Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Saksi Cinta Kasih dalam Jejak Bodhisatwa


“Pada tanggal 18 September, tim tanggap darurat bencana Tzu Chi Thailand tiba di Provinsi Chiang Rai untuk melakukan survei bencana. Sebagian besar korban bencana menghadapi kerusakan total pada peralatan listrik di rumah mereka. Pada tanggal 19 September, relawan Tzu Chi segera memulai penyaluran bantuan,”
kata Gan Jia-xin relawan Tzu Chi.

“Hari itu, jalanan sangat sulit untuk dilalui, tetapi semuanya bekerja sama dengan baik dan saling bergandengan tangan. Di satu titik, saya melihat tanah yang terlihat padat, tetapi ketika saya melangkah, saya terperosok ke dalamnya. Kaki saya tidak dapat ditarik keluar. Itu sangat berbahaya. Akhirnya, mereka harus menggunakan derek untuk mengangkat saya keluar,” kata Lin Chun-ling Ketua Tzu Chi Thailand.

“Ketika kami ingin mengunjungi rumah korban, semua jalanan penuh dengan lumpur. Agar dapat membawa barang bantuan sampai ke tangan para korban secara langsung, kami memindahkannya secara perlahan dari rumah ke rumah. Meski jalanan sangat sulit dilalui, pada akhirnya kami berhasil menyelesaikan penyaluran bantuan dengan baik,” pungkas Lin Chun-ling.

Saat relawan melakukan survei bencana, saya selalu merasa khawatir. Saya sering mengatakan bahwa orang yang ingin membantu harus dalam keadaan aman agar memiliki kekuatan untuk menyelamatkan orang lain. Pascabencana banjir, kita harus menunggu sampai situasi benar-benar aman, terutama kondisi jalan. Misi bantuan bencana kali ini sungguh merupakan pekerjaan yang sulit. Namun, melihat semuanya dalam kondisi aman, saya merasa sangat bersyukur dan tersentuh.

Saya telah melihat kerusakan yang begitu parah. Bagaimana jalanan dapat dilalui? Saya sungguh merasakan betapa sulitnya karena pada masa lalu, saya sendiri yang pergi untuk melakukan survei bencana. Oleh karena itu, saya selalu teringat dengan masa muda saya, ketika mengunjungi orang-orang kurang mampu ataupun saat melakukan survei bencana. Saya sangat merasakan apa yang kalian alami saat ini.


Bodhisatwa sekalian, saat ini kalian terus mengikuti saya. Kalian telah mulai meninggalkan jejak Bodhisatwa. Jejak ini harus ditapaki dengan langkah yang mantap. Jalan Bodhisatwa tidak mudah untuk dilalui, tetapi begitu kita melangkah, terutama saat bencana terjadi, kita harus membuat orang-orang yang kita bantu benar-benar merasakan manfaatnya. Kita harus lebih memikirkan bagaimana membantu mereka pada saat-saat seperti itu dan memastikan bahwa bantuan yang kita bawa sampai pada tempatnya.

Saat keluar, kita harus memastikan tempat itu aman. Jika jalanan berlumpur, jangan terlalu ceroboh karena ketika melangkah, kita bisa terjebak dan sulit untuk keluar. Jadi, hendaknya kalian berhati-hati. Saat akan berjalan di jalan pegunungan yang belum stabil, kita harus menunggu sampai kondisinya aman. Intinya, orang yang ingin membantu harus selalu menjaga keselamatan diri. Itulah tanggung jawab dan misi Bodhisatwa. Saya berterima kasih kepada kalian semua.

Saya tidak sampai hati melihat mereka yang terkena bencana, terutama para lansia yang tidak memiliki siapa pun di samping mereka. Saya juga telah lanjut usia dan bisa merasakan bagaimana perasaan mereka pada usia ini, terutama saat bencana, mereka kekurangan kebutuhan pokok. Hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh untuk memberikan bantuan lebih. Jalan yang kalian lalui sangatlah sulit sehingga kalian harus membuatnya bernilai.


Saya sering mengatakan bahwa kita harus menginventarisasi nilai kehidupan. Kali ini, inilah nilai kehidupan kalian. Dengan kerja keras kita, kita dapat meringankan beban orang-orang yang menderita. Sekelompok orang ini, bahkan saat tidak ada bencana, sudah hidup dalam kesulitan, terutama para lansia. Jalinan jodoh kali ini memberi kita peluang untuk memberikan lebih banyak bantuan.

Setelah ini, para lansia yang hidup sebatang kara, orang-orang kurang mampu, sakit, dan memiliki disabilitas perlu kita masukkan dalam daftar penerima bantuan jangka panjang. Kita harus menggenggam jalinan jodoh. Inilah yang disebut menolong kehidupan dengan kehidupan. Saya berharap kalian melakukan sesuatu yang benar-benar dapat dirasakan.

Saya berharap bahwa melewati jalan yang sulit ini, kita dapat memastikan bantuan sampai dengan tepat dan melakukan penilaian yang bermakna. Perjalanan kali ini sungguh penuh dengan perjuangan. Ingatlah pesan saya bahwa kalian harus berhati-hati saat keluar rumah. Jalan harus bisa dilewati barulah kita pergi ke sana. Jika air tidak diketahui kedalamannya, jangan melewati air itu. Setiap langkah kita harus mantap. Inilah hal yang paling penting.

Hendaknya semua bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Kalian telah melihat sendiri bahwa untuk melakukan sesuatu, diperlukan kebersamaan. Untuk menghimpun kekuatan, kita memerlukan kelompok. Oleh karena itu, saya sering memberi tahu kalian untuk menggalang Bodhisatwa. Dalam menggalang Bodhisatwa, bukan hanya orang-orang mampu yang bisa melakukan pekerjaan Tzu Chi. Selama memiliki hati, ikrar, dan kekuatan, semua orang dapat menjadi bagian dari Tzu Chi.

Makin banyak orang, makin besar pula kekuatannya dan akan membawa lebih banyak energi berkah. Orang-orang zaman dahulu berkata, "Kekuatan manusia dapat mengungguli alam." Jangan salah menafsirkan kalimat ini. Kalimat ini memiliki arti bahwa semua orang harus memiliki kekuatan kebajikan. Setiap orang memiliki hati yang bajik dan penuh cinta kasih. Ini disebut dengan kebajikan.


Kekuatan kebajikan menciptakan energi kebajikan. Energi kebajikan disebut dengan energi berkah. Dibutuhkan banyak orang untuk menghimpun energi berkah. Ketika banyak orang berkumpul, energi kebajikan yang terhimpun disebut energi berkah. Jika kita bisa terus berkumpul seperti ini, terutama pada momen-momen seperti sekarang, kemampuan mobilisasi kita akan lebih kuat.

Saya telah melihat bagaimana relawan senior masih sangat tekun dan anak-anak muda generasi kedua Tzu Chi telah ikut terlibat dalam misi Tzu Chi. Keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. Nilai kebajikan ini hendaknya diwariskan dari generasi ke generasi. Inilah keluarga yang benar-benar menciptakan berkah. Hendaknya semuanya saling memperhatikan dan saling menyemangati sehingga nilai-nilai kebajikan dapat diteruskan dari generasi ke generasi.

Dalam misi bantuan bencana kali ini, kita harus selalu ingat untuk berhati-hati. Hanya jalan yang aman yang boleh kita lalui karena ini adalah bencana banjir yang serius. Banjir dapat menyebabkan tanah menjadi tidak stabil. Meski kita dapat melihat permukaan tanahnya, ada kemungkinan ruang di bawah tanah itu kosong. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada. Saya berterima kasih kepada Bodhisatwa sekalian. Kali ini, kalian telah bekerja dengan sangat baik. Saya sangat bersyukur karena semuanya berada dalam keadaan aman.

Meninggalkan jejak Bodhisatwa secara luas
Meringankan penderitaan mereka yang membutuhkan dengan ketulusan
Menginventarisasi kehidupan dengan welas asih dan kebijaksanaan
Menciptakan berkah dengan menghimpun kebajikan dan mewariskan pelita batin

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 14 Oktober 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 16 Oktober 2024
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -