Ceramah Master Cheng Yen: Meninggalkan Jejak Cinta Kasih lewat Tindakan Nyata
Insan Tzu Chi di seluruh dunia mengadakan upacara pemandian rupang Buddha. Saat upacara pemandian rupang Buddha diadakan, di beberapa tempat ada yang cuacanya sangat cerah, ada juga yang berangin sepoi-sepoi dan langitnya berawan. Ketika berdiri, semua orang tetap khidmat, tenang, dan damai.
Kita
bisa melihat insan Tzu Chi di New York telah menunjukkan tekad yang teguh. Saat
mereka melakukan persiapan upacara pemandian rupang Buddha, cuaca di sana masih
sangat bagus. Mereka semua melakukan persiapan dan geladi bersih dengan sangat
gembira. Namun, keesokan paginya, turun hujan yang disertai angin. Kita bisa
melihat bahwa tekad mereka tetap teguh dan tidak seorang pun yang absen.
“Meski
menurut prakiraan cuaca hari ini akan turun hujan, tetapi semua relawan tetap
datang untuk mengikuti upacara tersebut. Saya sangat tersentuh. Pada pukul 6
lewat atau pukul 7, mereka sudah datang untuk mendekorasi lokasi. Kami ingin
menunjukkan tekad kami dan semangat Tzu Chi. Di tengah angin dan hujan, kami
merasa ini seperti air Dharma yang membasahi bumi dan semua makhluk. Kami
berharap air Dharma ini dapat membawa kedamaian dan keharmonisan bagi dunia.
Ini juga merupakan sebuah kekuatan dari kegigihan kami sebagai relawan Tzu Chi karena
kami meyakini ajaran Master dan semangat Tzu Chi. Mari kita bersama-sama menyebarkan
semangat Buddha di setiap sudut Kota New
York,” kata Su Yu-sheng, Ketua Tzu Chi New York.
Meski saat upacara pemandian rupang Buddha berlangsung turun hujan dan sangat dingin sehingga tangan para relawan kita gemetar, mereka tetap dipenuhi sukacita dalam Dharma. Ini menunjukkan tekad mereka yang teguh. Mereka juga mengungkapkan bahwa mereka meyakini ajaran saya. Mereka sangat teguh dalam mempraktikkan ajaran Buddha. Mereka benar-benar telah melakukannya. Saya juga sangat tersentuh.
Selain itu, di RS Tzu Chi Taipei, saat pagi hari, para bhiksuni Griya Jing Si, kepala RS, dan petugas medis pergi ke kamar pasien untuk mengajak pasien mengikuti upacara pemandian rupang Buddha. Lebih dari seribu orang ikut berpartisipasi dalam upacara tersebut dan mereka tampak sangat rapi. Mereka menghadiri upacara tersebut saat matahari pagi baru terbit. Ini benar-benar tidak mudah.
Meski matahari pagi baru terbit, tetapi juga sedikit panas. Namun, mereka tetap tampak sangat rapi.
Di
Taipei, dari matahari terbit hingga terbenam, insan Tzu Chi telah mengadakan upacara
pemandian rupang Buddha di lokasi yang berbeda-beda. Kita bisa melihat upacara
yang diadakan di Balai Peringatan Chiang Kai-shek pada malam hari dengan lampu
yang terang. Di Taipei, lebih dari 20.000 orang ikut berpartisipasi dan berdiri
dengan rapi. Ini sungguh tidak mudah. Dari hasil pengambilan gambar dari udara,
formasi mereka terlihat sangat rapi. Berhubung dalam kehidupan sehari-hari insan
Tzu Chi bekerja sama dengan satu hati, mereka juga bisa bekerja sama dengan
harmonis dalam upacara tersebut dan berdiri di posisi masing-masing dengan
menjaga jarak yang sama antara satu sama lain.
Kita juga bisa melihat para anggota Sangha bersama-sama dengan satu hati memimpin para peserta melakukan pemandian rupang Buddha. Mereka semua bergerak dengan serentak. Ini sangatlah tidak mudah. Semua orang bersatu hati mengikuti upacara pemandian rupang Buddha. Lebih dari 20.000 orang benar-benar bersatu hati mengikuti upacara pemandian rupang Buddha.
Kemarin, di Griya Jing Si ada seorang anggota Sangha berkata pada saya bahwa tahun ini merupakan tahun ke-10 beliau mengikuti upacara pemandian rupang Buddha di Balai Peringatan Chiang Kai-shek. Setiap kali mengikuti upacara tersebut, beliau merasa itu sangat agung dan hatinya sangat tenang. Beliau menganggap itu merupakan sebuah tempat pelatihan diri.
Sungguh,
kita bisa melatih diri dengan belajar bersama banyak orang di upacara tersebut.
Meski dihadiri oleh lebih dari 20.000 orang, tidak ada suara gaduh di sana. Meski
partisipannya ada orang dewasa, anak-anak, dan orang lansia serta diadakan di
tengah kota yang di sekitarnya banyak kendaraan lalu-lalang, tetapi upacara
tersebut bisa berjalan dengan khidmat, tenang, dan tidak berisik. Ini sungguh
tidak mudah.
Kita juga mengadakan upacara pemandian rupang Buddha di tempat parkir mobil di RS Tzu Chi Taichung. Lebih dari 6.000 orang ikut berpartisipasi dan upacara berjalan dengan sangat khidmat. Banyak staf medis yang ikut berpartisipasi. Banyak relawan muda dan staf medis yang menabuh genderang dengan penuh semangat. Upacara tersebut diisi dengan suasana yang semarak dan sangat kaya konten.
RS Tzu Chi Dalin juga mengadakan upacara pemandian rupang Buddha. Setiap tahun, di sana ada seribu hingga 2 ribu orang yang mengikuti upacara pemandian rupang Buddha. Ini juga sangat patut dipuji. Setiap tahun pada saat ini, para staf medis kita menunjukkan ketulusan mereka. Saya sangat berterima kasih kepada mereka. Melihat video yang dikirim ke sini tentang upacara pemandian rupang Buddha yang diadakan di tempat lain, saya sangat memuji dan berterima kasih.
Kita
bisa melihat upacara pemandian rupang Buddha yang diadakan di Myanmar. Para
warga harus berjalan kaki selama lebih dari satu jam atau naik truk untuk pergi
ke lokasi upacara pemandian rupang Buddha. Peserta yang mengikuti upacara
tersebut berjumlah hampir seribu orang.
“Banyak warga desa datang untuk mengikuti upacara pemandian rupang Buddha. Banyak Bodhisatwa yang datang sama dengan mewujudkan harapan Master. Hingga saat ini, ada lebih dari 19 desa yang menyambut baik celengan beras. Master berharap dan mendorong kita untuk menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya; mengubah tabiat buruk, melenyapkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan,” ujar U San Thein, Relawan Tzu Chi.
“Dengan mengikuti upacara ini, kita dapat memberi penghormatan dengan tulus kepada Buddha. Kita sendiri juga bisa mendapat sukacita dalam Dharma dan menumbuhkan kebijaksanaan. Para warga yang saya bawa juga datang dengan penuh sukacita,” kata U Khin Win, seorang warga.
Meski ruangan mereka sangat gelap dan sederhana, mereka juga bisa mengadakan upacara pemandian rupang Buddha. Saya sangat tersentuh. Banyak sekali hal yang menyentuh. Relawan kita di Afrika juga mulai melakukan persiapan untuk upacara pemandian rupang Buddha. Tak peduli ke mana pun insan Tzu Chi pergi, mereka selalu meninggalkan jejak cinta kasih bagai bunga teratai dan menciptakan berkah bagi masyarakat. Saya berterima kasih dan mendoakan kalian semua.
Tekad relawan Tzu Chi tetap teguh walaupun turun hujan yang disertai angin
Insan Tzu Chi di seluruh dunia mengadakan upacara pemandian rupang Buddha
Insan Tzu Chi meninggalkan jejak cinta kasih di setiap langkah yang mereka tapaki
Menciptakan berkah dan membawa keharmonisan bagi masyarakat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Mei 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 Mei 2019