Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Tetesan Embun yang Membasahi Alam

“Nama saya Zhou Mu-jun. Usia saya enam tahun. Saya sudah bervegetaris selama enam tahun karena sejak berada di perut ibu saya, saya sudah bervegetaris. Susu sapi adalah minuman bayi sapi. Susu kambing adalah minuman bayi kambing. Saya adalah vegetarian. Saya minum sereal. Nenek mengajak saya pergi ke pasar. Saya melihat orang-orang menyembelih ayam. Ayam itu berdarah, aromanya tidak sedap. Saya takut. Saya berharap semuanya ikut bervegetaris.”

Lihatlah, anak-anak juga dapat berseru mewakili hewan-hewan untuk memohon dan meminta tolong. Kita juga perlu memohon ampun pada langit. Kita harus memohon ampun atas pandangan salah yang pernah kita pegang sehingga kita menciptakan terlalu banyak karma buruk. Saat ini, kita sungguh harus menenangkan hati.

Bayangkan, kita dapat mengubah cara hidup kita. Ini adalah perubahan cara hidup dan nafsu keinginan kita. Dengan perubahan ini, kita bisa bisa memulai hidup baru. Artinya, segala perbuatan buruk yang penuh cemar dan arah hidup yang tidak benar di masa lalu, kini harus kita perbaiki. Kebiasaan yang salah harus segera kita ubah sepenuh hati.

Insan Tzu Chi juga ada beberapa yang telah mengubah kehidupannya dengan mengubah usaha mereka dari restoran nonvegetaris menjadi vegetaris. Mereka juga berkata kepada saya, "Master, ternyata tidak ada bedanya. Setelah beralih ke makanan vegetaris, usaha saya tetap lumayan, bahkan bertambah."


Saya bertanya, "Bertambah apanya?" “Bertambah ketenangan hati." Mereka mendapat ketenangan hati. Mereka tidak perlu melihat darah bercucuran saat menyembelih hewan setiap hari. Mereka berkata bahwa ini adalah keuntungan tambahan, yakni ketenangan hati. Usaha mereka tetap berjalan baik, kehidupan mereka pun tetap baik.

Singkat kata, dengan mengubah pola pikir, kehidupan kita dapat lebih tenang dan tenteram. Kita akan merasa damai tanpa beban. Saya berharap semua orang dapat memahami hal ini. Wabah kali ini memberi kita pelajaran besar. Pelajaran besar ini mengarahkan kita ke arah yang baik. Jadi, pelajaran besar ini harus kita praktikkan di arah yang baik.

Saya berharap kini semua orang menjalankan praktik kebajikan. Dengan kekuatan cinta kasih, semua orang bersatu untuk meredam wabah. Dengan tangan yang bergandengan dan hati yang bertautan dalam cinta kasih, kita dapat mengatasi bencana besar ini.

Para bhiksuni di Griya Jing Si setiap bulannya mendapat uang saku seribu dolar NT. Mereka tidak menggunakannya. Setiap kali ada bencana di negara mana pun, mereka selalu turut berdonasi, baik dengan uang logam maupun uang saku mereka. Mereka tidak menyisakannya untuk keperluan pribadi. Begitu para bhiksuni di Griya Jing Si bergerak, para staf di RS Tzu Chi Hualien juga mulai bergerak.

Kepala RS Tzu Chi Taichung, dr. Chien, berkata bahwa dengan adanya pembatasan jarak fisik, kita tak dapat mengumpulkan banyak orang di lobi RS. Karena itu, beliau menggunakan ponsel untuk mengadakan penggalangan dana. Begitu pula di RS Tzu Chi Taipei dan RS Tzu Chi Dalin, semua orang menghimpun kekuatan cinta kasih.


Badan misi pendidikan kita juga tak berbeda. Para guru menyerukan kepada para murid untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit donasi lewat celengan bambu. Dengan mengurangi minum kopi sehari, para murid bisa menghemat uang jajan sehari. Uang yang terkumpul cukup untuk didonasikan. Dengan menyisihkan sepertigapuluh dari uang jajan sebulan, tepatnya dengan menghemat uang jajan satu hari saja, para murid bisa menghimpun donasi yang berarti.

Dengan cinta kasih, semua orang terus menghimpun donasi. Donasi ini terus mengalir seperti air hujan atau seperti tetesan embun. Meski tetesan embun kerap tidak terlihat di malam hari, tetapi pada pagi hari kita bisa melihatnya pada dahan pohon, batang rumput, atau dedaunan. Tetesan embun ini terkumpul semalaman. Inilah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.

Embun ini terbentuk dari kelembapan udara yang tak terlihat. Ini sungguh luar biasa. Sesuatu yang tak terlihat ini bisa menjadi sebuah kekuatan. Semua ini bergantung pada tekad setiap orang. Tekad setiap orang bagaikan embun yang tak terlihat, tetapi mampu membasahi dan melembapkan tanah sehingga alam bisa menumbuhkan segala sesuatu dan menyokong kehidupan semua makhluk. Karena itu, alam ini tidak boleh kekurangan air, meski hanya berupa embun yang tak terlihat sekalipun.

Di dalam Sutra Makna Tanpa Batas, bukankah juga ada tertulis tentang embun? "Meneteskan embun ajaran untuk meredam debu nafsu keinginan duniawi." Ini bagaikan embun yang membasahi tanah pada malam hari. Pada pagi harinya, tanah terasa lembap. Dengan adanya kadar air pada tanah, benih yang ditanam akan dapat tumbuh subur. Begitulah, meski kekuatannya terlihat kecil, selama ada hati yang tergerak, tetes-tetes kekuatan kecil ini dapat menjadi kekuatan yang membawa kehangatan.


Akibat ketamakan dan nafsu, manusia memakan daging hewan dan terjangkit wabah. Kini setiap orang harus mengenakan masker. Ini berlaku di seluruh dunia. Wabah ini telah menyelimuti seluruh Bumi. Cara apa yang dapat dilakukan untuk mengubah keadaan? Kita harus mengekang nafsu makan. Akibat nafsu keinginan untuk makan daging, manusia mengundang wabah yang begitu besar.

Jadi, kini kita harus mengarahkan hati kita untuk mengingat yang saya katakan, yakni menghormati kehidupan dan mengasihi sesama manusia serta semua makhluk. Kita mengasihi sesama manusia sehingga berharap ketenteraman bagi semua. Kita juga harus mengasihi hewan. Untuk itu, kita harus tulus bervegetaris demi meredam bencana. Dengan demikian, barulah wabah kali ini bisa reda dan perlahan-lahan berlalu.

Ini adalah cara satu-satunya. Semua orang harus bersatu hati. Keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Hanya dengan keyakinan untuk bervegetaris, barulah kita dapat menyelesaikan masalah ini. Bervegetaris adalah wujud pertobatan yang tulus. Semua orang harus bertobat dengan tulus, tidak ada cara lain. Kita semua harus meyakini hal ini.

Mengubah kehidupan dengan mengendalikan nafsu makan
Membiasakan diri dalam kebajikan dan bervegetaris demi ketenangan hati
Satu seruan menghimpun kekuatan cinta kasih
Tetes-tetes embun yang tak terlihat dapat membasahi alam

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 April 2020            
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 21 April 2020
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -