Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Bodhisatwa yang Membentangkan Jalan dengan Cinta Kasih


“Kakak Han-shao tahun ini berusia 85 tahun dan telah melakukan daur ulang selama lebih dari 30 tahun. Kakak Han-shao sering berbagi tentang bagaimana pekerjaan daur ulang membuatnya makin Bahagia,”
kata Chen A-shi relawan Tzu Chi.

“Dahulu, titik pemilahan di rumahnya dalam 2 minggu dapat mengumpulkan satu truk barang daur ulang. Kami juga sering kali memujinya untuk hal itu. Dia juga telah menginspirasi anak-anaknya, Kakak Xiu-e dan Kakak Qi-ming, untuk bergabung bersama Tzu Chi. Keduanya pun telah dilantik sebagai anggota Tzu Cheng dan komite Tzu Chi,” pungkas Chen A-shi.

“Master, lewat Tzu Chi, saya ajarkan anak cucu saya untuk berbuat baik,” kata Zhang Zhuang Han-shao relawan Tzu Chi.

Mendorong mereka untuk berbuat baik adalah hal baik. Saya senang mendengarnya. Saya sangat tersentuh. Yang terpenting ialah semangat dan filosofi kita tidak boleh menyimpang. Kalian semua mampu mewujudkannya. Kalian semua adalah anggota Tzu Chi yang sudah sangat senior. Ini menandakan kesungguhan dan ketulusan kalian dalam bersumbangsih. Tanpa kesungguhan dan ketulusan hati ini, kalian tidak akan mampu bersumbangsih hingga selama ini.

Dengan cinta kasih, kalian telah menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita semua harus tahu betapa berharganya Jalan Bodhisatwa. Jika kalian tidak menapakinya dengan ketulusan, bagaimana bisa mendapatkan banyak pengalaman hidup? Apa yang telah kalian lakukan sungguh luar biasa. Di kala orang lain bekerja demi tujuan pribadi, imbalan, atau keuntungan dalam jumlah tertentu, kalian bekerja untuk Tzu Chi tanpa mengharapkan pamrih.


Jalan Bodhisatwa adalah jalan yang rata. Agar bisa menjadi rata, jalannya perlu dibentangkan, dibuka, serta diperlebar. Jalan yang tadinya bergelombang dan berliku telah diratakan. Orang-orang di depan kita telah membuka jalan dan kita telah mengerahkan berbagai usaha untuk membantu orang-orang di belakang kita agar dapat menapaki Jalan Bodhisatwa dengan lebih mudah. Jalan ini disebut Jalan Bodhisatwa.

Jalan Bodhisatwa adalah jalan cinta kasih berkesadaran. Kita semua tentu harus memiliki kesadaran untuk melangkah ke depan dan tidak takut akan jauhnya jarak yang perlu ditempuh. Jalan ini telah dibuka dan dibentangkan dengan rata. Jalan dibuka untuk menunjukkan arah dan diratakan untuk membuat orang-orang merasa tenang. Jadi, di arah ini, kita harus membuat orang-orang yang menapakinya merasa tenang. Dengan begitu, jalan ini dapat ditapaki bersama dengan rasa aman dan percaya diri.

Jadi, saya berharap kita semua senantiasa membentangkan jalan ini dengan cinta kasih berkesadaran. Selain itu, kita juga harus senantiasa sadar bahwa kita bukan hanya harus mempertahankan kesadaran ini dalam satu masa kehidupan, melainkan juga di kehidupan-kehidupan selanjutnya.


Jalinan jodoh yang telah kita tanam di kehidupan sebelumnya perlu dilanjutkan di masa sekarang sehingga kita dapat meneruskannya hingga ke kehidupan-kehidupan selanjutnya. Kita harus memiliki keyakinan akan itu dan melayani dengan tulus pada saat ini. Dahulu, saya tidak terlalu menekankan tentang ini. Namun, belakangan ini, ketika saya berada di Yilan atau kalian sedang kembali ke Griya Jing Si, saya selalu mengingatkan kalian untuk tulus dan bersungguh-sungguh.

Dahulu, kita membuka sebuah panggung kehidupan. Kehidupan bagaikan panggung pertunjukan dan lakon. Berkat benih yang ditanam pada masa lalu, saat ini kita memiliki jalinan jodoh. Jalinan jodoh ini ditentukan oleh peran apa yang telah setiap orang dari kita mainkan pada masa lampau. Berkat adanya jalinan jodoh, setiap peran ini menjadi saling terhubung. Inilah mengapa dalam kehidupan ini, kita dapat bekerja dalam kesatuan dan harmoni.

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha datang ke dunia ini dan melatih diri. Setelah mencapai pencerahan, Beliau menyatakan kepada semua orang bahwa tujuan utama-Nya datang ke dunia ini ialah untuk mengajarkan tentang Jalan Bodhisatwa. Beliau tak henti-hentinya menyebarkan benih kebajikan. Kita yang kini mempelajari ajaran Buddha berarti telah menggenggam benih kebajikan ini. Ini juga sangat jelas. Setelah lahan tersedia, sebelum menabur benih, kita perlu membuat alur, lalu membajak lahan. Ini semua adalah keterampilan dan filosofi yang perlu dipelajari dalam bertani. Sebagai insan Tzu Chi, kita sudah mulai mengerti cara menabur benih kebajikan.

Saya sering berbagi tentang bagaimana relawan kita berperan sebagai Bodhisatwa dunia. Untuk menjadi Bodhisatwa, kita harus meneladan Bodhisatwa. Bodhisatwa memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang. Begitulah semangat Tzu Chi yang dikenal orang-orang. Kita hendaknya menghayatinya dengan sepenuh hati dan mewujudkannya dengan sungguh-sungguh.


“Pusat perawatan jangka panjang ini adalah lembaga perawatan yang menampung penyandang disabilitas atau orang-orang yang butuh perawatan 24 jam. Di dalamnya, ada sekitar 40 penghuni. Suatu ketika, mereka berinisiatif menelepon seorang pekerja sosial untuk menanyakan apakah kita bisa mengadakan upacara pemandian rupang Buddha di sana. Jadi, kita pun pergi ke pusat perawatan jangka panjang itu untuk mengadakan upacara pemandian rupang Buddha,”
kata salah seorang relawan Tzu Chi.

“Penghuni di lantai 2 kebanyakan adalah lansia dengan keterbatasan fisik yang lebih parah. Jadi, kami mendatangi satu demi satu ranjang untuk membawakan doa di samping mereka. Para lansia awalnya sedang tertidur, tetapi setelah mendengar kedatangan kami, mata mereka langsung terbuka. Sesudah melihat kami, mereka begitu tersentuh hingga menangis,” lanjutnya.

“Lalu, Direktur Zhou berkata bahwa berhubung yang mengunjungi mereka hanya sedikit, mereka begitu tersentuh saat melihat kami. Nona Zhou pun berharap kita bisa rutin berkunjung. Kita juga diperbolehkan masuk untuk memberikan perhatian dan kehangatan tanpa adanya pembatasan,” pungkasnya.

Meskipun orang-orang yang kalian ceritakan tidak memiliki hubungan darah dengan kita, tetapi mereka memiliki jalinan jodoh dengan kita. Inilah jalinan jodoh Bodhisatwa.

Saya sering bertanya kepada kalian, siapa yang mendukung pencapaian kita di Jalan Bodhisatwa? Semua makhluk. Adanya semua makhluk yang menderitalah yang membuat Bodhisatwa ada. Jadi, kalian hendaknya menginspirasi lebih banyak orang di sana untuk menciptakan berkah bagi dunia. Bodhisatwa harus terjun ke tengah masyarakat untuk mengajarkan tentang Jalan Bodhisatwa. Kita harus menggarap ladang berkah dengan baik di tengah masyarakat.

Mengabdikan diri dengan tulus di Jalan Bodhisatwa
Menjadi Bodhisatwa yang membentangkan jalan dengan cinta kasih
Meneruskan jalinan jodoh yang dalam untuk menabur benih kebajikan
Bermain peran di dunia dengan sukacita untuk memperpanjang jalinan kasih saying

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Oktober 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 06 Oktober 2024                                                                                           
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -