Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Kesehatan Fisik dan Batin serta Membina Berkah dan Kebijaksanaan
Tahun Baru sudah hampir tiba. Kita akan segera mengganti kalender baru. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Kalender harian yang digantung di dinding kita robek selembar demi selembar seiring berlalunya hari demi hari. Dalam ajaran Buddha, terdapat satu kalimat yang berbunyi, “Seiring berlalunya waktu, hidup kita juga berkurang.” Saya sering berkata bahwa jika usia saya bertambah satu tahun, maka hidup saya juga berkurang satu tahun. Karena itulah, saya setiap hari berkata kepada kalian bahwa saya tak punya cukup waktu lagi. Ada banyak tugas yang harus saya lakukan, tetapi waktu saya hanya tersisa sedikit. Sungguh, saya tak punya cukup waktu lagi karena banyak tugas yang harus saya lakukan. Setiap hari, saya menggenggam waktu tanpa menyia-nyiakan satu detik pun karena saya tak punya cukup waktu lagi. Kita semua tak punya cukup waktu lagi.
Tentu, relawan di sini yang sebaya dengan saya tidak sedikit, tetapi yang lebih muda juga sangat banyak. Bagi para relawan yang lebih muda, kalian harus menghargai masa muda kalian. Saya sangat menghargai masa muda saya. Tanpa masa muda yang sudah kita lalui, bagaimana Tzu Chi bisa seperti sekarang ini? Beruntung, saat masih muda, saya tidak menyia-nyiakan waktu. Saya menggenggam waktu untuk mewujudkan niat saya, yakni mendirikan Badan Amal Ke Nan Tzu Chi. Tidak perlu menunggu hingga menjadi orang berada, baru berbuat baik. Meski bukan orang berada, kita juga ingin berbuat baik. Jadi, jika kita bisa menghimpun cinta kasih dan bekerja sama, maka orang-orang yang lanjut usia, kurang mampu, dan jatuh sakit akan tertolong. Ini semua berawal dari sebersit niat.
Di antara para relawan yang mengemban misi Tzu Chi sejak masa-masa awal, ada satu relawan yang bernama Wang Cheng-zhi dan berasal dari Yuli. Kini dia telah berusia 101 tahun, tetapi tetap mengelilingi Taiwan setiap bulan untuk mengumpulkan donasi seperti biasanya. Tahun lalu, saya bertanya padanya, “Apa kamu masih mengelilingi Taiwan?” Dia berkata, “Tentu saja.” “Master, saya memang sudah lanjut usia tetapi saya tetap berguna.” Benar. Sepasang kakinya tidak pernah berhenti berjalan. Dia sudah lanjut usia, tetapi masih begitu sehat. Apa rahasia kesehatannya? Dia terus berjalan dan tidak merasa bahwa dirinya sudah tua. Selain itu, dia sepenuh hati mengajak orang-orang untuk berbuat baik. Setiap tetes donasi yang dikumpulkannya digunakan untuk menolong sesama. Dia berolahraga dengan cukup serta menjaga kemurnian pikiran dan kelapangan hatinya. Mengajak orang-orang berbuat baik, inilah rahasia kesehatannya.
Karena itu, saya ingin berkata kepada para Bodhisatwa lansia untuk tidak menyerah pada usia. Jika kita memiliki aktivitas, maka kesehatan kita akan terjaga. Kita bukan hanya harus menjaga kesehatan fisik, tetapi juga harus menjaga kesehatan dan kejernihan pikiran. Kita semua memahami hukum karma. Apa yang ditabur, itulah yang dituai. Jika ingin menuai buah yang baik, kita harus menabur benih yang baik. Untuk menabur benih yang baik, kita harus senantiasa berpikiran baik dan berbuat baik. Mungkin ada yang berpikir, “Kami sudah lansia, apa lagi yang bisa kami lakukan?” Kini, yang sangat penting adalah pelestarian lingkungan. Saya sangat bersyukur atas kesungguhan hati para relawan daur ulang. Setiap hari, kalian mendedikasikan diri untuk melakukan daur ulang. Bukan hanya melakukan daur ulang, kalian juga mengikuti kegiatan bedah buku. Ada tujuh tempat di Yilan yang digunakan untuk kegiatan bedah buku dan ada lima tempat yang digunakan untuk mendengar Dharma. Jadi,kalian tidak menyia-nyiakan waktu. Setelah mengumpulkan barang daur ulang, kalian memilahnya secara mendetail. Kini terjadi banyak bencana di seluruh dunia. Botol-botol plastik bisa diolah menjadi selimut yang sering kita kirimkan ke berbagai Negara sebagai barang bantuan bencana.
Kita bisa melihat Italia diguncang gempa bumi pada bulan Agustus. Insan Tzu Chi di Eropa berkumpul untuk menyurvei kondisi bencana di Italia. Lalu, relawan kita pulang untuk menyiapkan barang bantuan. Setelah melakukan persiapan, pada tanggal 17 Desember, relawan kita pergi ke Italia untuk membagikan barang bantuan. Kini cuaca di Italia sangat dingin. Karena itu, relawan kita membagikan selimut dan dana bantuan. Pembagian barang bantuan baru dilakukan di sana beberapa hari yang lalu. Kini penyaluran bantuan bencana selalu membutuhkan selimut. Selimut-selimut ini bisa diproduksi berkat para relawan yang mengumpulkan dan memilah barang-barang daur ulang. Selain selimut, kita juga memproduksi tempat tidur lipat. Tidur di lantai yang dingin sangat kasihan. Dengan adanya tempat tidur lipat, orang-orang bisa tidur di atasnya dan memanfaatkannya sebagai tempat duduk. Selimut dan tempat tidur lipat terbuat dari plastik yang diolah dari minyak bumi. Jika sampah plastik langsung dibuang, maka akan menimbulkan kerusakan besar bagi bumi karena tidak mudah terurai.
Beberapa tahun kemudian, manusia tak akan bisa bercocok tanam lagi karena bumi akan penuh dengan sampah plastik. Jika demikian, kita harus bagaimana? Beruntung, ada begitu banyak relawan daur ulang yang merawat bumi. Dengan melakukan daur ulang, kita juga bisa menyelamatkan sesama. Bodhisatwa sekalian, dengan cara inilah kita mengembangkan kekuatan cinta kasih. Kalian bersumbangsih dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih. Inilah yang kalian lakukan setiap hari. Berkat cinta kasih kalian, setiap orang bisa hidup sehat, aman, dan tenteram.
Bodhisatwa sekalian, ini berkat kekuatan cinta kasih kalian. Setiap orang memiliki fungsi masing-masing. Dokter dan perawat memiliki fungsi masing-masing. Relawan daur ulang juga memiliki fungsi sendiri. Fungsi relawan daur ulang adalah melindungi bumi dan mengasihi manusia. Bagaimana cara kita bersumbangsih? Dengan menjalankan fungsi masing-masing. Jangan meremehkan diri sendiri. Kita harus menggenggam waktu untuk bersumbangsih. Semakin banyak berbuat baik, maka semakin banyak berkah yang diciptakan. Saya berharap para Bodhisatwa di Yilan dapat menghimpun kekuatan cinta kasih agar wilayah ini semakin aman dan tenteram.
Menggenggam setiap detik dan menit untuk menghimpun cinta kasih universal
Seorang relawan berusia 101 tahun bersiteguh untuk berbuat baik
Menjaga kesehatan fisik dan batin untuk menabur benih kebajikan
Mengembangkan potensi
kebajikan untuk membina berkah dan kebijaksanaan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Desember 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 27 Desember 2016