Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Kemurnian Diri demi Menjauhi Bencana
Karma kolektif semua makhluk membawa bencana akibat ketidakselarasan unsur tanah, air, api, dan angin yang tidak terelakkan oleh umat manusia.
Di berbagai belahan Bumi, banyak negara mengalami bencana kekeringan. Mengapa ini bisa terjadi? Fungsi konservasi tanah dan air telah menurun. Fungsi tersebut telah melemah. Fungsi ini bisa berjalan dengan baik jika kondisi tanah sangat sehat dengan hutan yang lebat.
Kini alam telah dirusak. Populasi manusia terus bertambah. Nafsu keinginan manusia juga semakin besar. Ini menciptakan kondisi sulit bagi alam karena pikiran manusia gemar mengejar kenikmatan dan cepat membuang barang setelah digunakan.
Lihatlah, orang-orang menggunakan kotak makan sekali pakai. Setelah sekali makan, manusia membuang satu kotak makan dan satu kantong plastik, belum lagi berbagai lapisan pembungkus untuk menjaga kehangatan makanan. Bayangkan, mulanya kita hanya perlu sebuah mangkuk yang diisi makanan untuk dimakan hingga kenyang, lalu mangkuk itu dapat dicuci sehingga meminimalisasi jumlah sampah.
Jadi, demi mencari kepraktisan, manusia banyak membuang sumber daya alam dan menghasilkan banyak sampah. Ini dilakukan semata-mata demi kenikmatan. Terlebih lagi, belakangan ini kita sering membahas bahwa pembunuhan hewan terjadi dalam hitungan detik. Dalam satu detik, ribuan ekor hewan dikorbankan.
Kini, dalam satu detik, lebih dari 2.500 ekor hewan dibunuh. Semua ini dihitung dalam satuan detik. Dalam sehari, lebih dari 220 juta nyawa hewan dikorbankan. Ini adalah karma membunuh yang sangat besar. Kita semua memahami konsekuensi dari pembunuhan.
Kita sering mendengar banyak orang berkeluh kesah dan meratapi nasib dengan berkata, "Tuhan tidak punya mata. Tuhan tidak melindungi saya." Mereka selalu berseru kepada Tuhan, tetapi tidak berseru kepada diri sendiri. Kita hendaknya berintrospeksi ke dalam diri.
Lihatlah diri kita sendiri, bagaimanakah perbuatan kita? Karma seperti apa yang telah kita perbuat? Kita semua hidup dalam kekeliruan.
Ajaran Buddha sangat jelas dan memberi tahu kita dengan sederhana bahwa kita harus menyayangi dan menolong semua makhluk. Intinya, kita harus berusaha untuk bervegetaris, paling baik jika benar-benar menjadi vegetarian. Jika kita tidak memakan daging hewan, kita tidak akan menjalin utang dengannya. Bukankah belakangan ini saya terus berkata janganlah kita menambah utang hanya karena makan?
Intinya, kita harus menjaga kebersihan fisik dan batin dalam jangka panjang. Janganlah mengumbar ketamakan sesaat. Ketamakan sesaat sudah membuka celah bagi diri kita. Inilah yang sering saya katakan saat membabarkan Sutra. Jangan biarkan Dharma yang kita peroleh bocor dari celah ini.
Kita harus berlatih untuk bebas dari celah atau kebocoran. Jangan biarkan nafsu keinginan sesaat membuat pelatihan diri kita yang seharusnya sempurna menjadi bocor dan bercelah. Dengan adanya kebocoran, pelatihan diri kita sulit mencapai kesempurnaan. Kekotoran akan tersangkut dalam batin kita, sedangkan air Dharma malah bocor. Dengan begitu, bagaimanapun kita berlatih, tidak akan pernah cukup. Kita akan terus diliputi karma buruk.
Pelatihan diri kita akan memiliki celah atau kebocoran. Karena itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin. Saya mengatakan hal ini dengan begitu jelas dan serius kepada kalian karena kekhawatiran saya sudah sulit untuk diungkapkan. Saya benar-benar khawatir, tetapi tak dapat mengungkapkannya.
Sejak tahun lalu, saya hanya berpesan bahwa kita harus memetik pelajaran besar.
Saudara sekalian, saya sering mengatakan bahwa kita harus menggenggam jalinan jodoh dan waktu. Dharma harus didengar dan diukir di dalam hati. Dharma harus ada di hati dan otak kita. Pola makan vegetaris adalah yang paling sehat. Ini menyehatkan tubuh dan batin kita.
“Halo, apa kabar? Kamu masih terus bervegetaris? Di dalam grup keluarga kami, mereka akan melapor kepada saya siapa bervegetaris berapa kali makan dan di negara mana mereka tinggal. Mereka akan mengirimkannya ke sini. Mereka juga mendaftar sendiri di sini. Saya memberi mereka satu alasan, yaitu kesehatan. Inilah yang paling mudah karena orang-orang zaman sekarang mulai memikirkan kesehatan,” kata Ng Siew Lin relawan Tzu Chi.
“Kondisi saya jauh lebih baik. Dahulu, setiap hari kaki saya pasti bengkak dan sakit hingga tidak dapat berjalan. Kalau sudah begitu, saya harus disuntik. Sekarang saya tidak makan daging lagi. Begitulah, sekarang kaki saya tidak bengkak lagi. Penyakit asam urat saya sudah membaik,” kata Ng A Liat Ayah Ng Siew Lin.
Saya berharap, meski banyak halangan di dalam keluarga, kini saatnya bagi kalian untuk menggunakan kebijaksanaan. Dengan kebijaksanaan, kita menginspirasi anggota keluarga kita dengan cara yang harmonis agar mereka dapat memahami manfaat dari bervegetaris dan dapat bervegetaris bersama kita.
Gunakanlah prinsip kebenaran dan kebijaksanaan. Pengetahuan ini tidak hanya dapat dipahami kaum terpelajar. Kata "kebijaksanaan" dalam aksara Tionghoa adalah gabungan dari aksara "tahu" dan "matahari". Banyak orang hanya sebatas tahu, tetapi tidak memancarkan cahaya.
Lihatlah, aksara "bijaksana" mengandung aksara "matahari". Inilah kebijaksanaan.
Kebijaksanaan bagaikan cahaya. Kita harus membuat orang memahami kebenaran dengan jelas, merasakannya, dan melihatnya. Inilah cahaya. Semoga semua orang memiliki kebijaksanaan dan kesehatan.
Di masa pandemi COVID-19 kali ini, saya terus berharap dan terus menasihati agar semua orang melindungi kehidupan dan kesehatan. Kita juga harus menjaga kesehatan diri sendiri dengan sungguh-sungguh agar tidak tertular penyakit. Dengan begitu, semua orang akan tenteram.
Semoga semua orang dapat melindungi kehidupan, menjaga kesehatan, dan menjunjung cinta kasih.
Kesehatan sendiri harus kita jaga. Begitu pula dengan kesehatan orang lain. Yang paling baik ialah bervegetaris. Satu-satunya obat mujarab pada pandemi kali ini ialah bervegetaris. Kita hendaknya menjaga kemurnian tubuh dan batin. Inilah pencegahan terbaik.
Nafsu keinginan yang besar membawa kerusakan alam
Menjauhi kesalahan, bertobat, dan melindungi kehidupan
Bervegetaris dan berintrospeksi demi mencegah kebocoran
Menjaga kemurnian dan menjauhkan diri dari bencana
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 April 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 April 2021