Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Pelindung Kehidupan
Segala sesuatu di dunia ini yang meliputi tubuh, benda, dan pikiran, semuanya tak terlepas dari empat fase. Semua benda, termasuk Bumi yang ada di alam semesta ini mengalami fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Bumi ini terbentuk sejak miliaran tahun lalu. Seiring waktu berlalu, banyak benda terus terbentuk di Bumi ini, termasuk gunung, sungai, dan daratan. Setelah itu, manusia pun menciptakan banyak benda.
Kini banyak penemuan modern yang diciptakan oleh manusia. Dahulu tidak ada telepon genggam. Dari mana telepon genggam berasal? Dari hasil pengolahan sumber daya alam. Orang zaman dahulu tidak mengetahuinya. Orang zaman sekarang sudah mengetahuinya. Karena itu, manusia menyedot minyak bumi dan menambang logam dari alam. Manusia merusak bumi demi mengambil bahan baku untuk memproduksi barang baru. Bumi pertiwi ini perlahan-lahan dirusak oleh manusia. Akibat bumi terus-menerus dirusak, kini kita dapat merasakan kondisi iklim yang sangat ekstrem.
Setiap hari saya mengulas tentang negara mana yang tengah dilanda banjir, negara mana yang tengah dilanda kekeringan, negara mana yang tengah dilanda badai, gempa bumi, dan kebakaran. Ketidakselarasan empat unsur alam menyebabkan bumi terus mengalami kerusakan. Setelah fase pembentukan dan keberlangsungan, kini bumi mengalami fase kerusakan. Selain bumi mengalami kerusakan, pikiran manusia pun menjadi tidak harmonis. Akibat noda dan kegelapan batin yang tebal, manusia menjadi mudah bertikai dan saling melukai. Akibatnya, banyak orang terpaksa mengungsi. Kini banyak negara di Eropa yang sudah tidak mampu menampung pengungsi lagi. Beberapa negara mulai menutup wilayah perbatasan sehingga banyak pengungsi terdampar di luar.
Relawan Tzu Chi telah menuju Serbia demi membantu para pengungsi yang terdampar. Di sana, kita membantu para pengungsi yang masih terdampar di wilayah perbatasan. Masih ada banyak pengungsi yang terdampar di wilayah perbatasan dan tidak dapat memasuki Serbia. Meski telah menyiapkan barang bantuan, kita tetap harus menunggu para pengungsi berjalan mendekat, baru kita dapat membagikan bantuan.
Konflik antarmanusia terjadi akibat pikiran manusia yang kacau. Akibatnya, orang yang hidup menderita semakin banyak. Inilah yang tengah terjadi di bumi ini. Segala benda di bumi ini terus mengalami perubahan. Perubahan pikiran manusia menyebabkan segala sesuatu di bumi mengalami kerusakan dan perubahan. Tentu saja, tubuh manusia juga mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati.
Fase lahir, tua, sakit, dan mati juga mendatangkan penderitaan. Dokter dapat membantu manusia meringankan salah satu penderitaan dari empat penderitaan tersebut, yakni mengobati penyakit. Dokter adalah orang yang dipenuhi berkah, juga merupakan sang penyelamat kehidupan. Ini hal yang luar biasa. Selain menyembuhkan penyakit fisik, yang terpenting mengobati penyakit batin pasien. Pikiran manusia juga memiliki empat fase, yakni fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Kita harus membangkitkan cinta kasih dan menyimpan cinta kasih ini di dalam hati. Namun, apakah kita dapat senantiasa mempertahankan tekad awal kita? Saat bertekad untuk menjadi dokter dan menyelamatkan orang, apakah niat awal ini dapat selamanya bertahan di dalam hati kalian? Adakalanya sangat sulit.
Manusia sangat mudah terpengaruh oleh nafsu keinginan. Cinta kasih ini dapat berubah menjadi nafsu untuk mengejar keuntungan pada saat melakukan praktik medis. Karena itu, kita terus membina dokter humanis yang dapat menggunakan cinta kasih untuk melindungi pasien. Menurut Li Yu-shan, siswa kedokteran Universitas Tzu Chi. “Dokter yang baik adalah dokter yang membangkitkan niat untuk menolong sesama dan selalu menyimpan cinta kasih di dalam hatinya. Segala yang kami pelajar dari tubuh Silent Mentor kelak akan kami praktikkan di tubuh pasien. Saya merasa kelak setelah menjadi dokter, setelah menjadi dokter kelak, saat bertemu kebimbangan, saya akan mengingat kembali harapan Silent Mentor terhadap kami. Lalu, saya akan berusaha dan mencari kembali tekad awal ketika memutuskan menjadi dokter.”
Menurut Zhang Yong-qing, siswa kedokteran Universitas Tzu Chi. “Saya berterima kasih kepada para Silent Mentor yang telah mendonorkan tubuhnya demi kepentingan medis. Saya akan selalu mengingat rasa sakit yang Anda tanggung selama beberapa hari ini saat kami melakukan sayatan. Terakhir, saya berterima kasih kepada keluarga Silent Mentor yang telah memercayai kami. Berkat keikhlasan kalian, baru kami berkesempatan mempelajari berbagai keterampilan penting lewat tubuh para Silent Mentor."
Melihat jerih payah pihak sekolah dan ketulusan para siswa, sebagai anggota keluarga Silent Mentor, sesungguhnya saya sangat tersentuh. Semoga para siswa kedokteran dapat latihan secara maksimal dan memperoleh pengalaman agar keikhlasan dan cinta kasih universal Silent Mentor dan keluarganya dapat memberi manfaat bagi lebih banyak pasien.
Berbicara mengenai Silent Mentor, banyak dari mereka merupakan relawan Tzu Chi. Para relawan Tzu Chi ini merupakan murid saya. Saya sungguh merasa kehilangan. Mereka membantu saya membangun RS Tzu Chi, membantu saya membangun sekolah, dan membantu saya membangun Da Ai TV. Mereka juga menjadi relawan di masyarakat, menjadi relawan di rumah sakit, serta menjadi ayah dan ibu asuh di Sekolah Tzu Chi. Mereka berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Tzu Chi. Ini karena niat awal mereka tidak pernah berubah. Satu orang dapat menginspirasi orang yang tak terhingga. Setelah melihat teladan nyata, mereka juga membangun tekad. Mereka terus mempertahankan tekad awal hingga napas terakhir.
Setelah mengembuskan nafas terakhir, mereka mendonorkan tubuh mereka untuk kepentingan medis. Menurut Chen Ya-wen, Anggota keluarga Silent Mentor. “Ini adalah harapan ibu saya. Sebagai anak-anaknya, kami sangat mendukung keputusannya. Semasa hidup, beliau menjadi relawan di rumah sakit dan relawan daur ulang di komunitas. Beliau memegang prinsip setelah meninggal, jika seseorang dapat mendonorkan tubuhnya demi kepentingan medis, maka itulah yang terbaik.”
Saudara sekalian, kalian mungkin salah menyayat tubuh Silent Mentor sebanyak ratusan hingga ribuan kali. Para Silent Mentor memiliki satu harapan yang sama, yakni berharap kalian tidak sekali pun salah menyayat tubuh pasien.
Jadi, siswa sekalian, hargailah setiap tubuh Silent Mentor. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih. Kalian juga jangan melupakan tekad awal saat memutuskan untuk menjadi dokter. Bisa? (Bisa) Guru, dekan fakultas kedokteran Universitas Tzu Chi, dosen, kepala jurusan, dan lain-lain, semuanya sangat bersungguh hati. Mereka berharap setiap orang dari kalian dapat menjadi penyelamat bagi orang lain dan menjadi Tabib Agung yang meringankan penderitaan. Ini harapan terbesar saya.
Tubuh, benda, dan pikiran terus mengalami empat fase
Melenyapkan noda batin untuk mengurangi bencana
Silent Mentor menjadi teladan bagi semua orang
Berharap siswa kedokteran dapat menjadi dokter humanis dan sang penyelamat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Maret 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Maret 2016