Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Penyelamat Orang Lain dan Menggarap Ladang Berkah

Tahun Baru Masehi sudah berlalu dan Tahun Baru Imlek akan segera tiba. Setiap tahun, Tzu Chi mengadakan acara makan bersama dengan penerima bantuan dalam rangka akhir tahun Imlek. Kita bisa melihat bahwa banyak keluarga yang telah menerima bantuan kita dari dahulu hingga kini dan anak-anak mereka telah tumbuh dewasa. Relawan Tzu Chi sudah lama memberi perhatian kepada mereka, ini sungguh tidak mudah.

Melihat orang tua, kakek, dan nenek dari anak-anak itu semakin tua dan semakin tidak leluasa bergerak, saya merasa sangat sedih. Ya, dari ketidakkekalan ini, kita bisa mengetahui bahwa waktu sangat berharga. Seiring waktu yang terus berlalu, manusia terus datang dan pergi manusia terus datang dan pergi di alam semesta yang luas ini. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya yang hidup di dunia ini memiliki pola hidup yang berbeda-beda. Jadi, kita harus saling bersyukur, saling menghormati, dan mengasihi kehidupan. Selama ada kehidupan, maka akan penuh harapan.


Kita harus hidup harmonis dengan segala sesuatu di dunia karena kita semua hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Kita hidup di dunia ini harus bersyukur satu sama lain. Kita harus bersyukur atas sumber daya yang berlimpah dan menggenggam jalinan jodoh untuk menyebarkan benih kebajikan dan membawa manfaat bagi masyarakat. Ini semua bergantung pada jalinan jodoh masing-masing.

Berkat benih baik di kehidupan lampau, kini kita memiliki jalinan jodoh baik. Jika bisa menggenggam jalinan jodoh baik di kehidupan ini dan menggarap ladang berkah, kita bisa menciptakan banyak berkah bagi dunia. Jadi, jika kita memiliki hati dan tujuan yang baik, kita dapat menyebarkan banyak benih kebajikan di dunia dan dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Dengan demikian, kita bisa menjadi orang yang kaya batin.

Kekayaan batin kita dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Ini adalah orang yang kaya batin di dunia. Berkat benih dan jalinan jodoh baik yang dibawa dari kehidupan lalu, kini kita memiliki pikiran benar dan perbuatan benar. Yang kita lakukan semuanya adalah hal yang benar dan pikiran kita tak menyimpang sedikit pun. Dengan demikian, kita akan menjadi teladan dalam masyarakat.


Kita memanfaatkan jalinan jodoh baik untuk menciptakan berkah bagi dunia sekaligus menyalakan lampu di mercusuar sehingga dapat membimbing kapal yang kehilangan arah di tengah laut. Ini bagaikan perumpamaan yang pernah Buddha katakan. Para murid-Nya bertanya kepada Buddha, “Aku melatih diri untuk membina berkah dan pahala. Namun, Buddha berharap kami dapat membawa manfaat bagi diri sendiri sekaligus orang lain. Akankah berkah dan pahala kami berkurang karena memberinya kepada orang lain?” Kalian semua seharusnya sudah tahu jawaban Buddha.

Jawaban Buddha ialah, “Aku ambil contoh sebuah lentera. Ada orang menyalakan lentera, lalu ada banyak orang yang masing-masing memegang lentera dan menyalakan lentera mereka dari api lentera yang pertama. Puluhan lentera, ratusan lentera, ribuan lentera, bahkan puluhan ribu lentera bisa dinyalakan berkat lentera pertama.”


Kemudian, Buddha bertanya kepada murid-murid-Nya, “Murid sekalian, apakah lentera pertama menjadi redup karena orang-orang datang untuk menyalakan lentera dari apinya? Semua orang menjawab, “Tidak.”

Kemudian, Buddha bertanya lagi, “Di sebuah ruangan yang gelap, tingkat cahaya satu lentera lebih terang atau puluhan ribu lentera lebih terang?” Jawaban murid-murid-Nya ialah, “Tentu saja puluhan ribu lentera lebih terang. Ruangan ini tidak gelap lagi dan telah menjadi ruangan yang cemerlang.”

Buddha pun berkata, “Benar. Prinsip kebenarannya ialah sama. Jika hanya satu orang yang melakukan perbuatan baik, dia tak dapat membawa manfaat besar bagi dunia ini. Yang terpenting ialah semua orang melakukan perbuatan baik dan menciptakan berkah bagi dunia. Dengan demikian, barulah dunia ini benar-benar penuh berkah.”


Bodhisatwa sekalian, untuk membuat hidup kita bernilai, kita harus benar-benar menggenggam waktu dan jalinan jodoh. Dengan begitu, kehidupan kita bisa menjadi penuh warna. Tidaklah masalah berapa panjang usia kita, yang terpenting ialah tekad kita untuk melakukan perbuatan baik. Berhubung kita telah menebarkan benih kebajikan, kita harus seperti petani yang menggenggam waktu pada musim tanam.

Tahun Baru Imlek akan segera tiba, ini saatnya bagi kita untuk membuat perencanaan guna menaburkan benih kebajikan. Inilah harapan kita pada tahun baru yang akan datang. Semoga semua orang memiliki harapan setiap hari dan berkumpul bersama untuk menaburkan benih kebajikan. Saya mendoakan semoga semua orang memanfaatkan waktu dan kehidupan dengan baik.


Menggenggam jalinan jodoh untuk menebarkan benih kebajikan

Berpikiran benar untuk membawa manfaat bagi masyarakat

Menjadi teladan dan memupuk berkah dengan sumbangsih penuh sukacita

Menjadi penyelamat orang lain dan menggarap ladang berkah

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Januari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 2 Februari 2019

Editor: Metta Wulandari

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -