Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Teladan untuk Membimbing Sesama
“Nama saya
adalah Bo Chen Wei. Tahun ini saya berusia 93 tahun. Saya telah melakukan daur
ulang selama 18 tahun,” ujar Bo Chen Wei, relawan daur ulang berusia 93 tahun.
Kamu sangat luar biasa.
“Saya
telah melakukannya selama belasan tahun. Saya tidak bisa melakukan apa-apa selain
memilah kantong plastik. Kantong plastik harus dicuci. Dari pagi hingga malam, saya
hanya bisa memilah kantong plastik,” kata Gao Bao-feng, relawan daur ulang berusia
84 tahun.
Kantong plastik saja sudah sangat banyak.
“Saya
tidak ahli melakukan yang lain, tetapi bisa memilah kantong plastik dengan baik
karena sering melakukannya. Ada sekelompok relawan lansia seperti saya yang
bersama-sama melakukan daur ulang dengan penuh sukacita. Semua orang sangat
memperhatikan saya. Saya tidak pandai berbicara,” tambah Gao Bao-feng.
Lihatlah, kalian semua melakukan banyak hal. Kalian juga datang
untuk menemui saya. Kalian harus menjaga kesehatan karena masih ada banyak hal yang
harus kalian lakukan. Apakah kalian gembira saat melakukan daur ulang?
“Ya, kami sangat gembira.”
Baguslah kalau kalian sangat gembira.
“Terima kasih, Master.”
Baik, saya mendoakan kalian.
“Saya
bergabung dengan Tzu Chi karena ajakan Yang Jin-xue dan Ai-zhu. Saat mereka
meminta saya merekrut donatur, saya berkata bahwa saya tidak bisa. Mereka
berkata, “Kamu cukup memberi tahu orang-orang bahwa dengan mendonasikan 50 atau
100 dolar NT, mereka bisa menolong sesama.” Mereka lalu memberikan buku donasi
pada saya. Saat itu, begitu saya mengajak orang-orang untuk bergabung dengan
Tzu Chi, mereka langsung setuju dan mendaftar. Saya sangat bersyukur. Saya
mengemban misi Tzu Chi dengan penuh sukacita. Terima kasih, Master,” kata Li Zhao-zhi
Relawan Tzu Chi berusia 91 tahun.
Bagaimana kesehatanmu?
“Meski
sudah lanjut usia, tetapi kesehatan saya masih cukup baik. Saya telah berusia
91 tahun. Saat kita memiliki kegiatan, tahun demi tahun berlalu dengan cepat,”
jawab Li Zhao-zhi.
Benar, kalian harus tetap sehat dan bersukacita.
“Seperti
yang Master katakan, mampu bersumbangsih adalah berkah. Jika tidak, kita akan
rugi,” imbuh Li Zhao-zhi.
Mendengar para relawan lansia berbagi kisah-kisah penuh cinta
kasih, saya sangat tersentuh. Saya tersentuh oleh keteguhan mereka dalam
bersumbangsih selama puluhan tahun ini. Meski sudah lanjut usia, tekad
pelatihan mereka tetap sangat teguh. Kita semua sudah lanjut usia. Meski sudah
lanjut usia, tetapi tenaga kita tidak melemah dan kita tetap sangat berguna. Kaum
lansia tidak akan menjadi masalah bagi masyarakat.
Pada usia lanjut, kita bisa sepenuh hati bersumbangsih bagi dunia
dan umat manusia. Jadi, jangan merasa bahwa kita sudah tua. Kita memang sudah
berusia lanjut, tetapi jangan merasa bahwa kita sudah tua. Meski sudah lanjut
usia, kita tetap bermartabat. Kita memiliki banyak pengalaman karena kita telah
melakukan banyak hal. Mulai sekarang, kita harus berusaha menumbuhkan jiwa
kebijaksanaan kita dan bersumbangsih bagi dunia. Ini merupakan kewajiban kita
di dunia ini.
Di Taiwan, kita harus senantiasa menjaga kelestarian lingkungan. Selain
kelestarian lingkungan, kita juga harus menjaga kesehatan fisik dan batin dengan
menggalakkan pola makan vegetaris. Lihatlah, satu relawan saja bisa
menginspirasi lebih dari 2.000 orang. Jika masing-masing dari lebih dari 2.000
orang ini bisa menginspirasi satu orang, bukankah akan ada lebih dari 4.000
orang, bahkan lebih dari 5.000 orang yang terinspirasi?
Jika orang-orang bisa sepaham, sepakat, dan bertindak bersama untuk
menggalakkan pola makan vegetaris, maka konsep ini akan cepat tersebar luas. Jika
hanya satu orang yang menggalakkannya, maka konsep ini tidak akan cepat
tersebar luas. Penerapan budaya humanis di lokasi konstruksi juga membuat saya
sangat terharu. Lebih dari seribu relawan secara bergilir menyediakan makanan
vegetaris di siang hari dan sudah ada lebih dari 90% pekerja konstruksi yang
bersedia tinggal untuk makan. Relawan konsumsi kita sangat bersungguh hati.
Selain menerapkan semangat budaya humanis, kita juga menerapkan konsep daur ulang. Bisa dibayangkan bahwa lokasi konstruksi itu pasti sangat rapi dan bersih. Bahkan kulit buah dan sampah dapur pun tidak ada, lokasi konstruksi pasti sangat bersih. Inilah budaya humanis di lokasi konstruksi. Kita menerapkan konsep daur ulang dan menyediakan makanan vegetaris.
Selain mengonsumsinya sendiri, beberapa pekerja juga membawa
makanan vegetaris untuk berbagi dengan anggota keluarga mereka. Penggalakan
makanan vegetaris berjalan sukses. Kita harus menggerakkan banyak relawan untuk
melakukan estafet setiap hari. Insan Tzu Chi bersumbangsih tanpa pamrih. Mereka
menghabiskan waktu dan tenaga untuk pergi ke lokasi konstruksi setiap hari. Saya
sungguh sangat kagum pada semangat cinta kasih mereka.
Tahun ini, relawan di Taoyuan juga mengemban tanggung jawab untuk
mengadakan pelatihan relawan dokumentasi. Relawan dokumentasi membimbing peserta
kamp pelatihan dengan pengalaman mereka. Tugas relawan dokumentasi sangatlah
penting. Mereka menjadi saksi sejarah zaman sekarang, menulis sejarah bagi umat
manusia, dan mengukir sejarah Tzu Chi.
Kita bisa melihat Ekuador. Meski Ekuador sangat jauh, tetapi kita
bisa melihat dokumentasi program bantuan lewat pemberian upah yang dijalankan
di sana pascagempa tahun lalu dan pascabanjir tahun ini. Waktu, tempat, orang,
dan peristiwa yang terjadi bisa direkam oleh relawan dokumentasi kita. Inilah
yang disebut dengan menjadi saksi sejarah zaman sekarang dan menulis sejarah
bagi umat manusia.
Kita bisa melihat warga yang terkena dampak bencana tahun lalu mulai
menabur benih kebajikan tahun ini. Dengan merekam orang, peristiwa, waktu, dan
tempat, bukankah kita bisa menulis kitab sejarah Tzu Chi? Semua video dan
artikel dilengkapi dengan tanggal yang jelas. Semuanya adalah nyata. Mereka
bisa mendengar sekaligus melihat.
Para relawan dokumentasi merekam apa yang mereka lihat dan dengar serta
apa yang relawan kita lakukan. Kamp pelatihan relawan dokumentasi kali ini juga
diikuti oleh peserta dari luar negeri. Kita berbagi pengalaman kita dengan
mereka agar mereka bisa membagikannya di negara masing-masing dan menginspirasi
lebih banyak orang untuk mengerahkan kekuatan cinta kasih. Saya sangat
bersyukur atas hal ini.
Bodhisatwa sekalian, dengan ketulusan, kita berikrar menyelamatkan
semua makhluk. Kini, kita harus merekrut lebih banyak relawan. Saya berharap
setiap orang bisa menjadi Bodhisatwa dunia dan hati setiap orang bisa
tersucikan. Jadi, kita harus menjaga kelestarian lingkungan, juga harus menjaga
kesehatan batin. Penggalakan pola makan vegetaris dan pelestarian lingkungan
saling berkaitan. Kedua hal ini harus kita galakkan.
Seperti yang saya katakan tadi, kita jangan merasa bahwa kita
sudah tua. Kita memang sudah lanjut usia, tetapi kita harus tetap menjaga
kesehatan tubuh kita. Meski menua adalah hukum alam, tetapi kita harus
menghadapinya dengan damai dan tenang. Kita harus menggenggam waktu untuk
melakukan hal yang bisa kita lakukan karena kitalah yang akan memperoleh
manfaat.
Untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, kita harus menggenggam waktu
untuk bersumbangsih. Kita harus bersumbangsih semampu kita dengan menggenggam
setiap waktu. Kita harus menghargai jalinan jodoh serta menjaga kesehatan fisik
dan batin kita. Kali ini, saya sangat kagum melihat saudara se-Dharma saling
memperhatikan. Insan Tzu Chi Taoyuan melakukannya dengan baik. Kalian harus
mempertahankannya, mengerti?
Baiklah, saya tidak bisa mengungkapkan semua rasa syukur saya. Kisah
yang kalian bagikan akan senantiasa saya ingat di dalam hati dan saya bagikan
dalam perjalanan saya. Di Taoyuan ada banyak teladan yang bisa saya bagikan dengan
insan Tzu Chi di seluruh Taiwan dan berbagai negara di seluruh dunia. Kalian
harus terus mengemban tanggung jawab sebagai teladan, bisakah kalian
melakukannya? (Bisa)
Baik. Pencapaian kalian sudah sangat baik, tetapi kalian harus
berusaha untuk lebih baik lagi karena kalian adalah Bodhisatwa dunia. Dunia ini
adalah ladang pelatihan kita. Pelatihan diri yang sesungguhnya adalah di tengah
masyarakat.
Relawan lansia tetap berguna dan bisa menggarap ladang berkah
Bersama-sama menggalakkan pola makan vegetaris
Menerapkan budaya humanis di lokasi konstruksi
Menjadi teladan dari masa ke masa dan
menulis kitab sejarah Tzu Chi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Juli 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina