Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Teladan untuk Menginspirasi Sesama

“Kita menggerakkan 1.200 hingga 2.000 tentara setiap hari. Hingga kini, sudah ada lebih dari 5.000 tentara yang terjun ke 16 desa dan kecamatan untuk memulihkan lokasi bencana,” ucap Lin Di-zhi, Komandan Markas Besar Angkatan Darat Taitung.

“Kita juga membantu membersihkan sampah dan mengangkut sampah-sampah besar,” ucap Xue Yuan-quan, Komandan Pasukan Cadangan Taitung.

Lihatlah, pascatopan di Taitung kali ini, seluruh warga Taiwan bersatu hati dan saling membantu. Selain warga dari wilayah lain, bahkan murid-murid juga turut membantu. Contohnya murid-murid sebuah SMK di Taitung. Setelah membersihkan sekolah mereka, mereka juga bersedia pergi ke sekolah lain untuk membantu pembersihan.

Kita juga melihat Kepala RS Poon dari RS Tzu Chi Guanshan memimpin 21 orang staf medis yang membawa peralatan untuk membantu. “Kita membawa sedikit peralatan yang bisa digunakan di sini, seperti gergaji mesin. Setelah digergaji menjadi potongan kecil, kita akan lebih mudah mengangkutnya. Kita sangat gembira dapat turut berpartisipasi untuk membantu warga membersihkan lingkungan secepat mungkin,” kata dr. Poon Wing-him, Kepala RS Tzu Chi Guanshan.

Mereka menggergajinya menjadi potongan kecil sehingga lebih mudah diangkut. Berkat bantuan begitu banyak murid, semuanya bisa diangkut dengan cepat. Tua dan muda turut membantu. Saya sangat terharu melihatnya.

Kita juga melihat seorang anak berusia 9 tahun yang tenaganya sangat besar. “Kita memungut semua benda yang jatuh tertiup angin dan menyapu tempat yang tergenang air. Jika pembersihan ini berakhir, maka tak ada yang bisa saya lakukan di rumah. Jika ada kesempatan seperti ini lagi, saya pasti akan membantu,” ucap Xu Zhi-min.

Di RS Tzu Chi Yuli, juga ada sepasang kakak beradik yang keduanya merupakan dokter. Kondisi kesehatan sang kakak tidak begitu baik. Dia telah menderita adenokarsinoma paru-paru selama bertahun-tahun. Meski sudah berusia 80 tahun dan menderita penyakit, dia tetap bisa berdiri tegak dan merawat diri sendiri dengan baik. Dia juga bergabung untuk menyalurkan bantuan bencana. Saat merawat pasien, dia selalu penuh senyuman dan kehangatan. Sesungguhnya, bagaimana kita harus bersikap dalam menjalani hidup? Bagaimana cara memanfaatkan hidup kita untuk membawa manfaat bagi dunia dan sesama manusia? Semua orang harus mengembangkan nilai hidup dan melakukan sesuatu untuk dunia ini. Ini tidak dibatasi oleh usia. dr. Lee yang berusia 80 tahun dan menderita penyakit saja masih bisa mengobati pasien dan terjun ke lokasi bencana saat dibutuhkan. Dia selalu tersenyum dan sangat optimis. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Lihatlah, anak kecil berusia 9 tahun saja bisa bersumbangsih, apalagi orang dewasa? Sungguh, pascatopan kali ini, kita bisa melihat indahnya kehidupan.

Kita bisa melihat Orchid Island yang juga terkena dampak bencana. Sebuah keluarga yang berencana untuk berwisata ke Orchid Island pada liburan musim panas tetap pergi ke sana seperti rencana semula. Namun, mereka membawa mainan dan alat tulis ke sana untuk diberikan kepada anak-anak setempat yang membutuhkan. Ada pula anak muda yang memanfaatkan liburan musim panasnya untuk menjadi relawan di sana. Pascatopan, dia juga membantu melakukan pembersihan. Meski kini kita terlahir di zaman yang penuh Lima Kekeruhan, tetapi kita sangat beruntung karena ajaran Buddha terus diwariskan. Sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu, ajaran Buddha terus diwariskan hingga kini. Banyak orang yang menjadi teladan sehingga terukir banyak kisah yang penuh cinta kasih dan sangat menyentuh. Kisah-kisah ini telah menggerakkan hati manusia sehingga kita bisa melihat potensi manusia yang tak terhingga. Setiap manusia memiliki potensi tersembunyi. Dengan potensi yang tak terhingga ini, semua orang mampu bersumbangsih. Asalkan memiliki niat, tidak ada yang tidak mampu bersumbangsih.

Bukan hanya Taiwan, Myanmar juga dilanda bencana alam tahun lalu. Di Myanmar, insan Tzu Chi membagikan bibit padi. Puluhan ribu keluarga yang menerima bantuan bibit padi memperoleh hasil panen yang melimpah tahun ini. Mereka mengajak orang-orang menyisihkan segenggam beras setiap hari untuk menolong orang yang membutuhkan. Banyak orang yang menyambut semangat ini. Setiap bulan, mereka menuang celengan beras untuk menolong warga kurang mampu dan keluarga dengan orang tua tunggal. Jadi, kita harus menginspirasi kekuatan cinta kasih orang lain. Dengan adanya teladan dan inspirasi, kekuatan cinta kasih orang-orang akan terbangkitkan dan terhimpun.

Saat Australia dilanda banjir besar, insan Tzu Chi juga mencurahkan perhatian dan membagikan barang bantuan. Hingga kini, relawan kita masih membagikan bantuan setiap musim dingin. Banyak penerima bantuan yang telah berteman dengan insan Tzu Chi dan memahami bahwa setiap kali, insan Tzu Chi selalu membawa barang bantuan yang lengkap. Seorang ibu penerima bantuan bahkan menambahkan lapisan dalam pada tas Tzu Chi agar lebih tahan lama. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Sumbangsih penuh cinta kasih telah menginspirasi cinta kasih orang-orang sehingga mereka berinisiatif bersumbangsih. Semakin banyak benih cinta kasih, maka semakin banyak berkah. Dengan menyumbangkan satu koin, mereka telah menciptakan berkah. Saat menerima bantuan kita, mereka juga memasukkan uang ke dalam celengan.

Wali kota Ipswich juga berguru kepada saya. Saat berkunjung ke Taiwan, beliau berkata bahwa setelah pulang ke Ipswich, beliau akan bergabung ke dalam barisan relawan untuk menyalurkan bantuan dan mengemban misi amal. Dengan adanya bimbingan beliau, warga setempat akan lebih gembira dan lebih percaya terhadap Tzu Chi.

Kita juga bisa melihat pengungsi Suriah dari Serbia yang telah tiba di Jerman. Mereka kembali bertemu dengan insan Tzu Chi Jerman yang sebelumnya pergi ke Serbia untuk membantu mereka. “Kini kami merasa lebih tenang. Kami akan memiliki sebuah rumah. Kami akan memulai hidup baru. Kami akan pergi ke sekolah. Kami akan melanjutkan pendidikan dan kembali menjalani hidup layaknya manusia,” ucap Kais, Pengungsi Suriah.

Relawan kita juga memberikan sebuah laptop kepada anak ini. Dia sangat gembira. “Saya berterima kasih kepada Tzu Chi atas laptop yang kalian berikan pada saya sehingga saya bisa memanfaatkannya untuk mempelajari bahasa Jerman. Kini saya bisa membeli CD dan mendengarkannya untuk belajar pelafalan. Terima kasih banyak. Ini membantu sekali. Saya tidak sanggup membelinya karena harganya sangat mahal di sini. Ya, terima kasih banyak. Saya berterima kasih kepada semua relawan Tzu Chi yang telah memberi saya harapan dan laptop,” kata Kais, Pengungsi Suriah.

Kekuatan cinta kasih bisa membuat orang menjadi lebih ceria dan kembali pada kemurnian hakiki. Kekuatan cinta kasih juga bisa membuat orang melihat cahaya di tengah kegelapan. Kita bisa menginspirasi cinta kasih sesama dengan sumbangsih penuh cinta kasih.

Seluruh warga bersatu hati memulihkan lingkungan sekolah

Meski menderita penyakit, dr. Lee tetap mengobati pasien

Menghimpun cinta kasih bagi sesama setelah menerima bantuan bibit padi

Menjadi orang yang mampu menolong sesama dan giat menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Juli 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 15 Juli 2016

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -