Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Orang yang Bijak dengan Membina Berkah dan Kebijaksanaan
“Saat saya sedang kuliah, kondisi kesehatan ayah saya memburuk sehingga kondisi ekonomi keluarga juga memburuk. Karena itu, saya mengajukan permohonan beasiswa. Karena itulah, saya menjalin jodoh dengan Tzu Chi. Berkat bantuan Tzu Chi, saya bisa menyelesaikan pendidikan saya dengan lancar. Lalu, saya mulai mengikuti kegiatan bersama para relawan Tzu Chi. Dengan melakukan survei kasus dan memberikan bantuan dana pendidikan, saya melihat banyak orang yang hidup menderita. Saya juga menyadari bahwa sesungguhnya, saya sangat beruntung. Karena itu, saya harus menggenggam kesempatan untuk bersumbangsih. Kini saya juga bisa menolong sesama dan menjadi penyelamat bagi orang lain. Saya berikrar untuk menjadi insan berbakat seperti harapan Master Cheng Yen dan menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan,” cerita Wei Xiufen, relawan Tzu Chi asal Fuzhou, Fujian.
“Master Cheng Yen, saya sudah pulang ke rumah. Jika tidak mengenal Master Cheng Yen dan Tzu Chi, saya entah berada di mana sekarang. Saya telah masuk penjara tiga atau empat kali. Saya sangat menyesal sekarang. Yang akan saya lakukan sekarang adalah mendedikasikan sisa hidup saya untuk menjadi kaki dan tangan Master Cheng Yen. Apa pun yang Master Cheng Yen butuhkan, semuanya akan saya lakukan. Terima kasih,” ujar Hong Jiji, relawan Tzu Chi asal Quanzhou, Fujian.
Bodhisatwa sekalian, kita semua datang ke dunia ini karena kekuatan karma kita yang berada di luar kendali kita. Tidak peduli kehidupan sekarang baik atau buruk, semua itu merupakan Jadi, kita harus menerimanya dengan sukarela.
Beruntung, kita semua telah menanam benih berkah dan menjalin jodoh baik dengan orang lain.
Dengan adanya benih berkah dan jalinan jodoh baik, barulah kita bisa berkumpul bersama di sini. Benih berkah yang kita tanam membuat kita bisa menapaki Jalan Bodhisatwa dan menjadi penyelamat bagi orang lain. Saya yakin kalian bukan hanya menjadi penyelamat, tetapi juga berusaha menginspirasi orang lain untuk menjadi penyelamat. Kita semua merupakan orang yang penuh berkah. Kita juga mendengar tentang relawan yang sangat tekun mendengar ceramah pagi saya.
“Dalam perjalanan untuk mendengar ceramah pagi Master Cheng Yen, saya mengarang sebuah lagu. Keluar rumah pagi-pagi Langit perlahan-lahan terang Demi mendengar Sutra Bunga Teratai Berjalan kaki dengan gembira tanpa merasa pegal,” Shi Xiulian, relawan Tzu Chi asal Quanzhou, Fujian bersenandung.
Lihatlah, betapa bijaksananya dirinya. Sungguh, tempat sejauh apa pun bisa kita jangkau dengan mengandalkan kedua kaki kita. Melambangkan apakah kedua kaki ini? (Berkah dan kebijaksanaan) Benar, berkah dan kebijaksanaan. Untuk membina berkah dan kebijaksanaan, kita harus bertindak secara nyata.
Untuk menciptakan berkah bagi dunia, kita harus bersumbangsih bagi masyarakat. Saat bersumbangsih, kita harus tidak takut bekerja keras. Demi mengembangkan kebijaksanaan, para relawan kita tidak takut kaki mereka pegal dan rela keluar rumah pagi-pagi untuk menghirup keharuman Dharma. Perlu kita ketahui bahwa waktu terus berlalu. Jadi, kita harus melatih diri dengan tekun dan bersemangat bagai memadamkan api yang membakar rambut kita. Jangan pernah kita kembali pada tabiat buruk kita karena melangkah kembali jauh lebih melelahkan daripada melangkah maju. Selain itu, jalan untuk kembali juga jauh lebih sulit dan berbahaya.
Jadi, kita hendaknya terus melangkah maju. Bodhisatwa sekalian, kalian telah menempuh perjalanan jauh untuk kembali ke kampung halaman batin kalian di Taiwan. Kita harus lebih bersungguh hati dan jangan melupakan tekad awal kita. Kita harus berusaha untuk menciptakan berkah bagi dunia dan mengembangkan kebijaksanaan. Kita sangat beruntung memiliki tim Bodhisatwa yang bisa saling membantu dan menyemangati. Dengan bekerja sama, kita dapat bersumbangsih bagi masyarakat dengan kekuatan yang lebih besar.
Jadi, saya berharap semua orang dapat bersatu hati untuk merekrut lebih banyak relawan. Jika satu orang bisa merekrut satu relawan, maka jumlah relawan kita akan menjadi dua kali lipat. Jika kita bisa terus merekrut relawan baru seperti ini, maka membimbing semua orang di dunia ini tidaklah sulit.
Tzu Chi merupakan sebuah ladang pelatihan. Setiap orang hendaknya bersumbangsih dengan penuh kesungguhan hati di ladang pelatihan ini. Kita tidak bisa mencapai kebuddhaan dengan melantunkan Sutra saja. Kita harus bersumbangsih di tengah masyarakat, baru bisa mencapai kebuddhaan. Intinya, mempraktikkan Jalan Bodhisatwa merupakan satu-satunya cara untuk mencapai kebuddhaan.
Kita harus ingat bahwa jika masyarakat dan keluarga kita harmonis, barulah dunia ini bisa harmonis. Untuk itu, terlebih dahulu kita harus membina keharmonisan antarmanusia. Jika kalian mengikuti ceramah pagi saya, kalian pasti sering mendengar kalian pasti sering mendengar saya mengulas tentang banyaknya bencana yang terjadi di seluruh dunia. Selain bencana alam, bencana akibat ulah manusia yang menimbulkan arus pengungsi juga sangat banyak. Ini semua akibat ketidakselarasan pikiran manusia.
Ajaran Buddha dapat menyelaraskan pikiran manusia. Saya berharap kita dapat bertekad dan berikrar untuk membabarkan Dharma. Semakin banyak orang yang memahami ajaran Buddha, maka semakin banyak orang yang dapat berubah menjadi orang yang suci, mengubah kejahatan menjadi kebajikan, dan berubah menjadi seorang Bodhisatwa. Ini semua sudah pernah saya sampaikan saat kalian menyatakan berlindung kepada Tiga Permata. Kita harus kembali pada jalan yang benar dan mengubah noda dan kegelapan batin menjadi kebijaksanaan.
Berlindung kepada Buddha berarti harus memahami kebenaran dan bertekad untuk mencapai pencerahan. Berlindung kepada Dharma berarti harus menyelami Sutra. Di manakah Sutra berada? Dalam kehidupan sehari-hari kita. Setiap manusia, hal, dan benda yang kita temui merupakan Sutra. Sutra bukan hanya berupa tulisan. Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Jalan ini merupakan jalan kebenaran. Jika kita bisa mempraktikkan jalan kebenaran, kita bisa memperlakukan setiap orang dan menyelesaikan setiap masalah sesuai prinsip kebenaran.
Jadi, kita harus lebih bersungguh hati. Dunia akan aman dan tenteram jika pikiran semua orang bisa selaras. Ajaran Buddha dapat menyucikan dan memperindah dunia yang penuh Lima Kekeruhan ini. Berhubung dunia ini penuh Lima Kekeruhan, maka muncullah Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa bagai teratai yang tidak tercemar meski berada di dunia yang penuh Lima Kekeruhan. Jadi, kesucian hati kita dapat menciptakan pahala besar. Apakah kalian mengerti? (Mengerti).
Saat semua makhluk dipenuhi noda dan kegelapan batin, saat itulah Bodhisatwa dibutuhkan. Mari kita bentangkan inci demi inci jalan dengan cinta kasih untuk memperluas Jalan Bodhisatwa ini.
Menjadi orang yang bijak dengan membina berkah dan kebijaksanaan
Bersumbangsih secara nyata bagi masyarakat
Memperluas Jalan Bodhisatwa dengan cinta kasih
Bodhisattva memiliki hati yang suci meski berada di dunia yang penuh Lima Kekeruhan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 12 November 2015
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 November 2015