mengajari saya kebijaksanaan-kebijaksanaan ini. Dengan turun tangan melakukan sesuatu, pengetahuan kita juga berkembang. Inilah yang disebut kebijaksanaan.

Kebijaksanaan yang membawa manfaat bagi sesama ini membuat saya sangat terharu dan bersyukur. Dengan melakukan daur ulang, kita bisa melindungi dan mengasihi Bumi. Selain bisa mengasihi Bumi, selimut yang merupakan hasil daur ulang botol plastic juga telah dikirimkan ke lebih dari 30 negara dan wilayah. Di mana pun terjadi bencana besar, selimut kita bisa dikirimkan ke sana untuk membawa kehangatan.

Saya sungguh sangat bersyukur. Berkat sepasang tangan para Bodhisatwa yang penuh cinta kasih, barang-barang daur ulang bisa dikumpulkan, dipilah, dan diolah menjadi benang, lalu ditenun menjadi kain untuk membuat selimut yang membawa manfaat bagi banyak negara. Terlebih para Bodhisatwa lansia, melihat mereka sungguh membuat saya dipenuhi sukacita.

Banyak orang yang berkata bahwa lansia adalah masalah bagi masyarakat. Namun, lansia bukanlah masalah. Begitu pula dengan saya. Jadi, lansia bukanlah masalah. Meski sudah lansia, kita masih sangat berguna. Kita juga bisa melakukan daur ulang. Bayangkanlah, kita telah memproduksi lebih dari sejuta helai selimut yang seratus persen terbuat dari daur ulang botol plastik. Dengan mengirimkan selimut ke negara-negara yang dilanda bencana, kita bisa menolong banyak orang.

doc tzu chi indonesia

Demikianlah kita mengasihi Bumi, sesama manusia, dan anak cucu kita. Kita melindungi Bumi dengan mengurangi sampah plastik agar Bumi bisa sehat dan anak cucu kita terbebas dari kerisauan. Selain itu, yang terpenting adalah saat kita terlahir kembali di kehidupan mendatang, kita akan kembali ke Bumi ini. Jika sekarang kita bisa melindungi sumber daya alam, maka di kehidupan mendatang, kita tetap bisa menikmati sumber daya alam yang berlimpah.

Jadi, kita harus mengasihi anak cucu kita dan orang-orang yang menderita serta melindungi Bumi demi masa depan kita. Apakah kalian paham? (Paham) Baik. Kita bisa mengirimkan begitu banyak selimut ke berbagai Negara berkat kalian semua yang mengulurkan tangan dan menghimpun cinta kasih. Saya sangat bersyukur pada kalian.

“Master yang terhormat dan terkasih, kami adalah relawan daur ulang yang paling Master kasihi. Hari ini, ada banyak Bodhisatwa lansia yang ingin mencurahkan isi hati mereka kepada Master, tetapi mereka buta huruf. Jadi, mereka meminta anak-anak mereka untuk menulis surat kepada Master. Di sini, kami berdoa dengan tulus semoga Master panjang umur agar ajaran Jing Si dan semangat Tzu Chi dapat terus diwariskan. Kami semua berikrar di hadapan Master. Master yang terhormat dan terkasih. Master adalah sandaran kami. Kami akan menjaga kesehatan dan bersungguh hati melakukan daur ulang hingga akhir hayat kami. Kami akan mengikuti ceramah Master hingga bisa mengembangkan kebijaksanaan dan menuai pujian setiap orang. Master tidak perlu khawatir.”

doc tzu chi indonesia

Baik. Melihat kalian berikrar, saya sangat tersentuh. Kalian dengan tulus mengakumulasi tetes demi tetes cinta kasih. Ketulusan ini telah bertahan lebih dari 20 tahun. Kita harus menggenggam kehidupan kita untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Bodhisatwa sekalian, kita harus tekun dan bersemangat. Dengan menjalani fisioterapi, kalian bisa berdiri kembali. Tidak perlu khawatir. Saya telah melihat surat-surat yang ditulis oleh anak-anak kalian. Ini sangat bagus.

Saya yakin saat menulis isi hati kalian, anak-anak kalian juga merasakan hal yang sama. Saya akan menerimanya dan membacanya setelah pulang, boleh? (Boleh) Saya akan menerimanya. Baik, ini juga akan saya terima.

“Master harus menjaga kesehatan.”

“Baik.”

“Ada Master, baru ada Tzu Chi.”

“Ya.”

“Ada Tzu Chi, baru ada kami, para relawan daur ulang. Kami semua sangat membutuhkan Master.”

Saya tahu, saya lebih membutuhkan kalian. Kalian harus menjaga kesehatan. Melakukan daur ulang harus mengutamakan keselamatan. Pakailah sarung tangan. Jika berkendara, harus memakai helm. Bisakah kalian melakukannya? (Bisa). Kalian harus menuruti nasihat saya. Jangan membuat saya khawatir. (Ya) Agar tidak membuat saya khawatir, kalian harus menjaga kesehatan. Apakah kalian paham? (Paham) Baiklah, saya mendoakan kalian.

“Master, kami sangat mengasihi Master.”

“Saya tahu. Jika mengasihi saya, kalian harus mengasihi orang yang saya kasihi.”

“Terima kasih, Master. Master harus menjaga kesehatan.”

“Baiklah, kalian sangat perhatian. Bersemangatlah. Bodhisatwa sekalian, saya mendoakan kalian. Setiap orang harus menjaga kesehatan dan keselamatan, mengerti? (Mengerti) Baiklah, terima kasih.”

Giat melakukan daur ulang setelah pensiun
Menggenggam kehidupan agar tidak sia-sia
Membawa kehangatan dengan selimut cinta kasih

Mengutamakan keselamatan dalam bersumbangsih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Januari 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 Januari 2018
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -