Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Saksi Sejarah dan Mewariskan Cinta Kasih
Budaya humanis sungguh terasa kental di Changhua. Suasana tempo dulu juga sangat terasa. Pagi tadi saya juga melihat beberapa buku yang dibuat dalam rangka 20 tahun Aula Jing Si Changhua.
Ya, perjalanan sejarah selama 20 tahun tercatat dengan sangat indah dalam buku-buku tersebut. Ia berisi tulisan yang diperindah dengan desain grafis, bukan hanya kumpulan artikel singkat. Setelah itu, tulisan tersebut disunting dan diperiksa dengan sangat saksama. Di dalamnya terdapat cerita, sejarah, dan catatan.
Pada masa-masa awal Tzu Chi, belum ada Da Ai TV. Karena itu, tidak ada rekaman gambar ceramah saya. Namun, kalian di Changhua sudah mulai merekam suara ceramah saya dan menyebarkannya. Semua itu juga disimpan dalam bentuk kaset dan masih lengkap hingga saat ini.
Tulisan juga masih tersimpan dengan baik. Begitu juga dengan foto-foto dan kaset rekaman. Jadi, saat mata ingin melihat, bahannya masih lengkap. Saat telinga ingin mendengar, bahannya juga rapi.
Kini, para relawan juga merapikan berbagai tulisan untuk dijadikan buku catatan sejarah. Tulisan dalam setiap jilidnya berasal dari tulisan tangan yang juga tersimpan dengan lengkap dan rapi. Setelah diketik, tulisan itu dipadukan dengan desain grafis sehingga menghasilkan beberapa jilid buku.
Di daerah ini sungguh banyak insan berbakat. Misi budaya humanis di sini juga sangat lengkap. Jadi, saya sangat terharu. Saya sangat bersyukur karena kalian memiliki hati yang sama dengan saya dan melakukan yang ingin saya lakukan.
Saya berharap ajaran Buddha bisa diterapkan untuk menjawab kebutuhan dunia sehingga di mana pun ada penderitaan, pertolongan bisa diberikan ke sana. Kalian telah melakukannya.
Sungguh, apa yang masyarakat butuhkan hendaknya dapat segera kita sediakan. Kita mengamati semua makhluk dengan mata cinta kasih dan tidak tega terhadap semua makhluk yang menderita. Kita mendengar suara orang-orang yang menderita. Di mana dibutuhkan, kita akan berusaha untuk tiba ke sana. Disebut apakah ini jika bukan Bodhisatwa?
Insan Tzu Chi sungguh merupakan Bodhisatwa hidup yang menjawab kebutuhan dunia. Saya sungguh berterima kasih atas hal ini. Saya juga berharap kita semua dapat mewariskan semangat ini dari generasi ke generasi. Bukan hanya mewariskan nilai-nilai kebaikan, kalian hendaknya juga mewariskan tanggung jawab misi cinta kasih ini kepada anak-anak kalian.
Lihatlah, mereka dapat dilantik sebagai relawan Tzu Chi. Mereka kelak juga bisa menjadi anggota Tzu Cheng atau menjadi anggota komite Tzu Chi. Dengan demikian, cinta kasih kita tak akan terputus.
Bodhisatwa sekalian, saya berharap di dalam masyarakat yang sederhana ini, kalian dapat menjalankan misi budaya humanis serta menerapkan nilai kebenaran, kebajikan, dan keindahan Tzu Chi. Terima kasih. Inilah harapan saya.
Saat ini, ada lebih dari 1.500 orang yang mendengar secara daring. Jadi, budaya humanis di Changhua ini sudah benar-benar kita lihat dan dengar. Intinya, berkat kemajuan teknologi masa kini, telinga bisa mendengar lebih jauh dan mata bisa melihat lebih luas.
Jadi, saya berharap dengan adanya teknologi masa kini, kalian juga dapat mengikuti ceramah pagi saya setiap hari serta mengikuti kegiatan bedah buku di komunitas. Dengan demikian, berarti kita telah menyebarkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan Tzu Chi.
Jalan Bodhisatwa harus kita praktikkan di Taiwan agar benih Bodhi ini dapat berkembang di dunia dari satu menjadi tak terhingga serta dapat bermanfaat bagi seluruh dunia.
“Para murid di Changhua pasti akan meneruskan silsilah Dharma Jing Si dan mazhab Tzu Chi ibarat rel kereta api yang sejajar berpasangan. Kami tidak akan turun dari kereta di tengah jalan. Kami akan mempraktikkan jalan kebenaran dan menyebarkan Dharma. Satu kaki menapak menciptakan berkah bagi dunia; satu kaki melangkah membangkitkan jiwa kebijaksanaan. Di Jalan Bodhisatwa ini, kami akan menjalankan yang Master katakana dan mengasihi semua yang Master kasihi. Dalam memetik pelajaran besar, saya bervegetaris, kami menyosialisasikan vegetarisme, kami semua menyosialisasikan vegetarisme. Dalam berbuat baik dan menciptakan berkah, satu orang memiliki satu celengan bambu; puluhan ribu orang bersatu hati. Menyebarkan Dharma setiap hari; menerapkan Dharma dalam keyakinan, ikrar, dan praktik. Memberi persembahan berupa keharmonisan; bersikap tulus satu sama lain. Puluhan ribu kuntum teratai hati bermekaran; membuat Master tetap tersenyum dalam mimpi.”
Saya merasakan keharuan dari lubuk hati terdalam. Saya terharu atas setiap suara dan kata-kata kalian. Saya sungguh terharu.
Bodhisatwa sekalian, kalian bukan hanya menyelamatkan semua makhluk dengan perahu cinta kasih, melainkan juga berpegang pada silsilah Dharma Jing Si. ibarat kereta api yang berada pada lintasan rel. Kita harus mewariskan semangat ini hingga selamanya.
Setiap orang tak luput dari hukum alam. Semua orang juga harus mengikuti hukum alam. Kita harus memanfaatkan kehidupan kita ini. Nilai kehidupan bergantung pada pikiran kita sendiri.
Dahulu kekuatan saya sangat kecil. Tzu Chi dimulai dari 50 sen. Kini kita bisa melihat begitu banyak orang yang turut bertekad dan berikrar untuk mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Jadi, saya sangat terharu dan merasa bersyukur. Kita semua hendaknya mengerahkan hati dan tenaga untuk bersumbangsih bagi dunia di masa kini dan masa depan.
Dari kehidupan ke kehidupan, kita menjalankan pesan Buddha 2.500 tahun lalu. Masa depan di zaman Buddha adalah zaman kita saat ini. Kita telah menjalankannya. Kita telah menjadi Bodhisatwa hidup di dunia.
Sejak saat ini, dalam setiap niat pikiran pada setiap saat, kita hendaknya berusaha mewariskan semangat ini bagi masa depan sampai ribuan atau puluhan ribu tahun mendatang. Mengerti? (Mengerti)
Jiwa kebijaksanaan ada selamanya. Saya mendoakan kalian berkembang dalam berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih.
Menjawab kebutuhan semua makhluk yang menderita
Mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita,
dan keseimbangan batin.
Mewariskan tanggung jawab misi dan menjadi saksi
sejarah
Jiwa kebijaksanaan dan cinta kasih ada selamanya
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 29 Januari 2021