Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Teladan dalam Mempraktikkan Kebajikan demi Melenyapkan Penderitaan


Relawan Tzu Chi selalu menginspirasi semua orang untuk bersumbangsih. Untuk itu, kita harus memulainya dari diri sendiri. Ketika kita memulai, barulah kita dapat menginspirasi orang lain untuk bersama-sama membantu orang yang membutuhkan. Begitulah Anda, saya, dan dia membantu satu sama lain.

Lihatlah kemiskinan dan penderitaan yang ada di Lumbini. Kita bisa melihat kondisi kehidupan warga setempat. Kita bisa melihat penderitaan akibat kemiskinan dan penyakit di sana. Meskipun itu merupakan tanah kelahiran Buddha, tetapi hingga kini, warga setempat masih menderita. Sumber daya yang mereka miliki sangatlah minim. Apakah di sana ada orang kaya? Ada, bahkan tidak sedikit. Namun, mereka tidak akan datang ke kawasan seperti ini.

Kita dapat melihat jelas perbedaan kasta di sana. Golongan atas tidak akan mendekati golongan bawah. Empat kasta di sana terbagi dengan sangat jelas. Orang kaya akan merasa bahwa menikmati hidup adalah hal yang wajar. Orang yang kurang mampu merasa bahwa ini adalah buah dari karma buruk mereka. Yang diperlukan di tempat ini ialah ajaran Buddha, yaitu semua orang pada hakikatnya ialah setara. Namun, pikiran orang-orang zaman sekarang sangat rumit dan nafsu keinginan mereka makin luas. Oleh karena itu, menyerap ajaran Buddha ke dalam hati menjadi makin sulit.


Banyak orang dari seluruh dunia mengunjungi Lumbini. Namun, ketika berkunjung dan melihat penderitaan di sana, berapa banyak orang yang dapat menyadari berkah, lalu menciptakan berkah? Penderitaan di tempat ini telah menjadi sebuah objek wisata. Tempat ini sungguh penuh dengan penderitaan.

Setelah melihat orang-orang yang menderita, berapa banyak orang yang merasa tidak sampai hati? Lihatlah tempat tinggal orang-orang di Lumbini yang merupakan tempat wisata. Berapa banyak orang yang tergerak hatinya untuk bersumbangsih? Ketika melihatnya, relawan kita segera memikirkan bagaimana cara membantu. Kita tidak sampai hati melihat penderitaan yang terjadi di sana. Jadi, kita mencari cara untuk membantu mereka. Ini memerlukan waktu dan tenaga.

Kita perlu menyatukan hati semua orang. Kekuatan satu orang saja tidak cukup. Kita harus menghimpun kekuatan banyak orang. Kita juga harus bertutur kata baik untuk menginspirasi orang-orang membangkitkan kebajikan bersama. Lihatlah, beberapa relawan dari Malaysia dan Singapura telah tiba di sana.


Bodhisatwa sekalian, saya sangat bersyukur kalian yang sangat jauh pun dapat bertemu dengan saya melalui bantuan teknologi. Meskipun terhalang gunung dan lautan, saya bisa muncul di hadapan kalian kapan saja. Meskipun berada di negara yang sangat jauh, kalian dapat berkumpul dan mendengarkan saya. Delapan kelompok makhluk pelindung Dharma pun dapat berkumpul dan mendengarkan saya. Selama saya membabarkan Dharma dengan tulus, manusia dan 8 kelompok makhluk pelindung Dharma akan mendengarkannya.

Mengucapkan kata-kata yang baik berarti membabarkan Dharma karena apa yang diucapkan bermanfaat bagi orang-orang. Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Dengan membabarkan Dharma setiap hari, saya telah membuka dan membentangkan jalan yang lebar dan rata untuk ditapaki oleh semua orang. Hendaklah kita mendengarkan Dharma setiap hari. Hendaklah kita menapaki Jalan Bodhisatwa bersama-sama hingga selamanya.

Bodhisatwa sekalian, genggamlah waktu untuk berinteraksi di dunia dan menyemangati satu sama lain. Beberapa hari ini, saya mendengar hal yang membuat saya bahagia, juga menerima kabar yang membuat saya sedih. Tzu Chi AS mengadakan upacara untuk mengenang Huang Han-kui, salah satu murid saya yang baik. Beliau menjabat sebagai ketua Tzu Chi AS selama delapan tahun dan telah mendedikasikan diri di Tzu Chi lebih dari dua puluh tahun. Beliau berhenti mengejar gelar doktor serta bertekad dan berikrar menjalankan misi Tzu Chi.


“Kakak Stephen Huang telah berikrar untuk memimpin kami selama dua puluh lima tahun. Jika beliau yang telah senior dapat berikrar 25 tahun, saya berikrar mendedikasikan diri selama 50 tahun,”
kata Huang Han-kui Ketua Tzu Chi AS.

Beliau berikrar untuk melakukan apa yang ingin saya lakukan. Tidak disangka, beliau meninggal di usia 55 tahun. Huang Han-kui menjalankan misi Tzu Chi dengan sangat gembira. Beliau bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan. Saya sangat bersyukur padanya.

Beberapa hari ini, beliau terus ada dalam pikiran saya. Saya pun selalu ada dalam pikiran banyak orang. Inilah nilai dalam kehidupan. Jika orang-orang dapat senantiasa mengingat kita dan memiliki kenangan indah tentang kita, berarti kita memiliki kehidupan yang bernilai.

Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita selalu mempraktikkan kebajikan sehingga orang akan memiliki kenangan indah tentang kita. Inilah yang disebut nilai kehidupan. Setiap orang di dunia bisa menjadi Bodhisatwa. Di hadapan kalian, saya adalah Bodhisatwa. Di hadapan saya, Anda dan dia adalah Bodhisatwa.

Di dunia ini, asalkan kita bertekad dan berikrar untuk bersumbangsih setiap saat, menciptakan berkah bagi dunia, dan mengembangkan kebijaksanaan, maka kita semua bisa disebut Bodhisatwa dunia yang membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus.

Dunia ini penuh dengan penderitaan
Menjadi teladan dalam mempraktikkan kebajikan demi melenyapkan penderitaan
Bertekad dan berikrar mendengarkan Dharma dan mempraktikkannya
Meneruskan jejak Bodhisatwa hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 Juli 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 08 Juli 2022  
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -