Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Kelestarian Alam dan Menghimpun Berkah
Beberapa hari ini hujan deras terus turun. Kali ini tidak ada peringatan datangnya topan. Karena itu, semua orang tidak waspada dan tidak melakukan antisipasi. Akibatnya, dampak bencana yang ada lebih parah. Inilah yang kali ini kita lihat dan hadapi. Kita semua harus meningkatkan kewaspadaan.
Kita lihat kekuatan alam sungguh menakutkan. Sejak akhir Agustus hingga kini, di Amerika Serikat bencana banjir dan kebakaran terus terjadidi California Utara dan Selatan, terutama di California Utara. Saat ini kobaran apinya sangat besar. Kebakaran itu sudah berlangsung hampir 10 hari.
Setiap saat api tersebut terus membakar. Personel pemadan kebakaran yang dikerahkan sudah mencapai lebih dari 10 ribu orang, tetapi api belum berhasil dipadamkan. Dapat kita bayangkan seberapa luas daerah cakupannya.
Di dalam Sutra Buddha juga dikatakan bahwa di era Kalpa Kerusakan, tiga bencana besar akan terus terjadi. Bencana dari unsur tanah, air, api, dan angin akan terus-menerus terjadi akibat empat unsur tersebut tidak selaras. Api membakar surga dan air membanjiri neraka, itulah yang digambarkan dalam Sutra. Air akan terus memancar dari neraka dan membanjiri alam manusia hingga alam dewa. Api juga akan terus membakar dari neraka hingga ke alam manusia dan alam dewa.
Kita melihat banyak manusia yang hidup penuh kenikmatan bagai di surga. Kini kita sudah dapat melihat kebenaran yang tertulis di dalam Sutra. Ini sungguh mengkhawatirkan. Insan Tzu Chi bukan hanya tak hentinya membantu korban banjir, tetapi kini mereka juga harus mulai memahami keadaan di California Utara dan California Selatan. Meski api telah bisa dikendalikan, tetapi tetap belum padam. Namun, California Selatan lebih bergunung-gunung.
Kita dapat melihat bahwa kini, karena alam terus dirusak, maka Bumi ini bagai tengah menderita sakit. Setelah Bumi ini terluka, maka daya tahannya tidak lagi seperti semula. Tubuh Bumi ini sudah lemah dan sakit. Inilah kondisi makrokosmos saat ini. Kondisi mikrokosmos adalah diri manusia. Manusia harus menyayangi Bumi ini dan berusaha memulihkannya. Kita sungguh harus sadar.
Kita harus memiliki pandangan kesalingterkaitan. Janganlah membedakan timur, barat, selatan, utara. Demikian pula di Thailand. Pada tanggal 14 Oktober, hujan deras yang turun menyebabkan banjir. Lima belas jalan utama di sana terendam banjir. Lihatlah, negara-negara ini berada dekat dengan kita. Semua ini adalah akibat dari ketidakselarasan iklim.
Di dekat Pulau Taiwan, kini ada dua topan. Topan yang satu baru terbentuk, sedangkan yang lama belum hilang. Efek dan ancaman topan lama itu masih ada, tetapi kini sudah terbentuk lagi topan baru. Bayangkan, semua ini adalah akibat dari karma buruk kolektif semua makhluk. Jadi, kehidupan di dunia ini saling terkait. Semua makhluk memiliki buah karma kolektif. Akibat dari perbuatan kita semua efeknya akan kita rasakan bersama. Karena itulah, bencana alam dapat terjadi.
Sesungguhnya, manusia sangatlah kecil. Bagaimana kita bisa mencegah bencana alam? Satu-satunya cara adalah dengan bertobat, berdoa dengan tulus, serta memupuk perbuatan baik. Dengan perbuatan baik yang kita lakukan, kekuatan berkah atau karma baik akan terhimpun. Orang zaman dahulu berkata bahwa satu kebajikan dapat melenyapkan bencana. Benar, jika setiap orang tidak berbuat hal buruk, maka tidak akan mengundang bencana.
Saat kondisi gunung baik-baik saja, janganlah manusia mengeksploitasinya ataupun melukainya. Jika kealamiannya terjaga, gunung tidak akan rusak atau terluka hingga akhirnya membawa bencana yang melukai manusia. Jadi, hubungan antarmanusia dan hubungan manusia dengan alam haruslah harmonis dan saling berdampingan. Alam harus kita hormati dan sayangi.
Dengan banyaknya bencana yang terjadi, kita harus semakin menyayangi alam. Manusia hidup di kolong langit dan di atas bumi. Karena itu, kita harus menghormati, menyayangi, dan melindungi alam. Kita melihat insan Tzu Chi sangat aktif dalam menjalankan misi. Seorang warga kurang mampu di Filipina juga bersedia untuk menggalang dana. Dia telah menggalang dana dari puluhan keluarga.
Dia berkata, "Jika saya tidak melakukannya sekarang, mungkin kelak tak ada kesempatan lagi. Suami saya pernah bertanya mengapa saya yang hanya seorang sopir becak masih mau membantu orang lain. Dia berkata bahwa pendapatan kami bahkan tidak cukup untuk kebutuhan rumah. Namun, saya berkata padanya, "Jika kamu terus menganggap bahwa diri kita tidak punya uang untuk beramal, maka kita benar-benar tidak dapat bersumbangsih. Jika kita memiliki niat untuk memberi, maka selamanya kita akan mampu memberi,” kata Villa Babiano.
Mulanya, suaminya menentangnya. Kini, suaminyalah yang mengantarnya mengumpulkan dana amal dan melakukan daur ulang. Di desa, dia melakukan daur ulang dalam program bantuan lewat pemberian upah. Di waktu luang, dia menjadi relawan.
“Saat dia meminta ongkos transportasi, saya memberikannya karena dia membantu orang yang membutuhkan,” kata Villa Babiano, relawan dari Tacloban.
“Sebelumnya kami juga pernah dibantu. Kini saatnya bagi kami untuk belajar memberi. Kami tidak merasa miskin karena kami masih bisa membantu orang lain,” kata Rogelio Babiano, suami dari Villa.
Relawan Tzu Chi berkata, "Kamu tidak miskin karena kamu memiliki hati yang murni tanpa noda." Setiap kali menemukan botol plastik atau besi di jalan, saya akan memungutnya dan membawanya pulang.
Setelah terkumpul, saya memasukkannya ke dalam kantong. Meski jumlahnya tidak banyak, barang-barang itu masih bernilai jual dan dapat membantu misi Tzu Chi.
Siapa pun dapat melakukannya. Demikianlah kekuatan cinta kasih. Kita harus sungguh-sungguh menghargainya. Waktu berlalu begitu cepat. Informasi tentang bencana alam di dunia juga sangat banyak. Jadi, kita harus sungguh-sungguh meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, dan tulus. Di dunia ini, semua kehidupan berkaitan dengan alam.
Kita harus sungguh-sungguh menghargai alam, merasakan kondisinya, dan sungguh-sungguh mengingatkan diri sendiri. Inilah yang harus kita kembangkan. Buddha mengatakan bahwa kita harus menghargai tekad dan niat kita untuk melatih diri. Genggamlah tekad ini sungguh-sungguh. Terima kasih.
Tiga bencana besar membawa kerusakan
Menjaga kelestarian alam dan menghimpun berkah
Kaya cinta kasih meski kekurangan secara materi
Menyadari kesalingterkaitan dalam hidup
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Oktober 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 Oktober 2017