Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Keberlangsungan Alam dengan Pelestarian Lingkungan dan Pola Makan Vegetaris


“Pada tanggal 16 Juli 2008, Topan Kalmaegi telah menyebabkan kerusakan besar di Wuri,”
kata Zhong Ling-ling, relawan Tzu Chi.

“Di Wuri terdapat 16 desa dan 7 di antaranya terdampak banjir. Kami segera memberi tahu para relawan untuk berkumpul di Kantor Tzu Chi. Setelah berkumpul, kami terlebih dahulu membersihkan Kantor Tzu Chi. Setelah semuanya bersih, kami segera menata meja dan mendirikan pusat bantuan bencana,” kata Lu Cui-huan, relawan Tzu Chi.

“Para tetangga dan relawan datang dengan membawa minyak, sayuran, dan apa pun yang mereka miliki. Hal yang membuat saya terharu ialah pada bencana kali ini, semuanya dapat bekerja sama dengan harmonis,” kata Zeng Liao-chun, relawan Tzu Chi.

“Setelah nasi kotak disiapkan, semuanya berpencar untuk membagikannya. Warga yang menerima nasi kotak yang masih hangat merasa sangat bahagia dan bersyukur. Keesokan harinya, meski jumlah relawan Tzu Chi di Wuri tidak banyak, melihat bencana yang begitu besar, semuanya datang untuk membantu mengemas barang bantuan, menyiapkan dana bantuan, dan melakukan pembagian,” kata Lu Cui-huan, relawan Tzu Chi.

Memang benar, kekuatan alam sungguh luar biasa. Manusia tidak boleh sombong, tetapi harus memiliki tekad yang besar. Saudara sekalian, kalian sungguh memiliki cinta kasih yang sangat besar untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Hal yang membuat saya sangat bahagia ialah kesatuan hati yang kalian miliki. Dengan kesatuan hati, semuanya bersumbangsih dengan sukacita dan harmonis. Inilah pahala yang sesungguhnya.

Dalam menghadapi bencana alam, hanya dengan mengerahkan kekuatan kebajikan dan cinta kasih, barulah kita dapat meredam dan menghalau bencana. Ketika semua orang sudah hidup damai pascabencana, kita akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Oleh karena itu, kita harus percaya bahwa kita memiliki kekuatan untuk bekerja sama dengan harmonis demi mempraktikkan kebajikan di dunia.

Jalan Bodhisatwa harus kita jalankan dan serukan kepada banyak orang. Di era ini, perubahan iklim makin nyata. Terlebih lagi, populasi manusia sangatlah banyak dan pola pikir manusia makin tidak selaras. Oleh karena itu, kita harus segera menggalang lebih banyak Bodhisatwa.


“Bunga ini dibuat untuk acara ‘Sahabat Da Ai’ yang diadakan di Taichung dan dihadiri oleh sekitar 1.300 orang. Bunga plastik yang kami buat ini digunakan sebagai korsase. Kami selalu mengerjakan segala sesuatu sebagai satu tim. Semuanya telah bekerja keras untuk membuatnya. Saat menerima bunga ini, semua orang sangat Bahagia,”
kata Lin Shu-jiao, relawan Tzu Chi.

“Semuanya berasal dari bahan daur ulang. Besinya adalah besi bekas dan benangnya berasal dari sisa-sisa pabrik yang sudah tidak terpakai. Kami menggunakan kedua bahan tersebut dan membuat sesuatu yang menyerupai roda Dharma,” kata Zhuo Qiu-ping, relawan Tzu Chi.

“Roda Dharma terus berputar tanpa henti,” ucap Lin Shu-jiao, relawan Tzu Chi.

“Inilah keterampilan yang bisa kami ajarkan kepada para lansia di pusat perawatan,” imbuh Zhuo Qiu-ping, relawan Tzu Chi.

Insan Tzu Chi benar-benar memiliki hati yang lapang untuk melindungi langit dan bumi. Hendaknya kita menjernihkan udara dan jangan biarkan sampah terus tertimbun di dalam tanah. Jika kita tidak mendaur ulang barang-barang ini, semuanya akan menjadi sampah dan tertimbun di dalam tanah.

Lahan yang kita miliki tidaklah luas, bahkan luas Bumi ini pun terbatas. Populasi manusia dan hewan terus bertambah. Semuanya memiliki kehidupan sehingga disebut dengan makhluk hidup. Hal yang diperlukan makhluk hidup ialah tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian yang berasal dari bumi. Oleh karena itu, kita harus menjaga bumi agar tetap sehat dan bersih.


Segala sesuatu di alam semesta berasal dari bumi, termasuk bahan pangan. Hendaknya kita menjaga bumi agar tetap bersih dan tidak terkontaminasi oleh logam dan bahan beracun. Jika tanah telah terkontaminasi, kualitas tanaman pangan pun akan terdampak dan tidak dapat menyediakan nutrisi yang baik bagi manusia. Intinya, sebagaimana sesuatu ditanam, demikian pulalah ia bertumbuh.

Jika bumi tercemar, tumbuhan juga akan terdampak. Jika lingkungan tercemar, tumbuhan yang hidup di lingkungan itu akan berkembang sesuai kondisi lingkungan tersebut. Manusia yang mengonsumsinya pun akan turut terkontaminasi. Namun, ini semua karena ulah manusia. Jadi, apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. Apa yang harus kita lakukan? Kita telah berusaha dalam menjalankan daur ulang.

Hendaknya kita memiliki hati yang tulus dan menerapkan pola makan vegetaris. Dahulu, saya sudah sangat memahami hal ini, tetapi tidak banyak yang bisa menerimanya sehingga mengatakannya pun percuma. Namun, sekarang saya harus mengatakan hal ini. Empat unsur alam makin tidak selaras dan perubahan iklim terjadi dengan sangat cepat. Jadi, inilah saatnya bagi kita untuk segera bertindak.

Kita harus terus mendorong pelestarian lingkungan. Selain menghargai sumber daya, kita juga harus menggalakkan vegetarisme. Ini sangatlah sederhana. Ketika kita mengonsumsi sayuran hijau, rasanya pun tetap lezat. Hendaknya kita menghargai berkah, menyadari berkah, dan menciptakan berkah. Kita harus memiliki hati yang penuh syukur setiap saat.

Lihatlah, betapa banyak negara di dunia yang tidak damai sehingga timbul banyak pengungsi dan korban bencana. Kita hidup dalam keadaan damai dan penuh dengan berkah. Namun, berkah itu harus terus diciptakan. Menciptakan berkah berarti menciptakan energi berkah. Energi berkah bagaikan lapisan pelindung yang menjaga kita. Oleh karena itu, kita harus banyak menciptakan berkah.


Pelestarian lingkungan dimulai dari salah satu seminar saya di Taichung. Di Taichung, saya mulai menggalakkan vegetarisme dan pelestarian lingkungan. Hendaknya kita menggunakan kedua tangan yang bertepuk untuk melakukan daur ulang. Ini semua dimulai dari Taiwan Tengah. Kini, pelestarian lingkungan telah dijalankan di seluruh dunia.

Saya percaya jika melakukannya dengan sungguh-sungguh, kalian dapat mengembangkan keterampilan kalian. Terlebih lagi, dengan tangan yang terampil, kalian dapat membuat barang-barang indah yang membuat orang-orang senang melihatnya. Ini semua bergantung pada kedua tangan kita.

Saya mendoakan dan berterima kasih kepada kalian. Terima kasih atas cinta kasih para Bodhisatwa yang telah menciptakan keindahan dengan kedua tangan. Hendaknya kita mengubah sampah menjadi aliran jernih yang dapat menyebar ke seluruh dunia.

Melindungi Bumi dengan kesatuan hati dan keharmonisan
Menjaga keberlangsungan alam dengan pelestarian lingkungan dan pola makan vegetaris
Mempraktikkan kebajikan dengan pikiran yang bijaksana dan tangan yang terampil
Menghargai segala sesuatu dan menciptakan berkah demi kedamaian dunia 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Maret 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 06 Maret 2025
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -